75
50 100
150 200
250 300
350 400
2 4
6 8
10 12
Te g
a n
g a
n m
V
Konsentrasi Gas ppm
Aseton Alkohol
Dari hasil pengukuran dan perhitungan dari grafik pada gambar di atas didapat bahwa linieritas yang diperoleh tidaklah konstan tetapi bergantung pada
nilai inputnya konsentrasi gas karena tiap sensor tidak linier satu sama lain meskipun diuji pada sistem dan kondisi yang sama.
Dalam Sri dkk. 2012 disebutkan bahwa linieritas sensor mempengaruhi sensitivitas sensor. Karena sensitivitas, secara teori merupakan ukuran seberapa
jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur dan dinyatakan dengan bilangan yang menunjukkan perubahan keluaran berbanding dengan masukannya.
Dalam grafik diatas, sensitivitas dinyatakan sebagai slope grafik linier yang menyatakan rasio perubahan tegangan tiap unit perubahan konsentrasi aseton
terhadap sensor. Harga slope tiap sensor dalam gambar adalah 0,0149; 0,0124; 0,0166; 0,012 dan 0,0142 mewakili besar sensitivitas tiap sensor. Tampak bahwa
sensor dengan CS - CMC 0,05 wv memiliki sensitivitas sensor paling baik.
4.4.2 Uji Selektivitas Sensor Aseton Berbasis Film Kitosan - CMC
Pada pengujian selektivitas sensor aseton bertujuan untuk mengamati dan menentukan kemampuan sensor dalam mengenali zat yang dideteksi diantara
keberadaan gas - gas lainnya yang disajikan dalam konsentrasi yang berbeda - beda Sayono dkk., 2006. Kemampuan selektivitas sensor aseton hasil fabrikasi
dalam penelitian ini dilakukan dengan mengekspos sensor dengan gas yang berasal dari alkohol dan hasilnya dibandingkan dengan gas uji utama aseton.
y = 0.0149x + 0.214 R² = 0.914
y = 0,0138x + 0.167 R² = 0.904
100 200
300 400
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
T egan
gan m
V
Konsentrasi Gas ppm
a
76
50 100
150 200
250 300
350 400
2 4
6 8
10 12
Te g
a n
g a
n m
V
Konsentrasi Gas ppm
Aseton Alkohol
50 100
150 200
250 300
350 400
450
2 4
6 8
10 12
Te g
a n
g a
n m
V
Konsentrasi Gas ppm
Aseton Alkohol
50 100
150 200
250 300
350 400
450
2 4
6 8
10 12
Te g
a n
g a
n m
V
Konsentrasi Gas ppm
Aseton Alkohol
y = 0.0134x + 0.245 R² = 0.924
y = 0.0129x + 0.176 R² = 0.902
100 200
300 400
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
T egan
gan m
V
Konsentrasi ppm
b
y = 0.0166x + 0.267 R² = 0.939
y = 0.0139x + 0.187 R² = 0.914
100 200
300 400
500
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
T egan
gan m
V
Konsentrasi Gas ppm
c
y = 0.0120x + 0.305 R² = 0.912
y = 0.0096x + 0.232 R² = 0.905
100 200
300 400
500
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
T egan
gan m
V
Konsentrasi Gas ppm
d
77
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
2 4
6 8
10 12
Te g
a n
g a
n m
V
Konsentrasi Gas ppm
Aseton Alkohol
Gambar 4.31. Selektivitas sensor terhadap perubahan konsentrasi aseton dengan komposisi, a. Pure Chitosan, b. CS - CMC 0,01
wv, c. CS - CMC 0,05 wv, d. CS - CMC 0,1 wv dan e. CS - CMC 0,5 wv.
Dari Gambar 4.31 di atas, masing - masing sampel sensor menunjukkan kemampuannya dalam membedakan gas uji dengan gas lainnya. Baik untuk
sensor berbasis film kitosan dengan atau tanpa penambahan CMC memberikan hasil berupa tegangan keluaran yang lebih besar untuk aseton daripada gas
pembanding yang berasal dari alkohol. Perbedaan dari kelima grafik selektifitas masing - masing sensor
ditunjukkan pada tegangan keluarannya dan diperoleh bahwa sensor berbasis pure chitosan CS - CMC 0,01 wv CS - CMC 0,05 wv CS - CMC 0,1 wv
CS - CMC 0,5 wv untuk tiap gas uji pada konsentrasi gas masing - masing 0,1 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 5 ppm dan 10 ppm serta pada udara normal. Perbedaan
selektifitas pada kedua gas, baik aseton dan alkohol dikarenakan aseton lebih oksidator dalam interaksinya dengan meterial sensitif sensor dimana elektron
dilepas berpindah ke uap gas oksidator sehingga permukaan sensor kekurangan elektron yang berakibat naiknya tegangan keluaran sensor Sayono dkk., 2006.
y = 0.0128x + 0.227 R² = 0.903
y = 0.0142x + 0.306 R² = 0.907
100 200
300 400
500
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
T egan
gan m
V
Konsentrasi Gas ppm
e
78
4.4.3 Uji Respon Sensor Aseton Berbasis Film Kitosan - CMC