Pemilihan topik LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH

80 Kelima, pertanyaan berikutnya yaitu mengapa why. Pertanyaan ini lebih bersifat analitis dan mendalam. Dengan contoh tema penulisan tentang perubahan sosial desa 1950-1955, pertanyaan mengapa dapat menyangkut mengapa pada tahun tersebut terjadi perubahan sosial? Perubahan sosial ini bisa dilihat dari berbagai ciri, misalkan status pekerjaan, pemilikan tanah, pendidikan, dan lain-lain. Perubahan pada status pekerjaan misalnya perubahan dari petani menjadi buruh bangunan, menjadi buruh perkebunan, menjadi buruh pabrik, dan perubahan ke arah pekerjaan-pekerjaan lainnya. Perubahan pemilikan tanah bisa dilihat, misalnya adanya pemilikan lahan yang semakin sempit atau pemindahan pemilikan dari penduduk setempat ke orang lain atau orang di luar desanya. Perubahan sosial dalam pendidikan, misalnya terjadi peningkatan masyarakat yang terlibat langsung dalam pendidikan sekolah, jumlah anak yang sekolah baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun di tingkat Perguruan Tinggi semakin meningkat. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial, misalnya akibat kebijakan-kebijakan politik pemerintah atau bisa saja merupakan akibat terjadinya perubahan geografis atau iklim. Dari pertanyaan mengapa, dapat dicari jawaban yang lebih mendalam dengan mengajukan pertanyaan bagaimana How perubahan itu terjadi. Pertanyaan bagaimana ini, misalnya bagaimana hubungan kebijakan politik pemerintah terhadap perubahan sosial di pedesaan. Misalnya, kebijakan pemerintah yang mengembangkan sektor industri berakibat berdirinya pabrik-pabrik di daerah pedesaan. Sektor industri ini kemudian memakan lahan pertanian yang ada di pedesaan. Akibatnya, penduduk yang berpenghidupan dari pertanian beralih ke sektor industri. Akibat perubahan iklim, misalnya terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga para petani berpindah pekerjaan dari mengerjakan atau menggarap sawah, menjadi buruh bangunan di kota. Pertanyaan-pertanyaan di atas amatlah penting dalam menetapkan topik penelitian. Fungsi dari pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengarahkan ketika kita mencari sumber-sumber yang akan dijadikan data penelitian. Misalnya kita ingin melihat bagaimana perubahan sosial yang dicirikan dengan perubahan status pekerjaan, maka kita harus mencari apa saja pekerjaan masyarakat pedesaan tersebut, berapa jumlahnya, apa saja produk yang dihasilkan, dan berapa jumlah pendapatan mereka selama kurun waktu yang telah kita tentukan.

2. Pengumpulan sumber

Setelah menetapkan topik penelitian, langkah berikutnya adalah pengumpulan sumber atau istilah lainnya disebut dengan heuristik. Sumber yang kita cari adalah sumber yang berkaitan dengan topik yang telah kita tetapkan. Ke manakah kita harus mencari sumber? 81 Banyak sekali tempat yang dapat kita jadikan sebagai tempat sumber sejarah. Tempat yang kita jadikan sebagai pencarian sumber sejarah tergantung pada jenis sumber yang kita butuhkan. Kalau kita membutuhkan sumber tertulis, dapat kita peroleh di perpustakaan-perpustakaan, kantor arsip, kantor-kantor pemerintah, dan tempat-tempat lainnya. Lokasi yang kita jadikan penelitian pun dapat dijadikan tempat pencarian sumber. Di tempat ini kita dapat menemukan sumber-sumber yang berbentuk benda atau artefak, seperti bentuk geografis daerah, atau mungkin saja kita menemukan benda-benda peninggalan sejarah. Selain sumber-sumber benda, di lokasi penelitian kita dapat pula menemukan orang-orang yang masih hidup dan menjadi saksi dari peristiwa sejarah yang kita teliti. Salah satu tempat yang sangat penting sebagai sumber sejarah yaitu Arsip Nasional yang berada di Jakarta. Di tempat itu banyak sekali tersimpan arsip- arsip sejak zaman kolonial. Berbagai topik penelitian sejarah dapat kita lakukan berdasarkan arsip yang tersedia, misalnya kalau kita ingin menulis sejarah perkebunan pada zaman kolonial Belanda, kita dapat menemukan arsip khusus tentang perkebunan yang tersedia cukup banyak. Dari arsip perkebunan ini, kita tidak hanya bicara perkebunannya saja, kita juga bisa secara khusus meneliti tentang kehidupan kaum buruh perkebunannya. Di beberapa daerah pun terdapat kantor-kantor arsip daerah yang menyimpan sumber-sumber sejarah daerahnya. Dari bahan-bahan yang terdapat di arsip daerah, kita dapat menulis topik tentang sejarah lokal. Pada kantor-kantor pemerintah yang lainnya, kita dapat pula mencari sumber, termasuk kantor pemerintahan desa. Kalau kita menulis, misalnya tentang Perubahan Sosial Desa 1970-1980, barangkali laporan-laporan tertulis atau arsip-arsip yang ada di desa dapat kita lacak. Dengan tema tentang perubahan sosial di desa, kita dapat mencari arsip-arsip tentang pertanahan, berapa luasnya, bagaimana kepemilikannya, bagaimana pengalihan kepemilikannya, untuk apa tanah di desa, apakah untuk pertanian atau industri. Selain laporan- laporan tertulis di kantor desa, kita pun dapat mewancarai masyarakat di desa tersebut yang hidup pada masa periode penelitian kita. Dengan tema tentang perubahan sosial di desa, kita bisa mewancarai para petani di desa tersebut. Kita bisa menanyakan, bagaimana gambaran mereka tentang pertanian pada saat itu; bagaimana kehidupan mereka dari hasil pertaniannya; apakah mereka sebagai pemilik tanah atau penggarap; apakah dari pekerjaannya itu dapat mencukupi kehidupannya; dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Di perpustakaan, sumber yang kita cari lebih banyak pada sumber sekunder atau sumber kedua yang berupa buku-buku. Buku-buku yang kita cari sudah barang tentu buku-buku yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan kita teliti. Untuk memudahkan cara mencari sumber di perpustakaan, sebaiknya sebelum kita datang ke perpustakaan terlebih dahulu kita catat judul-judul 82 buku atau sumber yang akan kita cari. Setelah itu kita mencarinya di perpustakaan. Cara mencari sumber di perpustakaan sebaiknya terlebih dahulu kita lihat katalog yang tersedia di perpustakaan. Kalau di perpustakaan itu tidak ada katalognya, tanyakanlah buku-buku yang akan kita cari kepada petugas perpustakaan.

3. Kritik sumber

Penelitian sejarah sebagaimana telah dikatakan merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk mencari kebenaran. Dalam penelitian sejarah, seorang peneliti berusaha menduga dan membuktikan kebenaran tentang apa yang terjadi pada masa lalu. Untuk membuktikan kebenaran tersebut, maka harus berdasar pada sumber sejarah. Akan tetapi, sumber sejarah yang digunakan pun harus sumber yang memang benar-benar bukti yang sesuai dengan apa yang terjadi pada masa lalu. Dengan demikian, sumber sejarah pun harus memiliki kebenarannya. Untuk menguji kebenaran sumber sejarah tersebut, maka dilakukanlah kritik sumber. Kritik sumber dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah kritik yang ingin melihat keaslian atau orisinalitas dari sumber. Jadi, kritik ini lebih bersifat fisik, bukan isi dari sumber tersebut. Kalau kita menemukan sumber tertulis, kritik eksternal yang kita lakukan adalah melihat jenis kertasnya, jenis tulisannya, jenis hurufnya. Jadi, kritik eksternal lebih melihat pada aspek luarnya. Misalkan, kita meneliti tentang Perubahan Sosial Desa 1950-1955. Kita menemukan sumber tertulis misalnya laporan pemerintah dari kecamatan tempat kita melakukan penelitian. Dalam laporan tersebut, kita temukan jumlah penduduk desa, mata pencahariannya, pendapatannya, luas wilayah lahan pertanian, dan kegiatan ekonomi penduduk desa. Setelah kita teliti sumber tersebut ternyata ditulis dengan menggunakan ketikan komputer dan jenis kertas HVS A4 dan dijilid dengan menggunakan jilid hard cover. Kalaulah kita teliti dengan melihat fisik dari sumber tersebut, maka pertanyaan kita adalah aslikah sumber tersebut? Jawabannya tentu sumber tersebut tidak asli. Mengapa demikian? Sebab, penelitian sejarah kita periodisasinya tahun 1950-1955, pada tahun tersebut belum ada penggunaan komputer dalam pengetikan administrasi di pemerintahan. Begitu pula jenis kertas dan penjilidan yang demikian, belum ada pada tahun itu. Jadi, sumber tersebut bukan sumber yang asli. Bagaimana halnya dengan isi sumber tersebut? Dalam sumber tersebut kita temukan angka tahunnya 1950-1955, bahkan ejaan yang digunakannya pun menggunakan ejaan yang lama belum menggunakan EYD. Ada kemungkinan sumber tersebut diketik ulang oleh petugas administrasi. Jadi, bisa saja isinya kemungkinan bisa benar, tetapi dari segi fisiknya bukan sumber asli. Walaupun