Syarat Double Consent Syarat Pemanifestasian Jus Cogens

C. Syarat Pemanifestasian Jus Cogens

Agar dapat diterapkan dalam masalah-masalah yang bertaraf internasional, maka jus cogens harus memenuhi syarat-syarat pemanisfestasian berikut ini, yaitu 33

1. Syarat Double Consent

: Tidak mudah mengidentifikasikan norma-norma yang termasuk jus cogens. Karena itu Komisi Hukum Internasional memutuskan tidak menyebutkan contoh-contoh jus cogens dalam merancang pasal 53 tentang jus cogens Konvensi Wina tentang Hukum Perjanjian tahun 1969. walaupun demikian, beberapa ahli telah mencoba memberikan contoh-contoh atau batasan-batasan jus cogens; seperti misalnya Verdross berusaha memberikan patokan-patokan umum yang menunjukkan tiga tipe jus cogens, yakni 34 a. Kaidah-kaidah yang menyangkut kepentingan bersama masyarakat internasional secara keseluruhan; : b. Kaidah-kaidah yang dibentuk demi tujuan-tujuan kemanusiaan; c. Kaidah-kaidah yang ditempatkan oleh piagam PBB melawan perjanjian- perjanjian atau penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional. Sedangkan L. Rozakis langsung memberikan contoh konkret dari jus cogens, yaitu: a. Larangan penggunaan kekerasan; b. Prinsip kebebasan laut; c. Hak-hak asasi manusia dan hak penentuan nasib sendiri self determination. 33 Ibid,. hal. 105. 34 Ibid. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Syarat-syarat pemanifestasian jus cogens diatur oleh hukum perjanjian internasional, yaitu tersirat dalam pasal 53 Konvensi Wina 1969. Pasal 53 yang berjudul Trities conflicting with a ppremptory norm of general international law jus cogens, menentukan sebagai berikut: A treaty is void if, at the time of its conclusion, it conflicts with a premptory norm of general international law. For the purposes of the present convention, a premptory norm of general international law is a norm accepted and recognized by the international community of states as a whole as a norm from which no derogation is permitted and which can be modified only by a subsequent norm of general international law having the same character. Kalimat yang terpenting dalam pasal di atas adalah ……a premptory norm of general international law is a norm accepted and recognized by the international community of states as a whole….. Dalam kalimat ini jus cogens diartikan sebagai kaidah hukum internasional umum yang memaksa dan diterima dan diakui oleh masyarakat internasional secara keseluruhan. Dengan demikian kaidah hukum yang dianggap sebagai jus cogens harus disetujui terlebih dahulu oleh Negara-negara. Persetujuan itu meliputi, pertama, persetujuan atau pengakuan bahwa kaidah hukum tersebut adalah kaidah hukum internasional yang bersifat umum, yang biasanya secara implisit dianggap ada apabila memang kaidah hukum tersebut dibentuk oleh Negara-negara secara umum atau global, selain dapat pula pengakuan tersebut dianyatakan dalam perjanjian secara eksplisit. Kedua, adanya persetujuan bahwa kaidah hukum tersebut bersifat memaksa. Jadi jus cogens dimanifestasikan melalui persetujuan atas sifat umum dan sifat memaksa dari suatu kaidah hukum internasional; dan hal inilah yang disebut syarat “double concent”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2. Syarat Universalitas