28 kebijakan yang diambilnya lebih banyak menguntungkan raja dan keluarganya.
Raja dan keluarganya hidup bermewahan, sedangkan rakyatnya hidup sengsara. Tindakan penguasa tersebut menimbulkan reaksi dari rakyat. Reaksi yang
timbul, misalnya pemberontakan. Akibat pemberontakan tersebut, kekuasaan raja berakhir, diganti oleh sebuah dinasti baru. Bahkan yang paling mengerikan
ada raja yang diganti tersebut dihukum oleh rakyatnya dengan hukuman yang mengerikan. Nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah bahwa kita
harus berbuat adil. Apabila kita tidak berbuat adil, akan menimbulkan balasan kelak yang dapat menyengsarakan kita.
Kebijakan raja atau penguasa sebagaimana telah dicontohkan di atas, dapat pula mengandung nilai-nilai kejujuran. Pada umumnya penguasa yang
menindas merupakan cerminan dari seorang penguasa yang tidak jujur. Dia menunjukkan berbagai kebohongan, mengeluarkan pernyataan-pernyataan
kepada rakyat seolah-olah tindakannya benar. Padahal dibalik pernyataannya tersebut banyak mengandung ketidakjujuran. Rakyat dibohongi oleh berbagai
pernyataannya. Bahkan kebohongan bisa semakin meluas, tidak hanya dilakukan oleh raja, tetapi dilakukan pula oleh aparat kerajaan dan keluarganya. Mereka
memberikan kesan bahwa kerajaannya merupakan kerajaan yang mementingkan dan memperhatikan rakyatnya. Padahal kenyataannya tidak, yang terjadi
sebaliknya. Raja, pejabat kerajaan, dan keluarganya lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan rakyatnya. Fenomena sejarah kerajaan seperti
ini, biasanya kerajaan itu berakhir dengan keadaan yang tragis. Sebagai akibat munculnya pemberontakan rakyat. Hal ini, bagi kita harus menjadi pelajaran.
Apabila kita tidak berbuat jujur maka akan mencelakakan kita sendiri kelak.
Keberanian merupakan suatu modal untuk mencapai kemajuan. Dalam sejarah, kita banyak belajar bagaimana bangsa yang memiliki keberanian
dapat menjadi bangsa yang maju. Keberanian yang dimaksud di sini adalah keberanian dalam memperjuangkan cita-cita yang positif. Misalnya, sejarah
bangsa Jepang memberikan suatu nilai bagaimana bangsa Jepang dapat menjadi maju seperti saat ini disebabkan oleh nilai-nilai keberanian. Bangsa Jepang
dikenal sebagai bangsa yang memiliki nilai atau etos kerja yang tinggi. Nilai- nilai tersebut terbentuk melalui proses perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Nilai-nilai keberanian yang tercermin dalam kelompok Samurai Jepang, kemudian diimplementasikan dalam industrialisasi sehingga tercapai sebuah modernisasi.
Modernisasi yang dicapai oleh Jepang berakar dari tradisi Jepang.
Perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan, banyak mengandung nilai rela berkorban. Mereka berjuang melawan penjajah bukan untuk
kepentingannya sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. Banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam melawan penjajah,
misalnya mereka dipenjara, dibuang ke daerah lain, diasingkan dari pergaulan masyarakatnya. Sebagai contoh, Pangeran Diponegoro pernah dibuang ke
29 Manado dan Makasar. Para tokoh pergerakan banyak yang dibuang ke Boven
Digul daerah Papua sekarang. Boven Digul adalah suatu tempat yang terletak di pedalaman Papua dulu Irian Jaya. Untuk sampai ke daerah ini, harus
melalui jalan air yaitu menggunakan kapal. Daerah Boven Digul merupakan daerah rawan penyakit malaria. Banyak para pejuang yang terkena penyakit
malaria.Walaupun para pejuang tersebut diperlakukan oleh penjajah dengan perlakukan yang buruk, tidak membuat sikap mereka berubah terhadap penjajah.
Sikap rela berkorban yang ditunjukkan oleh para pejuang tersebut patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai edukatif yang kita pegang dari nilai-nilai sejarah, tidaklah berarti kita harus mengkultuskan masa lalu. Kita tetap saja harus bersikap kritis
terhadap peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Sikap kekritisan itulah justru yang dapat mendorong kita untuk mengambil nilai-nilai apa yang dapat kita
kembangkan dalam konteks kehidupan saat ini. Janganlah sampai kita melupakan sejarah. Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah
bangsa yang menghormati sejarahnya. Masa lalu harus menjadi pelajaran dalam menatap hari esok yang lebih baik. Sejarah adalah guru kehidupan,
sebagaimana pepatah yang menyatakan “Historia magistra vitae”.
2. Bersifat inspiratif
Sejarah banyak menghasilkan berbagai karya, baik karya seni maupun karya sastra. Karya-karya tersebut banyak memberikan inspirasi bagi seniman
untuk berkreasi dalam menciptakan karya-karyanya. Bahkan karya-karya seni pada masa lalu tidak sedikit yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi,
sulit untuk dicapainya pada zaman sekarang. Karya seni tersebut dapat menjadi suatu peradaban. Di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan yang
memiliki karya seni yang bernilai tinggi. Misalnya candi-candi yang dibangun oleh para raja.
Karya seni pada masa lalu di samping memiliki nilai seni yang tinggi juga menunjukkan kemampuan teknologi yang sudah maju pada zamannya.
Misalnya, Candi Borobudur merupakan sebuah bangunan monumental yang memiliki nilai seni sangat tinggi. Kamu dapat membayangkan bagaimana
masyarakat saat itu menumpukkan batu-batu dengan tidak dilem pakai semen seperti sekarang ini dapat berdiri dengan megah hingga ratusan tahun. Hal
ini menunjukkan bagaimana teknologi pembangunan mereka saat itu begitu tinggi. Relief-relief yang diukir begitu rapinya pada tumpukan batu-batu.
Kemampuan teknologi bangunan dalam Candi Borobudur dapat memberikan inspirasi bagi para ahli bangunan bagaimana membuat bangunan yang lebih
kokoh. Bahkan relief-relief yang ada di Candi Borobudur pun dapat memberikan inspirasi bagi pengembangan seni rupa.
30 Kreasi seni masa lalu tidak identik dengan ketinggalan zaman. Karya
seni masa lalu banyak memberikan kreasi bagi para ahli seni saat ini dalam mengembangkan karyanya. Perkembangan seni mode saat ini misalnya, banyak
diwarnai oleh inspirasi karya seni masa lalu. Para kreator seni memadukan model masa lalu dengan masa sekarang. Misalnya dalam seni mode berpakaian
atau busana. Busana-busana yang dikreasi saat ini banyak mendapatkan inspirasi dari karya masa lalu. Sehingga ketika busana itu ditampilkan menjadi lebih
menarik.
Bagitu pula halnya dalam seni bangunan. Para kreator seni bangunan banyak mengkreasi model-model seni bangunan masa lalu dengan masa sekarang.
Kita sering melihat adanya restoran-restoran, hotel-hotel, dan tempat-tempat hiburan menyajikan bentuk bangunan fisik yang menampilkan keindahan model
masa lalu. Bahkan bukan hanya bangunannya saja yang dikreasi, termasuk juga alat-alat yang digunakan. Misalnya kursi, meja, alat makanan, dinding,
dan lain-lain. Kreasi masa lalu yang ditampilkan dengan konteks masa kini membuat bangunan itu menjadi indah.
Gambar 1.5 Relief Candi Borobudur yang merupakan peninggalan sejarah dapat
memberikan inspirasi bagi perkembangan seni rupa di Indonesia
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Jilid 2, halaman 519
Dalam konteks berbangsa, kebesaran masa lalu bukan untuk dikultuskan, tetapi harus memberikan inspirasi semangat masa kini bagaimana kita harus
menjadi bangsa yang besar. Kebesaran bangsa Indonesia bukan hanya besar dalam jumlah penduduknya, tetapi kebesaran yang ditandai sebagai bangsa
yang diperhitungkan dan dihormati oleh bangsa lain. Sejarah mencatat di Indonesia pernah lahir kerajaan-kerajaan besar yang menjadi ciri kejayaan
masa lalu bangsa Indonesia. Sebagai contoh, Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang diperhitungkan ketika berinteraksi dengan bangsa
lain seperti bangsa India dan Cina, dua bangsa yang pada masa itu dianggap memiliki peradaban yang sudah maju.
31 Kebesaran masa lalu bangsa Indonesia harus memberikan inspirasi bagaimana
kita dapat menjadi bangsa yang maju dan bangsa yang disegani oleh bangsa lain. Untuk menjadi bangsa yang maju, sudah barang tentu harus memiliki
nilai-nilai yang mendukung terhadap terbentuknya bangsa yang maju. Nilai- nilai tersebut misalnya nasionalisme, etos kerja yang tinggi, penegak hukum
yang konsisten, inovatif, kreatif, dan lain-lain. Apa yang dilakukan oleh kerajaan- kerajaan besar pada masa lalu harus dilihat nilai-nilai positif dari mereka.
Kemajuan hanya dapat dicapai dengan kerja keras sendiri, bukan ditentukan oleh bangsa lain.
3. Bersifat instruktif
Instruktif secara harfiah dapat diartikan pengajaran. Pengajaran dalam konteks di sini memberikan arti keterampilan yang diperoleh dari pengajaran
sejarah. Keterampilan tersebut, baik berupa keterampilan berpikir maupun keterampilan yang bersifat fisik. Keterampilan berpikir adalah keterampilan
yang bersifat kognitif. Hal ini dapat diperoleh melalui pengkajian terhadap materi sejarah. Adapun keterampilan yang bersifat fisik lebih banyak diperlihatkan
dalam bentuk unjuk kerja.
Sejarah sebagai ilmu pada dasarnya memberikan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat teoretis. Sifat teoretis dapat berupa pemahaman terhadap konsep-
konsep atau generalisasi-genaralisasi yang dikaji dari peristiwa sejarah yang dipelajarinya. Konsep-konsep yang ada dalam ilmu sejarah misalnya, berpikir
sebab akibat atau kausalitas, kronologis, perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan. Dalam melihat atau mengamati kehidupan sehari-hari, dapat
menggunakan konsep-konsep tersebut.
Dua hal yang memiliki hubungan dapat menjadi pengembangan berpikir kausalitas. Misalnya, mengapa di daerah tersebut banyak terjadi konflik?
Berbagai analisis dapat dikembangkan dalam melihat penyebab konflik. Sebab- sebab konflik dapat dihubungkan dengan kebijakan pemerintahan setempat,
kondisi perekonomian masyarakat, hubungan antarkelompok masyarakat, letak geografis tempat konflik, dan lain-lain. Dengan ditemukannya sebab
akibat dari konflik tersebut, diharapkan kemampuan berpikir kausalitas ini dapat memberikan tuntunan dalam memecahkan masalah agar konflik tidak
terjadi lagi.
Berpikir kronologis dapat diartikan berpikir yang bersifat runut atau tersusun berdasarkan urutan waktu. Hal ini dapat dilakukan dalam mengungkap suatu
kejadian, misalnya kecelakaan. Untuk mengungkap mengapa terjadi kecelakaan, biasanya polisi mencari bukti-bukti yang menjadi penyebab kecelakaaan.
Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, maka kronologi kejadian kecelakaan tersebut dapat diceritakan atau diungkap. Kronologi kecelakaan tersebut,