Pengaruh Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Kedaulatan Teritorial

depan masyarakat Timor sendiri dan memberikan kesempatan yang adil kepada rakyat Timor untuk menentukan pilihan baru yang lebih baik. Disinilah pemerintah Indonesia sangat menghormati hak rakyat Timor dalam hal menentukan nasib sendiri. Apapun pilihan rakyat Timor, pemerintah Indonesia akan mengambil langkah-langkah konstitusional yang diperlukan. BAB IV PENGARUH PENERAPAN PRINSIP SELF DETERMINATION SEBAGAI IMPLEMENTASI JUS COGENS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GERAKAN SEPARATIS TERHADAP INDONESIA

1. Pengaruh Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Kedaulatan Teritorial

Dari contoh-contoh kasus yang telah dipaparkan sebelumnya, prinsip hak menentukan nasib sendiri dapat diterapkan apabila tidak berhubungan dengan kedaulatan dan integritas teritorial dari suatu bangsa, atau dapat dikatakan bahwa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara penerapan dari prinsip hak untuk menentukan nasib sendiri lebih mudah untuk diterapkan terhadap kasus yang bersifat non self-governing territories, dan pada kasus yang ekses dari penerapan hak untuk menentukan nasib sendiri tersebut hanya terbatas pada kekuasaan untuk mengatur pemerintahan sendiri tanpa harus melakukan praktek separatisme, sedangkan dalam kasus penerapan hak untuk menentukan nasib sendiri praktek yang berujung pada secession lebih sulit untuk dijalankan. Penerapan hak untuk menentukan nasib sendiri secara penuh dapat mennimbulkan konsekuensi baik secara yuridis ataupun politis kepada pihak- pihak yang terkait dalam proses penerapan hak untuk menentukan nasib sendiri tersebut. Otonomi sebagai salah satu hasil penerapan hak untuk menentukan nasib sendiri secara penuh dirasakan tidak akan mengguncang terhadap stabilitas kedaulatan dan integritas kedaulatan dari suatu Negara, namun hasil dari dilaksanakannya suatu proses penerapan hak untuk menentukan nasib sendiri tidak hanya otonomi, karena banyak pihak yang menginginkan untuk melakukan pemisahan dari Negara induknya dan mendirikan Negara sendiri yang berdaulat melandaskan kepada hak untuk menentukan nasib sendiri sebagai landasan pembenaran dari tindakannya. Kedaulatan Negara beserta integritas teritorial merupakan faktor fundamental dalam hukum internasional, kedudukan Negara itu sendiri dalam hukum internasional juga telah dianggap sebagai subjek hukum terpenting par excellence dibandingkan dengan subjek-subjek hukum internasional yang lain 83 83 Huala Adolf. Op. Cit. hal. 1 . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dalam pengaturan-pengaturan hukum internasional yang ada sekarang ini menjelaskan betapa kedaulatan suatu Negara dan integritas teritorial tidak boleh diganggu oleh pihak manapun juga 84 . Seperti Judge Huber yang memutuskan mengenai Palmas Island case mengeluarkan pernyataan yaitu : territorial sovereignity involve the exclusive right to display the activities of a state. Respecting other states’ territorial integrity is considered a primary means of maintaining peace and stability in the international community 85 Prinsip mengenai integritas teritorial terlihat pada pasal 10 dari Kovenan Liga Bangsa-Bangsa yang tercantum lagi di Pasal 2 4 Piagam PBB, dan jelas bahwa prinsip mengenai integritas teritorial merupakan salah satu prinsip yang paling fundamental dan kuat dalam prinsip-prinsip hukum internasional one of the most fundamental and well established principles of international law . 86 Penerapan prinsip hak menentukan nasib sendiri yang berujung pada pemberian otonomi secara luas mungkin tidak mengganggu terhadap kedaulatan dan integritas teritorial suatu Negara, namun apabila penerapan prinsip itu yang kemudian berujung dengan usaha secessionlah yang akan mengguncang kedaulatan dan integritas teritorial suatu Negara. bilamana kedua hal ini telah berbenturan, biasanya kebiasaan dan reaksi dari dunia internasional yang . Jadi menurut penuturan tersebut dapat dikatakan hukum internasional yang menjadi subjek hukum utama adalah Negara, dilandaskan pada prinsip penerapan kedaulatan dan integritas teritorial dari Negara-negara yang ada di dunia. 84 Pasal 2 4 dari Piagam PBB 85 Thomas D. Musgrave. 1997. Self determination and National Minorities. Oxford University Press. Hal. 180 86 Ibid. hal. 181 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara memutuskan mana yang harus didahulukan. Jadi bukan hanya terhadap keberadaan mengenai suatu hal saja, dalam hal pengaturan hukum pun, yang terkesan dan paling berperan adalah pengakuan dan penerimaan dari masyarakat internasional. Pada umumnya penerapan prinsip hak menentukan nasib sendiri yang berujung pada praktek secession yang berakibat adanya pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan suatu Negara, umumnya ditolak oleh masyarakat internasional dan dianggap dinyatakan terlarang dalam ketentuan- ketentuan hukum intetrnasional yang berlaku pada saat ini. Karena dengan adanya praktek secession yang sering disebut dengan separatisme, maka wilayah Negara yang bersangkutan akan berkurang serta adanya perubahan drastis dalam batas- batas wilayah kedaulatan Negara tersebut dan hal ini tentu saja akan berpengaruh juga terhadap kedaulatan dan yurisdiksi Negara tersebut. Konsekuensi secara yuridis dari proses penerapan hak untuk menentukan nasib sendiri yang berujung pada praktek secession atau separatis adalah lahirnya Negara baru di atas wilayah Negara yang dahulunya merupakan bagian dari Negara yang berdaulat, juga berubahnya garis-garis batas teritorial dari suatu Negara yang mengalami proses pemisahan diri dari wilayahnya tersebut, kemudian diperlukan kesepakatan-kesepakatan baru antara Negara-negara tetangga dengan Negara asal dan Negara baru tersebut terutama terhadap hal-hal yang berkaitan dengan batas teritorial Negara tersebut.

2. Pengaruh Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Kekayaan