BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Penambahan CMC pada Larutan Kitosan
Pembuatan larutan kitosan dan larutan kitosan dengan penambahan variasi massa CMC dalam penelitian ini yaitu dengan metode blending. Hasil pembuatan
larutan dengan bahan dasar 0,5 g serbuk kitosan Tulus et al., 2010, 2013 dan penambahan CMC dengan variasi massa 0, 0,01 g, 0,05 g, 0,1 g dan 0,5 g
diperoleh lima sampel berupa larutan homogen kitosan murni dan larutan homogen kitosan dengan penambahan variasi massa CMC.
Untuk melihat bagaimana penambahan CMC memberi pengaruh pada larutan kitosan maka dilakukan pengamatan terhadap larutan homogen kitosan
yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan terkait tingkat kekeruhan dan tingkat keasaman larutan. Kedua hal tersebut merupakan dua hal yang saling terkait yang
dapat diamati untuk menjelaskan kualitas larutan berdasarkan pada kondisi fisik larutan kitosan dengan penambahan variasi massa CMC yang akan dibandingkan
dengan larutan kitosan tanpa penambahan CMC.
4.1.1 Tingkat Kekeruhan Larutan Warna Larutan
Warna merupakan salah satu prolfil visual yang menjadi kesan pertama yang dapat diamati untuk menentukan tingkat kekeruhan larutan yang dibuat
Taufiqur dkk., 2009. Hal ini sering juga digunakan untuk menilai tingkat kekentalan larutan tersebut. Gambar 4.1 di bawah menunjukkan tampilan fisik
larutan kitosan dengan dan tanpa penambahan CMC. Secara visual, larutan kitosan tanpa penambahan CMC cenderung tidak
berwarna atau bening. Perubahan warna terjadi pada penambahan CMC pada larutan kitosan. Larutan kitosan dengan penambahan CMC menunjukkan
perubahan warna dari bening menjadi berwarna putih dan keruh. Semakin besar jumlah CMC yang ditambahkan, tingkat kekeruhan larutan semakin meningkat.
53
Pure Chitosan
Chit – CMC
0,01 wv Chit
– CMC 0,05 wv
Chit – CMC
0,1 wv Chit
– CMC 0,5 wv
Gambar 4.1. Tampilan fisik larutan kitosan dan larutan kitosan - CMC Lebih lanjut dijelaskan, perubahan warna ini terjadi disebabkan oleh
karena terdispersinya kitosan dan CMC dengan baik di dalam pelarutnya, yakni asam asetat 2. Terdispersinya kitosan - CMC menunjukkan semakin stabilnya
larutan yang terbentuk sebagaimana digambarkan pada Gambar 4.2 Anggi et al., 2010.
Tabel 4.1. Tingkat kekeruhan larutan kitosan - CMC Campuran
Warna Larutan Kitosan
CMC
0,5 g
- Tidak berwarna
0,01 g Agak keruh
0,05 g Keruh
0,1 g Amat keruh
0,5 g Amat sangat keruh
Terdispersinya kitosan dan CMC dalam proses pembuatan larutan digambarkan pada mekanisme di atas, dimana pasangan elektron dari atom
oksigen dari molekul - molekul air bergerak menuju ion H
+
yang terletak diantara -COO
-
dan -NH
3 +
. Dan stabilitas larutan kitosan - CMC tercapai melalui peristiwa terlepasnya proton dari ion - ion hidrogen pada molekul air.
54
Gambar 4.2. Mekanisme transfer proton pada larutan kitosan – CMC
4.1.2 Tingkat Keasaman
Tingkat keasamaan atau pH larutan berkaitan erat dengan konsentrasi ion hidrogen yang terkandung dalam satu larutan yang diukur. Analisa yang
dilakukan terhadap pengaruh penambahan CMC pada kitosan dengan variasi massa yang berbeda - beda berpengaruh nyata terhadap tingkat keasaman larutan
yang diukur menggunakan pHmeter. Terlihat adanya kecenderungan penurunan nilai pH dengan semakin besarnya jumlah CMC yang ditambahkan ke dalam
larutan kitosan Tabel 4.1. Menurut Ganz 1997 CMC merupakan hidrokoloid yang mengandung
gugus karboksil -COOH dan mudah terhidrolisis. Gugus -COOH memberikan sifat asam pada campurannya. Sehingga semakin banyak jumlah CMC yang
ditambahkan memungkinkan pH larutan semakin asam. Dengan demikian, penambahan CMC meningkatkan kelarutan kitosan dengan meningkatnya nilai
pH larutan kitosan - CMC. Tabel 4.2. Tingkat keasaman larutan kitosan - CMC
Campuran pH Larutan
Kitosan CMC
0,5 g
- 4,02
0,01 g 3,91
0,05 g 3,62
0,1 g 3,28
0,5 g 3,10
55
4.1.3 Distribusi Ukuran Partikel Larutan