Gerakan Separatis Self Determination atau Hak Menentukan Nasib Sendiri

misalnya perang agresi, pelangaran terhadap hukum genocide, perdagangan perbudakan, pembajakan, kejahatan-kejahatan yang bertentangan dengan kemanusiaan, pelanggaran terhadap prinsip-prinsip hak menentukan nasib sendiri. Menurut Schwarzenberger 13

3. Gerakan Separatis

, untuk membentuk suatu jus cogens internasional, maka suatu aturan hukum internasional harus memiliki sifat-sifat universal atau asas-asas yang fundamental, misalnya asas-asas tersebut mempunyai arti penting luar biasa exceptionally significant dalam hukum internasional disamping mempunyai arti penting “istimewa” dibanding dengan asas-asas lainnya. Selain itu ia menegaskan pula bahwa asas-asas tersebut merupakan bagian esensial dari sistem hukum internasional, atau mempunyai karakteristik yang merupakan refleksi dari hukum internasional yang berlaku. Kata separatis berasal dari bahasa Inggris, yaitu “separate”, yang dalam kata kerja transitip berarti “memisahkan”, dan dalam kata kerja intransitip berarti “berpisah”. Sedangkan orang yang ingin memisahkan diri disebut separatist 14 13 Ibid, hal 43 14 John M. Echols dan Hasan Shadily, 1990. Kamus Inggris-Indonesia, PT Gramedia Jakarta. Hal. 514. . Gerakan separatis sering juga disebut sebagai gerakan pembebasan atau Liberation movements. Gerakan berarti usaha atau kegaitan lapangan sosial politik, dsb dan pembebasan berarti membebaskan. Gerakan separatis dapat diartikan usaha untuk membebaskan diri dalam kapasitas kelompok dari ketidakadilan, penindasan yang dilakukan oleh Negara penjajah atau pemerintah yang berkuasa. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4. Self Determination atau Hak Menentukan Nasib Sendiri

Self determination atau hak untuk menentukan nasib sendiri merupakan hak asasi manusia yang fundamental dan tidak terpisahkan dari diri seorang manusia. Hak ini dicantumkan sebagai pasal pertama oleh masyarakat internasional dalam dua instrument utama hak asasi manusia perjanjian internasioal mengenai hak-hak sipil dan politik, dan perjanjian internasional mengenai hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, mengingat pentingnya hak ini bagi tatanan internasional dan perlindungan hak-hak individu, Mahkamah Pengadilan Internasional mengakui self determination sebagai hak asasi manusia yang paling penting dan “menyangkut semua Negara”. Berdasarkan International Covenant on economic, Social and Cultural Rights, menyatakan bahwa semua rakyat mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan meneyerukan kepada semua Negara, termasuk Negara- negara yang bertanggung jawab atas pemerintahan wilayah yang tidak berpemerintahan sendiri dan wilayah perwalian untuk memajukan perwujudan hak tersebut. Lebih lanjut disebutkan bahwa semua bangsa mempunyai hak menentukan nasib sendiri yang memberi meraka kebebasan untuk menentukan status politik dan untuk mengejar kemajuan ekonomi, sosial dan perjuangan dari bangsa-bangsa untuk berjuang melawan suatu tindakan kekerasan yang dilaksanakan dalam rangka menentukan nasib sendiri merupakan suatu tindakan yang sah menurut hukum; dalam hal ini bangsa-bangsa tersebut berhak untuk mencari dan menerima dukungan sesuai dengan prinsip dan tujuan yang tercantum dalam piagam PBB.. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hak menentukan nasib sendiri merupakan hak yang sulit ditentukan dalam hukum internasional dan ada beberapa kontroversi yang sangat penting terhadap parameter yang tepat dari hak ini. Penerapan dari hak menentukan nasib sendiri juga menimbulkan perdebatan. In the drafting process, several states questioned the value of this right in the post-colonial world. Many states were particularly concerned that minority group within independent states may use this right as basis of their claim to secession 15

F. Metodologi Penelitian