172
b. Perkembangan agama Buddha
Tokoh pendiri agama Buddha adalah Gautama Sakyamuni. Nama ini mengandung arti orang bijak dari Sakya, ia diperkirakan lahir pada 563
SM. Ia adalah putra seorang kepala daerah yang bernama Suddhodana di Kapilavastu, perbatasan Nepal. Ketika umurnya sudah mencukupi, Gautama
menikah dengan kemenakannya yang bernama Yasodhara. Selang beberapa waktu, Yasodhara melahirkan seorang anak yang bernama Rahula. Pada
umur 29 tahun, Gautama memutuskan untuk meninggalkan keduniawian, meninggalkan istana dan mengembara dengan jubah kuning.
Sampai pada suatu waktu, ketika Gautama sedang duduk di bawah sebatang pohon pipala di Bodhi Gaya, ia menerima penerangan atau Bodhi.
Di tempat itu kemudian dibangun candi yang bernama Mahabodhi.
C. PERADABAN LEMBAH SUNGAI KUNING
Gambar 5.9 Peta Cina
Sumber: Atlas Sejarah, Muhammad Yamin, 1956, halaman 50
Kegiatan 5.2
Buatlah peta yang menunjukkan tempat penemuan peradaban Lembah Sungai Indus dan berilah tanda khusus pada peta tersebut untuk menunjukkan tempat
ditemukannya peradaban Kota Harappa dan Mahenjodaro.
173
1. Prasejarah Cina
Manusia tertua yang pernah ditemukan di Cina adalah Pithecantropus Pekinensis.
Pithecantropus Pekinensis hidup sezaman dengan Pithecantropus Erectus, ditemukan
di Gua Chou Kau Tien dengan artefak-artefak yang ada di bukit-bukit pasir.
2. Perjalanan dinasti-dinasti di Cina
Kronologi dinasti yang memegang tampuk kekuasaan di Cina dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Xia 2000-1500 SM
Dinasti ini masih merupakan dinasti mitos. Cerita tentang Dinasti Xia baru populer pada zaman Dinasti Chou. Hal ini merupakan sebuah upaya
legitimasi Dinasti Chou untuk meneruskan Dinasti Shang, kemudian Dinasti Chou menciptakan mitos tentang Dinasti Xia dengan mengatakan bahwa
Dinasti Xia adalah dinasti yang baik dan menjustifikasi bahwa Dinasti Shang adalah dinasti yang zalim serta menyebutkan bahwa keberadaan Dinasti
Shang merupakan penyebab runtuhnya Dinasti Xia
b. Shang 1523-1028 SM
Dinasti ini mempunyai pusat pemerintahan di Lembah Sungai Wei yang terletak di antara Sungai Huang Ho utara dan Sungai Yang Tse selatan.
Pada masa ini, masyarakatnya telah memiliki kehidupan bertani dengan pengolahan yang baik. Kepercayaan mereka dibangun kepada Dewa Kesuburan
Dewa Bumi. Sistem pemerintahannya masih menggunakan sistem “Primus Inter Pares”, yaitu orang yang paling kaya, mempunyai tanah yang luas,
dan mempunyai pasukan yang banyak, yang dapat memimpin. Dalam masyarakatnya juga tercipta sebuah sistem clan kinship yang amat kuat.
Masyarakatnya telah mempunyai tingkat kebudayaan yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya keramik-keramik yang indah, gerabah-gerabah,
keramik tripod guci 3 kaki dan black pottery budaya periuk hitam tanpa ornamen. Pada masa ini juga dikenal dengan kebudayaan tulang
culture bones. Hal ini dibuktikan dengan penemuan pada tahun 1921 yang menemukan adanya tumpukan tulang binatang yang berfungsi untuk
ramalan-ramalan cuaca. Penemuan ini menunjukkan bahwa masyarakat yang hidup pada zaman Dinasti Shang telah memiliki tingkat pertanian yang maju.
Pada masa ini juga ditemukan gambar di dalam kulit kura-kura, yaitu gambar seorang penguasa yang naik kereta kuda. Hal ini menunjukkan bahwa
Kata-kata kunci
• sungai Kuning • dinasti Cina
• filsafat Cina • konfusianisme
• thaoisme
174 telah terjadi perpaduan budaya, yaitu budaya selatan pertanian dan kebudayaan
padang rumput. Pada masa ini juga, tulisan-tulisan sudah bisa dibaca. Hal ini berarti bahwa pada masa dinasti ini, Cina mengakhiri masa prasejarah
dan memasuki masa baru, yaitu zaman Neolit. Dinasti ini runtuh karena dikudeta oleh clan Chou.
c. ChouZhou 1028-256 SM
Sesuatu yang menarik pada masa ini ialah adanya kepercayaanpemujaan terhadap Dewa Langit Astral. Dewa Langit dijadikan sebuah legalitas
dalam memperoleh kekuasaan dan menyingkirkan dinasti terakhir, yaitu Dinasti Shang. Dengan konsep kekuasaan Mandat dari Langit, clan Chou
mengklaim bahwa clan-nyalah yang ditunjuk oleh Dewa untuk memerintah, sehingga berhak untuk mengakhiri kekuasaan Dinasti Shang.
Zaman ini juga disebut sebagai Zaman Seratus Filsafat. Di antara filsafat-filsafat yang berkembang pada masa dinasti ini yaitu sebagai berikut.
1 Konfusianisme
Ajaran Konfusianisme lahir sebagai dampak dari kerusakan dan kehancuran berbagai sendi kehidupan di Cina sebagai akibat dari banyaknya konflik
politik yang berujung pada peperangan. Ajaran konfusianisme mengajarkan hal-hal yang real dan praktis, yaitu bagaimana menjalankan berbagai peran,
baik itu sebagai rakyat, penguasa, raja, ayah, anak, maupun ibu yang baik.
Gambar 5.10 Bekas tempat tinggal Konghucu
Sumber: Indonesia Di Tengah-Tengah Dunia Dari Abad Ke Abad, Drs. Soeroto, 1965, halaman 59