104 didirikannya, yaitu Sekolah Taman Siswa. Sekolah ini memberikan peran
sejarah yang cukup penting dan sampai sekarang sekolah ini masih tetap ada. Sosialisme Cokroaminoto merupakan bentuk reaksi terhadap komunisme
yang waktu itu masuk ke dalam tubuh Syarekat Islam. Gagasan nasionalisme Cokroaminoto berakar dari nilai-nilai agama Islam. Ekonomi kerakyatan yang
dimaksud oleh Mohammad Hatta dan cocok dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia adalah koperasi, karena dalam diri bangsa Indonesia terdapat nilai
kekeluargaan yang merupakan ciri dari koperasi.
D. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH LISAN
Sebagaimana telah dikemukakan, sejarah lisan adalah pencarian sumber-sumber yang
berdasarkan pada sumber lisan atau disebut dengan oral history. Metode sejarah lisan
sesungguhnya sudah lama digunakan. Orang yang pertama kali menggunakan metode ini
adalah Herodotus sejarawan Yunani yang pertama. Dia mengembara ke tempat-tempat
yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan. Selain Herodotus, terdapat pula orang Yunani, yaitu Thucydides. Untuk mengetahui sejarah perang
Poloponesa, dia mencari kisah kesaksian langsung para prajurit yang ikut dalam perang.
Penggunaaan sejarah lisan di Indonesia, sebenarnya juga sudah lama dilakukan. Hal ini dapat dilihat dalam historiografi tradisional. Ciri adanya
penggunaan sejarah lisan yaitu adanya kalimat seperti “Kata Sahibul Hikayat”, atau “Menurut yang empunya cerita”, dan sebagainya. Kalimat tersebut
mengandung arti bahwa penulis historiografi tradisional mengumpulkan sumber- sumber melalui sumber lisan.
Sejarah lisan menjadi suatu metode mengalami perkembangan. Metode ini kembali dilihat oleh para ahli terutama di Amerika Serikat pada abad
ke-20. Penggunaan sejarah lisan mulai diperhatikan kembali oleh para sejarawan karena adanya kekhawatiran orang-orang yang masih hidup dan menyaksikan
peristiwa akan meninggal, sedangkan mereka sendiri tidak membuat catatan- catatan tertulis. Memori yang dimiliki oleh para saksi peristiwa tersebut merupakan
sumber informasi yang berharga.
Kegiatan 3.4
Buatlah dalam sebuah tabel mengenai perbedaan dan persamaan dari masing- masing jenis penulisan sejarah sebagaimana telah dibahas dalam bab ini.
Kata-kata kunci
• prinsip penelitian se- jarah lisan
• informan • wawancara
105 Sejarah lisan dalam pelaksanaannya sebagai suatu metode yang modern
dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1930-an. Para ahli pada saat itu menggunakan penelitian dengan metode lisan untuk melihat kenangan bekas
para budak hitam. Penelitian yang dilakukan para ahli ini kemudian mengalami perkembangan. Sumber lisan yang dikumpulkan, tidak hanya dari orang-orang
besar saja atau para tokoh, tetapi orang-orang kecil pun mereka wawancarai bahkan orang-orang yang buta huruf. Orang-orang ini sangat sulit mewariskan
sumber-sumber tertulis.
Hal terpenting dari sejarah lisan adalah untuk mencari informasi-informasi yang luput atau lolos dari sumber tertulis. Banyak pembicaraan yang tidak
terekam dalam sumber tertulis. Penemuan-penemuan teknologi memberikan bantuan penting terhadap metode sejarah lisan, misalnya telepon. Barangkali
ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang berangkat dari pembicaraan- pembicaraan telepon dan tidak tercatat dalam arsip resmi. Pembicaraan-
pembicaraan ini, kalau terekam, tentu akan menjadi sumber lisan yang berharga. Perkembangan teknologi sangat menunjang terhadap perkembangan sejarah
lisan. Penemuan teknologi tersebut seperti ditemukannya alat perekam phonograph pada tahun 1877. Perkembangan alat perekam pada tahun
1960, dengan ditemukannya tape recorder, semakin memudahkan untuk menyimpan data atau sumber lisan.
Ada beberapa hal atau prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian sejarah lisan, yaitu sebagai berikut.
1. Perencanaan wawancara
Perencanaan yang baik akan menghasilkan pengumpulan sumber lisan yang sangat baik. Oleh sebab itu, perencanaan wawancara harus benar-benar
diperhatikan oleh orang-orang yang akan melaksanakan wawancara lisan. Langkah pertama dalam perencanaan adalah menetapkan orang yang akan
kita wawancarai. Agar wawancara itu berjalan dengan lancar sebaiknya sebelum wawancara itu dilaksanakan kita mempelajari latar belakang dari orang tersebut.
Selain itu seorang pewancara harus menguasai materi yang akan ditanyakan. Untuk menguasai materi yang akan ditanyakan, sebaiknya pewancara terlebih
dahulu membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan materi pembicaraan. Kedua, sebelum kita melakukan wawancara langsung, sebaiknya orang yang
akan kita wawancarai dihubungi terlebih dahulu dan mengadakan perjanjian kapan wawancara itu dilakukan. Langkah ketiga ialah menetapkan pertanyaan-
pertanyaan yang akan kita tanyakan. Sebaiknya kita membuat daftar pertanyaan dan pertanyaan yang kita ajukan bukan pertanyaan yang menghendaki jawaban
berupa “ya” atau “tidak”. Jadi, yang ditanya hendaknya “Mengapa?”, “Bagaimana?”, “Di mana”. Jenis pertanyaan ini untuk menghindari jawaban
“ya”, atau “tidak”. Kalau kita mendapatkan jawaban “ya”, atau “tidak”, maka