masalah gerakan separatis yang menggunakan hak menentukan nasib sendiri sebagai dasar gerakan lebih objektif dan jelas.
D. Keaslian Penulisan
Sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dibuat untuk memenuhi syarat pengambilan gelar Sarjana, maka seyogyanya skripsi diutulis berdasarkan buah
pikiran yang benar-benar asli tanpa melakukan tindakan peniruan plagiat baik sebagian ataupun keseluruhan dari karya orang lain. Judul yang penulis pilih telah
diperiksa dalam arsip bagian Hukum Internasional dan judul tersebut dinyatakan tidak ada yang sama dan telah disetujui oleh Ketua Bagian Hukum Internasional.
E. Tinjauan Kepustakaan 1. Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata penerapan yang berasal dari kata dasar “terap” memiliki beberapa arti yaitu menunjukkan suatu proses,
cara yang merupakan perbuatan menerapkan, bisa juga berarti pemasangan, pemanfaatan yang merupakan perihal mempraktekkan.
Maka, yang dimaksud penerapan dalam tulisan skripsi ini adalah menerapkan kaidah-kaidah yang terdapat dalam norma dasar hukum internasional
umum dalam menyelesaikan permasalahan yang dimaksud, yaitu gerakan separatis.
2. Norma Dasar Hukum Internasional Umum Jus Cogens
Beberapa ahli hukum internasional memberikan defenisi yang berbeda mengenai jus cogens, hal ini sesuai dengan sudut pandang mereka menganalisa
jus cogens itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
J.G. Starke
11
Rozakis mengemukakan pendapatnya bahwa jus cogens adalah
himpunan prinsip atau norma yang menentukan premptory yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu bisa berlaku untuk membatalkan suatu traktat atau
persetujuan diantara Negara-negara, apabila tidak konsisten dengan suatu prinsip atau norma tersebut.
Dalam garis besarnya Starke menganalogikan konsep jus cogens sebagai prinsip “kebijaksanaan umum” yang pada hukum adat common law membuat
suatu kontrak menjadi batal jika bertentangan dengan prinsip tersebut. Ia juga menegaskan kesulitan utama mengenai ketentuan jus cogens itu sendiri adalah
pengidentifikasian norma-normanya.
12
Ian Brownlie dalam bukunya Principles of Public International Law, edisi keempat Oxford: Claarendon Press, 1990 mendefefnisikan jus cogens sebagai
“….rules of costumary law which cannot be side aside by a treaty of accuisence but only by formation of subsequent costumary rules of contrary effect”. Ia juga
memberi contoh dari aturan-aturan yang bertantangan dengan jus cogens, memberikan arti norma jus cogens itu sebagai suatu norma
hukum internasional umum yang telah diterima oleh masyarakat internasonal secara keseluruhan. Norma hukum internasional disini diartikannya sebagai norma
yang diterapkan kepada sebagian besar Negara-negara karena telah diterima sebagai suatu hal yang mengikat dan terhadap norma tersebut tidak boleh
dilanggar.
11
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Edisi kesembilan, Aksara Persada Indonesia, 1984, hal. 51
12
Baca: Yudha Bakti., Pengertian Jus Cogens dalam Konvensi Wina 1969 Tentang Hukum Perjanjian., Dalam Majalah Padjajaran, Kwartal I-No.I1981, hal. 42
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
misalnya perang agresi, pelangaran terhadap hukum genocide, perdagangan perbudakan, pembajakan, kejahatan-kejahatan yang bertentangan dengan
kemanusiaan, pelanggaran terhadap prinsip-prinsip hak menentukan nasib sendiri. Menurut Schwarzenberger
13
3. Gerakan Separatis