Pengaruh Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Kekayaan Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Kontrak-Kontrak Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Hak-Hak Privat Negara

memutuskan mana yang harus didahulukan. Jadi bukan hanya terhadap keberadaan mengenai suatu hal saja, dalam hal pengaturan hukum pun, yang terkesan dan paling berperan adalah pengakuan dan penerimaan dari masyarakat internasional. Pada umumnya penerapan prinsip hak menentukan nasib sendiri yang berujung pada praktek secession yang berakibat adanya pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan suatu Negara, umumnya ditolak oleh masyarakat internasional dan dianggap dinyatakan terlarang dalam ketentuan- ketentuan hukum intetrnasional yang berlaku pada saat ini. Karena dengan adanya praktek secession yang sering disebut dengan separatisme, maka wilayah Negara yang bersangkutan akan berkurang serta adanya perubahan drastis dalam batas- batas wilayah kedaulatan Negara tersebut dan hal ini tentu saja akan berpengaruh juga terhadap kedaulatan dan yurisdiksi Negara tersebut. Konsekuensi secara yuridis dari proses penerapan hak untuk menentukan nasib sendiri yang berujung pada praktek secession atau separatis adalah lahirnya Negara baru di atas wilayah Negara yang dahulunya merupakan bagian dari Negara yang berdaulat, juga berubahnya garis-garis batas teritorial dari suatu Negara yang mengalami proses pemisahan diri dari wilayahnya tersebut, kemudian diperlukan kesepakatan-kesepakatan baru antara Negara-negara tetangga dengan Negara asal dan Negara baru tersebut terutama terhadap hal-hal yang berkaitan dengan batas teritorial Negara tersebut.

2. Pengaruh Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Kekayaan

Negara Public Proverty Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hal lain yang timbul sebagai dampak lahirnya Negara baru akibat adanya penerapan prinsip hak menentukan nasib sendiri dengan praktek secession atau separatis yaitu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kekayaan Negara atau public property milik Negara yang berupa gedung-gedung dan tanah-tanah milik Negara, alat-alat pengangkutan milik Negara, dana-dana milik pemerintah yang tersimpan dalam berbagai bank, pelabuhan dan sebagainya. Ini semua akan beralih kepada Negara baru tersebut. Sebagai dasar dari ketentuan tentang beralihnya public proverty kepada Negara pengganti atau Negara baru adalah sebagai berikut 87 a. Berdasarkan atas pertimbangan stabilitas hak-hak hukum, : b. Berdasarkan atas interpretasi dari kehendak para pihak perjanjian penyerahan itu dan atas dasar bahwa para pihak bermaksud untuk menghindari kekosongan hukum. Pada umumnya Negara pengganti dalam hal ini Negara baru atas dasar alasan-alasan atau ketentuan tersebut di atas, dipandang berhak atas public proverty dari Negara yang digantikan.

3. Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Kontrak-Kontrak

Konsensual Praktek secession sebagai akibat perwujudan hak menentukan nasib sendiri juga akan menimbulkan dampak terhadap kontrak-kontrak konsensional. Mengenai masalah ini Fenwick 88 87 Lazarusli dan Syahmin A.K. 1986. Suksesi Negara Dalam Hubungannya Dengan Perjanjian Internasional. Bandung : CV. Penerbit Remaja Karya. 88 Ibid. hal 147. berpendapat kewajiban-kewajiban kontraktual Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan Negara-negara ketiga atau warga negaranya, pada umumnya diterima oleh Negara pengganti. Namun Starke 89

4. Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Hak-Hak Privat Negara

berpendapat bahwa praktek dan pendapat umum menunjukkan bahwa kewajiban-kewajiban berdasarkan konsesi berakhir dengan berubahnya kedaulatan yang disebabkan terjadinya penggantian, kecuali Negara pengganti yang bersangkutan memperbaharui konsesi tersebut. Dari kedua pendapat itu dapat dilihat perbedaan pandangan, yakni yang pertama menganggap diteruskannya konsesi tersebut, sedangkan pendapat kedua mengkhendaki kontrak konsensional tersebut berakhir atau hapus bersamaan dengan perubahan kedaulatan Negara yang digantikan. Dampak dari lahirnya Negara baru sebagai akibat adanya hak menentukan nasib sendiri juga berkaitan dengan hak-hak privat. Terhadap masalah ini pada umumnya ahli hukum internasional berpendapat bahwa hak-hak privat tersebut harus dihormati ataupun dilindungi oleh Negara pengganti. Starke 90 Dari uraian ini disimpulkan bahwa pada pokoknya Negara pengganti berkewajiban untuk menghormati hak-hak privat yang telah diperoleh di bawaw hukum nasional Negara lama. Kelanjutan hak-hak privat tersebut berlaku selama perundang-undangan dari Negara pengganti tidak menentukan lain. berpendapat bahwa hak-hak seperti yang telah tertanam menjadi hak, harus dihormati oleh Negara pengganti, lebih-lebih jika hukum nasional Negara lama tetap berlaku. 89 Bachtiar Hamzah dan Sulaiman Hamid. Op. Cit. hal 147. 90 Ibid. hal 149. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

5. Penerapan Prinsip Self Determination Terhadap Perbuatan Melawan