Gerakan DITII di Sulawesi Selatan

d. Gerakan DITII di Sulawesi Selatan

Seperti gerakan DITII di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan, di Sulawesi Selatan pun, gerakan DITII dipelopori oleh seorang tokoh militer TNI berpangkat Letnan Kolonel. Ia adalah Kahar Muzakar. Penyebab utama munculnya gerakan ini adalah hasrat yang kuat untuk menempatkan laskar-laskar rakyat di Sulawesi Selatan ke dalam APRIS Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat dan cita-citanya untuk menjadi pemimpin APRIS di Sulawesi Selatan. Padahal sebelumnya Kahar Muzakar merupakan seorang pejuang TNI yang sangat berjasa terhadap rakyat dan Negara. selama berlangsungnya perang kemerdekaan, Kahar Muzakar sangat aktif berjuang dan berjasa sebagai komandan Tri Persiapan Resimen Hasanudin dengan pangkat letnan colonel. Namun, setelah perang kemerdekaan selesai, Kahar Muzakar ditugaskan untuk memimpin lascar-laskar rakyat Sulawesi Selatan dan membentuk KGSS Komando Gerilya Sulawesi Selatan. Dalam memenuhi hasratnya itu, Kahar Muzakar pada tanggal 30 April 1950 mengirim surat kepada pemerintah pusat yang intinya menyatakan bahwa anggota KGSS agar dimasukkan kedalam lingkungan APRIS dengan nama Brigade Hasanudin. Padahal, sebelumnya pemerintah dan pemimpin APRIS menetapkan bahwa yang menjadi anggota APRIS hanyalah mereka yang memenuhi persyaratan-persyaratan khusus. Tentu saja permintaan Kahar Muzakar itu ditolak. Untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan akibat dari permohonan Kahar Muzakar tersebut, pemerintah dan pemimpin APRIS Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mengeluarkan kebijaksanaan dengan memasukkan semua anggota KGSS ke dalam Korp Cadangan Militer dan Kahar Muzakar pun diberi pangkat sebagai letnan kolonel. Namun ternyata, uluran tangan pemerintah itu tidak mendapat tempat dihati Kahar Muzakar. Tanggal 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar beserta segenap anak buahnya melarikan diri ke hutan dengan membawa perlengkapan militer. Pada tahun 1952, Kahar Muzakar memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia NII di Sulawesi Selatan, dan menyatakan wilayah Sulawesi Selatan sebagai bagian dari NII pimpinan M.S. Kartosuwiryo di Jawa Barat. Pemerintah memutuskan untuk menumpas pemberontak itu. Operasi penumpasan gerakan DITII Kahar Muzakar memakan waktu yang cukup lama, karena medan hutan yang sangat lebat dan sulit untuk menembusnya. Disamping itu, para anggota gerakan pandai memanfaatkan suasana kedaerahan yang ada di Sulawesi Selatan. Namun berkat usaha yang gigih dari TNI, akhirnya pada bulan Februari tahun 1965, Kahar Muzakar berhasil ditembak mati, maka berakhirlah petualangan DITII Sulawesi Selatan.

e. Gerakan DITII di Aceh