E. Anak Sekolah Dasar
1. Definisi Anak Sekolah Dasar
Anak Sekolah Dasar berada pada tahap late childhood masa kanak-kanak akhir. Masa kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba
saatnya individu menjadi matang secara seksual dalam Hurlock, 1992. Masa ini ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan
penyesuaian sosial anak. Awal masa kanak-kanak akhir ditandai dengan masuknya anak ke kelas
satu, usia ini merupakan usia wajib sekolah bagi anak-anak di Indonesia. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupan
anak, dimana anak-anak harus menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru dari kelas. Peristiwa masuknya anak ke kelas satu dapat mengakibatkan
perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku dalam Hurlock, 1992. Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi
perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan
anak mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja dalam Hurlock, 1992. Perubahan fisik yang terjadi dapat menimbulkan
keadaan ketidakseimbangan dimana pola kehidupan yang sudah terbiasa menjadi terganggu dan anak selama beberapa saat merasa terganggu sampai tercapainya
penyesuaian diri terhadap perubahan ini.
Universitas Sumatera Utara
2. Kemampuan Kognitif Pada Anak SD
Mengacu pada Piaget, pada usia 7 tahun, seorang anak memasuki tahap operasional kongkret. Anak dapat berpikir lebih logis daripada sebelumnya karena
pada saat ini mereka dapat mengambil berbagai aspek dari situasi tersebut ke dalam pertimbangan. Mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
konsep spasial, kausalitas, kategorisasi, penalaran konduktif atau induktif, dan konversasi dalam Papalia, 2008.
Pada masa ini, terdapat peningkatan pesat dalam pengertian dan ketepatan konsep yang disebabkan oleh meningkatnya inteligensi dan meningkatnya
kesempatan belajar dalam Hurlock, 1992. Pada masa ini juga sering disebut sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi, yaitu suatu masa dimana anak
membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses dalam Hurlock, 1992.
Menurut Matlin 2005, ada empat tahap dalam perkembangan bahasa anak yaitu:
a. Words
Pada masa anak-anak, produksi kata meningkat sangat pesat. Pertumbuhan kosakata anak-anak sangat cepat jika orang tua sering membacakan sesuatu
kepada si anak dan jika orang tua sering berbicara tentang kegiatan yang mereka lakukan dengan anak. Pemahaman kata-kata anak juga meningkat dengan pesat.
Anak-anak juga dapat belajar arti dari beberapa kata dengan sengaja mendengar percakapan orang lain. Secara umum, anak-anak dapat memahami kata-kata lebih
dari yang mereka hasilkan. Kemampuan memori anak-anak juga meningkat
Universitas Sumatera Utara
dengan cepat selama periode ini, yang dapat meningkatkan produksi baik bahasa dan pemahaman bahasa mereka.
b. Morphology
Pada awalnya, anak menggunakan bentuk sederhana dari sebuah kata dalam setiap konteks. Namun, mereka segera mulai menguasai cara menambahkan
akhiran pada morfem unit dasar dari makna, yang mencakup akhiran seperti -s atau-ed, serta kata-kata sederhana. Setelah anak belajar banyak kata jamak
dengan teratur dan bentuk kata masa lalu, mereka melanjutkannya ke pemahaman morfem.
c. Syntax
Sintaks adalah aturan gramatikal yang mengatur kata-kata agar dapat dikombinasikan menjadi kalimat. Pada periode ini, anak-anak berjuang
membentuk sintaks. Tingkat mereka menggabungkan kata-kata yang awalnya lambat, namun meningkat pesat setelah usia 2 tahun. Faktor lain yang mungkin
berkontribusi terhadap peningkatan pesat dalam kombinasi kata adalah berkembangnya kapasitas memori kerja.
d. Pragmatics
Anak-anak harus belajar apa yang harus dikatakan dan tidak harus dikatakan dalam keadaan tertentu. Mereka juga perlu memahami bahwa mereka harus
menggunakan gaya bahasa yang berbeda ketika berbicara dengan orang tua, guru, teman sebaya, dan anak-anak muda. Mereka harus belajar bahwa dua pembicara
perlu berkoordinasi dalam percakapan dengan berbicara dan menjadi pendengar yang responsif secara bergantian.
Universitas Sumatera Utara
F. Pengaruh Teknik Bercerita dan Latar Belakang Etnis terhadap