Analisis statistik yang digunakan adalah uji independent t-test. Hal ini dikarenakan peneliti ingin membandingkan rata-rata dari dua kelompok.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh p 0.05 p = 0.00 yang menunjukkan adanya perbedaan kemampuan pemahaman bacaan yang signifikan
ditinjau dari kursus bahasa Inggris.
D. Pembahasan
Pemahaman bacaan adalah sebuah proses yang secara bersamaan menggali dan membangun makna melalui interaksi dan keterlibatan melalui bahasa tulis
Snow, 2002. Seseorang dapat memahami makna bacaan yang ada dalam suatu teks atau tulisan dengan membaca. Semakin sering seseorang membaca maka
akan secara otomatis dalam mengidentifikasi kata-kata yang dapat mempermudah dalam memahami makna bacaan tersebut.
Pada hasil utama penelitian ini diketahui bahwa hipotesis pertama diterima p = 0.159, dimana p 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
teknik bercerita yang berbeda terhadap pemahaman bacaan teks bahasa Inggris. Artinya adalah teknik membaca cerita dan teknik mendongeng memberikan
pengaruh yang sama terhadap kemampuan pemahaman bacaan teks bahasa Inggris. Hal ini sejalan dengan hasil penilitian Henry 1993 yang mengatakan
bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan antara teknik mendongeng dan teknik membaca. Jika dianalisis berdasarkan nilai rata-rata, diketahui bahwa hasil
rata-rata kemampuan pemahaman bacaan teks bahasa Inggris pada kelompok dengan teknik mendongeng x = 8.734 lebih tinggi namun tidak berbeda secara
Universitas Sumatera Utara
signifikan dibandingkan dengan teknik membaca x = 7.808. Kedua teknik bercerita ini tidak berbeda secara signifikan karena kemampuan pemahaman
bacaan pada kedua kelompok masih pada kategori yang sama, yaitu sedang. Hal ini bisa terjadi karena si pendongeng pada teknik mendongeng bukanlah orang
yang ahli. Berdasarkan observasi peneliti, pendongeng kurang melakukan intonasi dan gerakan yang luwes seperti karakteristik dari teknik mendongeng sehingga
imajinasi siswa tidak berperan pada saat proses bercerita berlangsung. Hasil penelitian pada hipotesis kedua juga menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh latar belakang etnis Batak Toba dan Tionghoa terhadap kemampuan pemahaman bacaan p = 0.053, dimana p 0.05. Artinya adalah etnis Batak Toba
dan etnis Tionghoa memiliki pengaruh yang sama terhadap kemampuan pemahaman bacaan. Jika dilihat dari hasil nilai rata-rata menunjukkan bahwa
kemampuan pemahaman bacaan pada siswa etnis Tionghoa x= 8.909 lebih tinggi dibandingkan siswa etnis Batak Toba x = 7.633. Kedua nilai rata-rata ini
tidak berbeda secara signifikan karena siswa pada kedua etnis memliki kemampuan pemahaman bacaan pada kategorisasi sedang. Hal ini bisa terjadi
karena sebagian subjek yang digunakan adalah etnis campuran. Siswa etnis Tionghoa ataupun etnis Batak Toba yang digunakan tidak semuanya berasal dari
etnis yang murni dari Batak Toba ataupun Tionghoa. Hasil pengujian terhadap hipotesis ketiga, diperoleh bahwa tidak ada
pengaruh interaksi antara teknik bercerita membaca dan mendongeng dan latar belakang etnis Batak Toba dan Tionghoa terhadap kemampuan pemahaman
bacaan teks bahasa Inggris p = 0.184, dimana p 0.05. Sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa tidak ada efek interaksi dari kedua variabel independen, yaitu teknik bercerita dan latar belakang etnis yang berbeda, terhadap variabel
tergantung, yaitu kemampuan pemahaman bacaan.
Gambar 2. Grafik Rata-Rata Kemampuan Pemahaman Bacaan
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kemampuan pemahaman bacaan pada kelompok yang memperoleh teknik
membaca cerita pada siswa etnis Batak Toba x = 6.733 menunjukkan nilai rata- rata yang jauh berbeda dengan teknik membaca cerita pada siswa etnis Tionghoa
x= 8.883. Sedangkan hasil nilai rata-rata kemampuan pemahaman bacaan pada kelompok dengan teknik mendongeng pada siswa etnis Batak Toba x = 8.533
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda pada kelompok dengan teknik mendongeng pada siswa etnis Tionghoa x = 8.935.
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan yang dapat diambil adalah kemampuan pemahaman bacaan pada siswa etnis Tionghoa sudah cukup tinggi dibandingkan siswa etnis Batak
Toba pada teknik membaca cerita meskipun keduanya berada pada kategorisasi sedang. Ketika teknik mendongeng dilakukan, terlihat bahwa siswa pada etnis
Batak Toba mengalami peningkatan yang cukup drastis pada kemampuan bacaan teks bahasa Inggris, sedangkan pada siswa etnis Tionghoa peningkatan
kemampuan pemahaman bacaan teks bahasa Inggris tidak terlalu drastis.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari jawaban-jawaban pada permasalahan penelitian beserta saran-saran bagi peneliti selanjutnya yang ingin
memperdalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berikut ini beberapa kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi data penelitian, antara lain:
1. Tidak ada pengaruh teknik bercerita terhadap kemampuan pemahaman bacaan teks bahasa Inggris. Teknik membaca cerita ataupun teknik
mendongeng tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam mempengaruhi kemampuan pemahaman bacaan teks bahasa Inggris.
2. Tidak ada pengaruh latar belakang etnis terhadap kemampuan pemahaman bacaan teks bahasa Inggris. Etnis Batak Toba maupun etnis
Tionghoa tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam mempengaruhi kemampuan pemahaman bacaan.
3. Tidak ada pengaruh interaksi antara teknik bercerita dan latar belakang etnis terhadap pemahaman bacaan.
4. Berdasarkan hasil analisis tambahan diperoleh hasil bahwa: a. Tidak dapat perbedaan kemampuan pemahaman bacaan teks bahasa
Inggris pada jenis kelamin yang berbeda perempuan dan laki-laki.
Universitas Sumatera Utara