Kepercayaan Diri Sosial Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan Diri

25 situasi. Ketika mereka sudah pernah sukses dan pengalaman itu meyakinkan mereka bahwa mereka bisa sukses lagi. Arti kesuksesan mereka dalam dan ikatan kepercayaan antara diri dan kemampuan mereka sangat kuat. Untuk itulah kepercayaan diri yang sangat tinggi amat penting untuk para penyandang tunadaksa dan tidak menutup kemungkinan kepercayaan diri mereka dapat muncul lebih baik dari pada orang yang normal secara fisik pada umumnya.

5. Kepercayaan Diri Sosial

Bentuk kepercayaan diri lain dapat dilihat dari kepercayaan diri sosial. Banyak diantara kita yang sulit berbicara dengan orang yang baru dikenal dalam situasi sosial. kita kurang percaya diri untuk berbincang dengan orang “asing” dan merasa “malu”. Melakukan “obrolan ringan” lebih mudah dari pada yang kita bayangkan. Bisa dilihat bahwa orang yang mahir melakukan obrolan ringan biasanya memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang orang lain dan kehidupan. Untuk penyandang tunadaksa dengan segala keterbatasannya, melakukan “obrolan ringan” dirasa cukup sulit dilakukan, sehingga mempengaruhi juga terhadap kepercayaan dirinya. Kemampuan melakukan obrolan ringan berasal dari “kelebihan” referensi, fakta, dan informasi yang ingin dibagi dengan orang lain. Kemampuan sosial yang buruk bisa mengahambat seorang pemalu untuk 26 mengajak seseorang berinteraksi dengan orang lain. Ketidakmampuan melakukan obrolan ringan berakar pada pengkondisian sosial awal kita. 30 Selanjutnya Martin Perry juga memberikan “cara untuk mengembangkan kemampuan sosial dan mengatasi rasa malu: a. Menambah Referensi Jika kita sulit melakukan obrolan ringan, mulailah menambah referensi kita. Contohnya, kita mempelajari dan menemukan sesuatu yang baru setiap minggu tentang berbagai bidang seperti; menonton TV, membaca koran, menyimak cerita dan penjelasan guru, serta lebih banyak bermain di luar lingkungan rumah atau sekolah untuk dapat menemukan hal-hal baru, dll. Hal yang kita cari untuk memulai percakapan adalah keterkaitan. Untuk menjadi teman bicara yang menyenangkan, kita harus memiliki pengetahuan yang luas. Karenanya kita harus banyak membaca. b. Memulai Percakapan Cara terbaik untuk memulai percakapan adalah dengan pengamatan sederhana dan tidak controversial. Ketika kita membagi pengamatan dan pendapat, orang lain akan cenderung melakukan hal yang sama. Saat semuanya gagal cobalah beri orang lain pujian. c. Mengajukan Pertaanyaan Banyak orang percaya bahwa cara terbaik untuk mempertahankan kelangsungan percakapan adalah dengan mengajukan pertanyaan. Kuncinya adalah belajar menggunakan pertanyaan untuk memulai percakapan, bukan untuk mengendalikannya. Jangan terlalu banyak bertanya dan hindari pertanyaan yang terkesan menyelidik, pribadi, atau agresif. d. Membuka Diri Walaupun beresiko, ketika kita membuka diri, percakapan bisa menjadi lebih dalam. Begitu kita mulai berbagi lebih banyak hal dengan orang lain, mereka juga akan berbagi lebih banyak hal dengan kita. e. Mengatasi Keheningan yang Kaku Salah satu hal yang ditakuti banyak orang saat melakukan obrolan ringan adalah keheningan yang kaku, yaitu kondisi saat pembicaraan terhenti dan tidak seorang pun diantara kita yang mampu menemukan sesuatu untuk memulainya kembali. Keadaan ini tampaknya takkan pernah berakhir sampai salah satu dari kita bisa mengemukakan alasan dan kekakuan itu pun berakhir. f. Mengingat Nama Banyak orang yang lupa nama orang baru setelah diperkenalkan, baik karena mereka tidak menyimak atau karena terlalu banyak suara latar yang menghalangi informasi untuk diproses dengan baik. Gunakan kemampuan mendengarkan kita untuk mengingat nama. 30 Martin Perry, Confidence Boosters, Pendongkrak Kepercayaan Diri, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013, h. 78-79. 27 g. Membangun Kemampuan Mendengarkan Bersikap hening dalam diri sendiri sehingga mampu mendengarkan bisa jadi sulit dilakukan. Ketika kita bisa mendengarkan, percakapan menjadi mudah. Saat kepala kita harus memikirkan kalimat yang akan diucapkan selanjutnya, kita kehilangan alur pembicaraan dan tidak sanggup mengikutinya.” 31 Jadi menurut penulis obrolan ringan adalah suatu kegiatan yang sangat penting. Semua interaksi akan menimbulkan kepercayaan diri jika kita lakukan dengan obrolan ringan. Pembentukan kepercayaan diri datang dari banyak usaha kecil yang menuju arah yang sama, bukan satu usaha besar. Mungkin ada halangan dan kekecewaan kecil dalam proses. Tapi kunci kesuksesan adalah keputusan untuk memiliki kepercayaan diri dan tidak dibayangi keraguan.

B. Dukungan Sosial 1. Pengertian Dukungan Sosial

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Stres Orang Tua dengan Anak Tunagrahita dan Tunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan Tahun 2013

18 124 89

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyandang Tuna Daksa Oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan.

17 80 89

Pengaruh Pelayanan Pusat Rehabilitasi Anak Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan Terhadap Keterampilan Penyandang Tuna Grahita

12 125 92

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TENTANG PROGRAM BINA DIRI (SELF-CARE) DENGAN KEMANDIRAN ANAK TUNADAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) KOTA MALANG

2 8 32

Peranan guru agama islam dalam pembinaan siswa di SMPN 31 Kebayoran Lama Jakarta Selatan

0 7 81

Upaya bimbingan Islam bagi anak tunagrahita di SLB-C Khrisna Murti Kebayoran Baru Jakarta Selatan

0 17 73

PEMBELAJARAN INSTRUMEN KEYBOARD PADA SISWA PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

4 29 129

PENERAPAN MUSIK SEBAGAI MEDIA TERAPI FISIK MOTORIK BAGI ANAK PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

3 40 131

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 15

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 13