89 Dalam prakteknya, sesungguhnya tahapan-tahapan penelitian sejarah tidaklah
kaku. Artinya, kita tidak seharusnya mengikuti tahapan-tahapan awal baru berikutnya. Kita dapat melakukan tahapan tersebut secara bersamaan, misalnya
ketika kita sedang melakukan kritik sesungguhnya kita pun sudah melakukan interpretasi. Karena pada saat itu, kita sudah bisa menentukan mana sumber
sejarah yang cocok dengan topik penelitian. Begitu pula ketika kita sedang melakukan interpretasi, kita sendiri sudah melakukan penulisan. Sebab, ketika
kita melakukan penulisan, pada dasarnya kita pun sedang memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah yang digunakan.
B. SUMBER SEJARAH
Apakah yang disebut dengan sumber sejarah? Sumber sejarah adalah sesuatu yang
secara langsung atau tidak langsung me- nyampaikan kepada kita tentang sesuatu
kenyataan pada masa lalu. Suatu sumber sejarah mungkin merupakan suatu hasil aktivitas
manusia yang memberikan informasi tentang kehidupan manusia. Bagi sejarawan, sumber
sejarah ini merupakan alat, bukan tujuan akhir. Adanya sumber sejarah merupakan bukti dan
fakta adanya kenyataan sejarah. Dengan sumber sejarah inilah, sejarawan dapat mengetahui kenyataan sejarah. Tanpa
adanya sumber, sejarawan tidak akan bisa berbicara apa-apa tentang masa lalu; begitu pula tanpa sentuhan sejarawan, sumber sejarah pun belum bisa
banyak bicara apa-apa. Sumber sejarah sendiri bukanlah sejarah. Sejarah itu ada karena konstruksi dari sejarawan terhadap sumber sejarah.
Dilihat dari sifatnya, sumber sejarah dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Apabila dilihat dari
bentuknya, maka terdapat sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber dalam wujud benda fisik atau artefak. Sumber primer dapat berupa orang yang
langsung menyaksikan kejadian suatu peristiwa atau catatan yang dibuat pada zamannya dengan bentuk tulisan, isi, dan bahan yang sezaman. Tetapi apabila
orang yang tidak langsung menyaksikan suatu peristiwa tetapi ia mengetahuinya,
Kegiatan 3.1
Buatlah suatu tulisan cerita sejarah keluargamu dengan menggunakan langkah- langkah dalam penelitian sejarah.
Kata-kata kunci
• sumber sejarah • sumber tertulis
• arsip • oral history
• sumber lisan • wawancara
• saksi
90 maka termasuk sumber sekunder. Sumber sekunder dalam bentuk tertulis
dapat berupa catatan tertulis yang bentuk tulisan dan bahannya tidak sezaman. Untuk memudahkan perbedaan sumber primer dan sekunder, baiklah
berikut ini diberikan contoh. Misalnya kita ingin melihat bagaimana kehidupan petani di suatu desa pada tahun 1945-1950. Untuk menulis tema tersebut,
kita mencari arsip. Misalnya kita menemukan arsip tentang jumlah petani di desa tersebut pada tahun 1945-1950. Arsip yang kita temukan, ternyata
ditulis dengan ketikan komputer dan dibuat di atas kertas HVS. Jelas bahwa sumber tersebut bukanlah sumber primer, karena bentuk ketikan yang digunakan
tidak sezaman. Pada tahun 1945-1950 belum ada komputer. Jika data dalam sumber itu benar, maka dapat dimasukkan ke dalam sumber sekunder.
Dalam sumber lisan pun kita dapat membedakan sumber primer dan sekunder. Misalnya kita akan menulis pertempuran melawan Belanda di suatu
kota pada masa revolusi. Untuk menulis peristiwa tersebut, kita mewawancarai orang yang pernah terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Kita menemukan
misalnya seorang tentara yang sekarang sudah purnawirawan dan pernah ikut bertempur dalam peristiwa itu. Perwira yang kita wawancarai itu bisa
dikatakan sebagai sumber primer. Apabila kita mewawancari anak perwira tersebut, dan anaknya tidak terlibat dalam peristiwa tersebut, tetapi mengetahuinya
mungkin dari cerita ayahnya, maka anak perwira tersebut dapat dikategorikan ke dalam sumber sekunder.
1. Sumber tertulis
Penggunaan sumber tertulis dalam penelitian sejarah amatlah penting. Biasanya sumber tertulis dapat memberikan informasi aspek-aspek yang
akan kita teliti, misalnya aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan lain- lain. Dilihat dari segi bentuknya, sumber tertulis dapat berbentuk tulisan
yang tercetak dan tulisan yang masih ditulis tangan atau manuskrip.
Ada beberapa contoh sumber tertulis yang dapat dijadikan sumber penelitian sejarah, yaitu sebagai berikut.
a. Laporan-laporan
Laporan yang lengkap akan banyak memberikan informasi yang penting bagi penelitian sejarah. Kita dapat menggunakan laporan, baik yang dibuat
oleh lembaga resmi pemerintah maupun nonpemerintah. Biasanya, laporan dibuat setiap akhir tahun, sehingga dikenal sebagai laporan tahunan. Dalam
laporan ini, biasanya lebih banyak berisi tentang data-data kuantitatif atau angka-angka, misalnya data angka jumlah penduduk, jumlah jenis-jenis
pekerjaannya, angka kesehatan masyarakat, jumlah luas tanah, dan lain-lain. Dari angka-angka yang ada itu, kita bisa melihat bagaimana pasang surutnya
91 perkembangan penduduk. Biasanya dalam laporan resmi tidak begitu banyak
penjelasan terhadap angka-angka tersebut, misalnya mengapa pada tahun- tahun tertentu pendapatan petani naik dan pada tahun-tahun tertentu juga
pendapatan petani menurun. Dengan tidak lengkapnya penjelasan tersebut, memaksa kita untuk mencarinya dari sumber lain seperti notulen rapat, surat-
surat, catatan pribadi, dan sumber-sumber pendukung lainnya.
Gambar 3.1 Contoh laporan data perkebunan-perkebunan swasta di Jawa Barat
tahun 1870 yang dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda
Sumber: Regerings Almanak voor Nederlandsch-Indie, 1870, halaman 229
Dalam membaca laporan-laporan pemerintah, kita harus lebih kritis. Sebab, biasanya terdapat laporan-laporan yang dibuat tidak berdasarkan data yang
nyata di lapangan. Hal ini terjadi karena si pembuat laporan merasa malas untuk mengecek atau melihat ke lapangan atau membuat laporan asal jadi.
Oleh sebab itulah, kita perlu melakukan cek silang dengan sumber-sumber lainnya.
Adapun laporan nonpemerintah, misalnya laporan perusahaan. Apabila kita ingin membuat sejarah suatu perusahaan, laporan tahunan perusahaan
itu merupakan salah satu sumber yang berarti. Tiap tahun misalnya perusahaan membuat laporan keuangan, berapa keuntungan yang diperoleh, atau rugi
yang diderita, berapa jumlah karyawan, dan laporan-laporan lainnya. Dengan adanya laporan tahunan perusahaan, kita akan mengetahui bagaimana
perkembangan perusahaan dalam periode tertentu.
b. Notulen rapat
Hal-hal yang menjadi materi pembicaraan rapat biasanya dicatat oleh salah seorang petugas. Catatan tersebut disebut notulen rapat. Notulen