kuncul dari kaidah hukum itu sendiri yang dibentuk oleh subjek-subjek hukum internasional.
BAB III PENERAPAN NORMA DASAR HUKUM INTERNASIONAL UMUM
JUS COGENS DALAM PENYELESAIAN GERAKAN SEPARATIS DI INDONESIA
A. Pengertian Gerakan Separatis
Gerakan separatis sudah tidak asing lagi ditelinga kita, karena masalah ini juga kita hadapi di Negara kita, dimana terdapat gerakan-gerakan yang mencoba
untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejarah munculnya gerakan separatis erat hubungannya dengan munculnya
kesadaran dan kebangkitan rakyat di wilayah-wilayah jajahan atas hak-hak mereka untuk berdiri sendiri sebagai Negara merdeka, sejajar dengan bangsa atau
Negara-negara lainnya. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari perubahan peta bumi politik di benua Eropa sekitar abad 17, 18 dan 19 terutama sekali berbagai
pengaruh dari Revolusi Perancis
47
. The national liberation movement was a world wide movement which began between the first two world wars, growing to
massive proportion after 1945
48
Sebenarnya pengertian dari gerakan separatis hingga kini tetap sangat kontroversial. Hal ini disebabkan karena pandangan dan penilaian terhadap
. Selain itu gerakan separatis terjadi juga tidak terlepas dari pengaruh para pemikir melalui karya-karya tulisnya.
47
I Wayan Parthiana. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Bandung : Mandar Maju. Hal. 126.
48
www.marxists.org.glossaryeventsn.a.htm
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
gerakan separatis lebih banyak ditentukan oleh faktor pertimbangan politik yang tentu saja konsekuensinya menjadi sangat subjektif.
Gerakan separatis oleh beberapa Negara atau sekelompok Negara dipandang dan diakui sebagai organisasi pembebasan atau sebagai bangsa, seperti
pengakuan terhadap Palestine Liberation Organisation atau PLO sebagai wakil yang sah dari bangsa Palestina untuk memperjuangkan haknya yakni mendirikan
Negara Palestina, selain itu, South West African People’s Organisastion SWAPO Organisasi Rakyat Afrika Barat Daya juga merupakan salah satu organisasi
pembebasan atau bangsa yang memperjuangkan hak-haknya yakni mendirikan Negara Afrika Barat Daya atau yang lebih dikenal dengan nama Nabibia
49
Gerakan separatis secara umum membutuhkan tiga hal untuk dapat berkembang, yaitu
. Sedangkan oleh Negara atau kelompok Negara yang lain memandang gerakan
separatis sebagai kelompok atau gerakan pengacau liar pemberontak yang harus ditumpas, seperti yang sering ditujukan kepada gerakan pembebasan Checnya
oleh pemerintah Rusia dan kepada gerakan pembebasan Palestina oleh pemerintah Israel.
50
Firstly their needs to be oppression of some kind in their country be it real or largely imagined, this gives the liberators a cause to fight for. Secondly,
the liberation movements needs an ideology a system of beliefs that helps them plan their struggle in a coherent manner and allows them to gain
converts to their cause. Finally they need leadership and organization to coordinate their efforts, successful liberation movements has always had a
strong leader who becomes the public face of the movement such as Ghandi in India. Pertama mereka butuh sesuatu tindakan tidak adil yang
terjadi di dalam negerinya diketahui secara nyata dan luas, ini memberikan :
49
I Wayan Parthiana. Op. cit. hal 128.
50
www.tamilnation.orgselfdeterminationfourthworldjeffsluka.htm
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
kepada pejuang kemerdekaan suatu alasan untuk berjuang. Kedua, gerakan-gerakan pembebasan membutuhkan suatu ideologi sistem
kepercayaan yang membantu mereka untuk merencanakan perjuangannya secara koheren dan memungkinkan mereka untuk memperoleh keyakinan
akan tujuannya. Akhirnya mereka membutuhkan kepemimpinan dan organisasi untuk mengkordinasikan usaha mereka, gerakan pembebasan
yang berhasil selalu memiliki seorang pemimpin tangguh yang menjadi tokoh gerakan, seperti Ghandi di India.
Bila di suatu Negara terjadi pemberontakan, dan pemberontakan tersebut telah memecah belah kesatuan nasional dan efektifitas pemerintahan, maka
keadaan ini menempatkan Negara-negara ketiga dalam keadaan yang sulit terutama dalam melindungi kepentingan-kepentingan Negara-negara tersebut.
Dalam hal ini muncullah system pengakuan belligerency. Negara-negara ketiga dalam sikapnya membatasi diri hanya sekedar mencatat bahwa para pemberontak
tidak kalah dan telah menguasai sebagian wilayah nasional dan mempunyai kekuasaan secara fakta.
Secara hukum internasional pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok orang untuk menuntut kemerdekaan disebut sebagai kaum belligerency
atau kaum pemberontak atau yang lebih popular disebut gerakan separatis. Pemberontakan yang dilakukan juga harus memiliki pengakuan secara sah dari
Negara ke-3. Gerakan separatis yang dianggap sebagai pemberontak, maka
penanganannya diserahkan kepada jurisdiksi Negara dimana gerakan pembebasan tersebut melakukan kegiatannya.
B. Motivasi-Motivasi Gerakan Separatis