yang memiliki hak menentukan nasib sendiri. Aspek-aspek seperti kesamaan wilayah, kesamaan bahasa dan kesamaan tujuan politik mungkin harus
dipertimbangkan. Singkatnya, secara wajar haruslah ada suatu unit wilayah yang sama bagi rakyat pada siapa hak tersebut dianggap dapat diberikan. Di luar hal ini,
ada persoalan mengenai sejauh manakah hak menentukan naasib sendiri tersebut akan memperbolehkan pemisahan bagian wilayah dari suatu wilayah. Suatu hak
pemisahan diri yang tidak memenuhi syarat, yang timbul dari hak menentukan nasib sendiri, dapat menimbulkan kekacauan terhadap sistem-sistem
kenegaraan
43
E. Kedudukan Jus Cogens Sebagai Sumber Hukum Internasional
. Penentuan nasib sendiri tidak perlu hanya menyangkut atau secara
eksklusif merupakan hak untuk memilih status Negara otonom, tetapi juga pilihan untuk berintegrasi dengan Negara induk.
Pada pembahasan sebelumnya telah dipaparkan mengenai pengertian, fungsi dan syarat-syarat pemanifestasian jus cogens, maka semakin jelas terlihat
bahwa jus cogens merupakan kaidah yang tidak dapat dikesampingkan. Semua jus dispositivum harus sesuai dengan jus cogens, karena apabila tidak sesuai akan
batal demi hukum. Sanksi atau ancaman invaliditas ini juga mempengaruhi para pembentuk hukum, karena mereka dalam membentuk hukum baru tidak boleh
melanggar jus cogens. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jus cogens turut menentukan atau mempengaruhi isi hukum, sehingga jus cogens merupakan
43
Ibid. hal 159.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sumber dalam menentukan isi hukum. Dengan perkataan lain jus cogens merupakan sumber hukum internasional dalam arti material.
Sumber-sumber material hukum internasional dapat didefenisikan sebagai bahan-bahan aktual dari mana seorang ahli hukum menentukan kaidah hukum
yang berlaku terhadap keadaan tertentu. Bahan-bahan ini dimasukkan dalam lima kategori atau bentuk utama, yaitu
44
1. Kebiasaan;
:
2. Traktat-traktat;
3. Keputusan-keputusan pengadilan atau pengadilan arbitrase;
4. Karya-karya hukum;
5. Keputusan-keputusan atau penetapan-penetapan organ-organ lembaga-
lembaga internasional. Sedangkan tata urutan sumber-sumber material yang dinyatakan dalam
ayat 1 pasal 38 Statuta International Court of Justice adalah
45
1. Traktat-traktat dan konvensi-konvensi;
:
2. Kebiasaan;
3. Prinsip umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab;
4. Keputusan-keputusan yudisial dan opini-opini hukum, sebagai alat tambahan
bagi penetapan kaidah hukum. Dalam praktek, sumber hukum material ini harus dipergunakan sebagai
pedoman pembentukan hukum. Dalam latar internasional keberadaan sumber hukum material memerlukan pembentukan atau persetujuan. Maksudnya bahwa
44
J.G. Starke. Op. cit. hal. 43.
45
Ibid. hal. 65.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
suatu ketentuan hukum dapat dianggap sebagai sumber hukum material hanya jika memang telah dikonsensuskan demikian.
Selain sebagai sumber huku m internasional material, jus cogens dalam bentuk hukumnya, yaitu berupa perjanjian internasional, hukum kebiasaan
internasional, atau bentuk-bentuk hukum internasional lainnya, juga merupakan sumber huku m internasional formal.
Sumber hukum formal dapat diartikan dalam dua macam pengertian, yaitu
46
1. Sumber hukum formal sebagai tempat menemukan hukum;
:
2. Sumber hukum formal sebagai dasar mengikat.
Salah satu arti sumber hukum formal adalah sebagai tempat menemukan hukum. Maksudnya berdasarkan sumber hukum formal ini suatu kaidah dapat
dikenal sebagai kaidah hukum. Hukum itu sendiri agar dapat ditemukan atau dikenal harus memiliki bentuk. Dengan perkataan lain hukum baru dapat dapat
ditemukan setelah hukum itu terbentuk. Sumber hukum formal dalam arti sebagai dasar mengikat merupakan
lanjutan dari pengertian sumber hukum formal sebagai tempat menemukan hukum, karena keterikatan Negara terhadap suatu kaidah hukum muncul setelah
kaidah hukum itu terbentuk. Keterikatan yang dimaksud adalah keterikatan untuk mentaati danatau melaksanakan hukum yang telah dibentuk. Hal inilah yang
disebut sebagai kekuatan mengikat secara formal. Kekuatan mengikat hukum
46
Whisnu Suteni. Op. cit. hal. 12.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
kuncul dari kaidah hukum itu sendiri yang dibentuk oleh subjek-subjek hukum internasional.
BAB III PENERAPAN NORMA DASAR HUKUM INTERNASIONAL UMUM
JUS COGENS DALAM PENYELESAIAN GERAKAN SEPARATIS DI INDONESIA
A. Pengertian Gerakan Separatis