167 pada peta dewasa ini, maka sungai tersebut mengaliri tiga wilayah yaitu
Kashmir, India, dan Pakistan. Sisa peradaban Lembah Sungai Indus ditemukan peninggalannya di dua kota, yaitu Mohenjodaro dan Harappa. Penghuninya
dikenal dengan suku bangsa Dravida dengan ciri-ciri tubuh pendek, hidung pesek, rambut keriting hitam, dan kulit berwarna hitam.
Penemuan arkeologis di Mo- henjodaro-Harappa mulai terjadi ketika
para pekerja sedang memasang rel kereta api dari Karachi ke Punjab pada
pertengahan abad ke-19. Pada waktu itu, ditemukan benda-benda kuno yang
sangat menarik perhatian Jenderal Cunningham, yang kemudian diangkat
sebagai Direktur Jendral Arkeologi di India. Sejak saat itu, maka dimulailah
penggalian-penggalian secara lebih intensif di daerah Mohenjodaro-
Harappa.
Gambar 5.7 Peta India
Sumber: Atlas Sejarah, Muhammad Yamin, 1956, halaman 28
Gambar 5.8 Situs tempat penemuan peradaban
di Harappa
Sumber: http:images.google.co.id
168
1. Keadaan sosial budaya
Penggalian-penggalian di situs Mohenjodaro-Harappa, mengungkapkan bahwa pendukung peradaban ini telah memiliki tingkat peradaban yang
tinggi. Dari bukti-bukti peninggalan yang didapat, kita memperoleh gambaran bahwa penduduk Mohenjodaro-Harappa telah mengenal adat istiadat dan
telah mempunyai kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Misalnya, banyak ditemukan amulet-amulet atau benda-benda kecil sebagai azimat yang berlubang-
lubang, diasumsikan digunakan sebagai kalung. Lalu, ditemukan juga materai yang terbuat dari tanah liat, yang kebanyakan memuat tulisan-tulisan pendek
dalam huruf piktograf, yaitu tulisan yang bentuknya seperti gambar. Sayangnya, huruf-huruf ini sampai sekarang belum bisa dibaca, sehingga misteri yang
ada di balik itu semua belum terungkap.
Benda-benda lain yang ditemukan di kawasan Mohenjodaro-Harappa adalah bermacam-macam periuk belanga yang sudah dibuat dengan teknik
tuang yang tinggi. Selain itu ditemukan juga benda-benda yang terbuat dari porselin Tiongkok yang diduga digunakan sebagai gelang, patung-patung
kecil, dan lain-lain.
Dari hasil penggalian benda, dapat diasumsikan bahwa teknik menuang logam yang telah mereka lakukan sudah tinggi. Mereka dapat membuat
piala-piala emas. Mereka dapat membuat piala-piala emas, perak, timah hitam, tembaga, maupun perunggu. Penduduk Mohenjodaro-Harappa sudah
mampu membuat perkakas hidup berupa benda tajam yang dibuat dengan baik. Namun, senjata seperti tombak, ujung anak panah, ataupun pedang,
sangat rendah mutu buatannya. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk Mohenjodaro-Harappa merupakan orang-orang yang cinta damai, atau dengan
kata lain tidak suka berperang. Pada masa ini pula, diduga masyarakat Mohenjodaro-Harappa telah mengenal hiburan berupa tari-tarian yang diiringi
genderang. Di tempat penggalian ini juga ditemukan alat-alat permainan berupa papan bertanda serta kepingan-kepingan lain.
Masyarakat Mohenjodaro-Harappa telah mempunyai tata kota yang sangat baik. Masyarakat pendukung kebudayaan ini juga dikenal mempunyai
sistem sanitasi yang amat baik. Mereka mempunyai tempat pemandian umum, yang dilengkapi dengan saluran air dan tangki air di atas perbentengan
jalan-jalan utama.
2. Perkembangan kepercayaan
Masyarakat Lembah Sungai Indus telah mengenal cara penguburan jenazah, tetapi, hal ini disesuaikan dengan tradisi suku bangsanya. Di Mohenjodaro
contohnya, masyarakatnya melakukan pembakaran jenazah. Asumsi ini didapat karena pada letak penggalian Kota Mohenjodaro tidak terdapat kuburan.