Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

19 dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan diri ada yang berasal dari dalam dan dari luar diri individu. Faktor yang berasal dari dalam individu yaitu faktor fisik, faktor mental, dan faktor usia, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu tingkat pendidikan, lingkungan, kesuksesan dan pelatihan atau terapi. Terapi dapat memengaruhi kepercayaan diri karena menurut Kennet kepercayaan diri bukan sesuatu yang konstan, namun dapat diubah melalui stimulus dan perlakuan yang diberikan oleh diri sendiri maupun dari pihak di luar dirinya. 21 Henny Puspitarini memberikan penjelasan tentang faktor-faktor kepercayaan diri dalam bukunya Membangun Rasa Percaya Diri Pada Anak, yaitu: “Perlu kita ketahui faktor gen memang berpengaruh terhadap derajat kepercayaan diri seseorang. Artinya bisa jadi seseorang penakut, pemalu, suka minder, dan sebagainya disebabkan karena ayahnyaibunya demikian pula. Namun, berdasarkan penelitian faktor gen mempunyai daya dukung sedikit presentasenya rendah, sekitar 20 sampai dengan 40 saja dalam pembentukan karakter termasuk kepercayaan diri. Faktor terbesar yang memepengaruhi justru dari lingkungan dan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di Universitas Montreal Kanada juga mengindikasikan hal yang sama. Kepribadian anak, termasuk kepercayaan diri sangat dipengaruhi oleh perilaku orang tua, bukan faktor genetika yang mempengaruhi sedikit saja”. 22 Untuk lebih memahami asal-usul kepercayaan diri kita dapat melihat lagi dalam buku “Pendongkrak Kepercayaan Diri”. Bahwa untuk 21 Siswanto dan Dian Puspitasari, Efektivitas Graphotherapy terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri pada Remaja dip anti Sosial dalam Jurnal Psikodimensia kajian Ilmiah Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, 2009, h. 91. 22 Henny Puspitarini, Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013, h. 49-50. 20 memahami asal-usul kepercayaan diri dapat dipikirkan kata dan ungkapan serupa. Kata kepercayaan diri berkaitan dengan istilah “percaya” dan “rahasia”. 23 Maksud dari istilah “percaya” dan “rahasia” penulis uraikan penjelasanya. Contohnya; saat A mempercayai B , maka A mengijinkan B mengetahui informasi yang A yakin tidak akan B sebarkan kepada orang lain lagi. B pun menjadi “orang yang dipercaya” karena A percaya akan kemampuannya dalam menjaga rahasia. Lagi pula, saat sebuah informasi dikatakan rahasia, berarti informasi tersebut bersifat rahasia dan tidak untuk disebarluaskan. Jika orang yang dipercaya melanggarnya, orang itu mengkhianati kepercayaanaan. Jadi, kepercayaan diri adalah kemampuan untuk mempercayai kemampuan sendiri. 24 Dari beberapa penjelasan faktor-faktor kepercayaan diri di atas, dapat diambil intisarinya, bahwa kepercayaan diri bisa timbul dari dalam diri dan dari luar diri. Dimulai dari faktor gen, fisik, usia itu semua dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terutama pada penyandang tunadaksa. Kondisi fisik yang menyandang kecacatan sangat mempengaruhi kepercayaan dirinya, ataupun usianya yang merasa tak dapat berbuat lebih produktif seperti orang lain yang tak cacat. Begitupun dengan faktor dari luar yang tak kalah pentingnya, yaitu bagaimana faktor pendidikan, lingkungan, perhatian dapat mempengaruhi kepercayaan diri penyandang tunadaksa pada khususnya dan semua orang pada umumnya. Kita percaya kekuatan ilmu, lingkungan yang baik, dukungan perhatian 23 Martin Perry, Confidence Boosters, Pendongkrak Kepercayaan Diri, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013, h. 11. 24 Ibid., h. 11-12. 21 yang cukup akan dapat memberikan kekuatan lebih pada kepercayaan diri terutama penyandang tunadaksa. Tapi kalau kita lihat uraian asal-usul kepercayaan diri, percaya diri berarti mempercayai kemampuan diri sendiri.

3. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Stres Orang Tua dengan Anak Tunagrahita dan Tunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan Tahun 2013

18 124 89

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyandang Tuna Daksa Oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan.

17 80 89

Pengaruh Pelayanan Pusat Rehabilitasi Anak Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan Terhadap Keterampilan Penyandang Tuna Grahita

12 125 92

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TENTANG PROGRAM BINA DIRI (SELF-CARE) DENGAN KEMANDIRAN ANAK TUNADAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) KOTA MALANG

2 8 32

Peranan guru agama islam dalam pembinaan siswa di SMPN 31 Kebayoran Lama Jakarta Selatan

0 7 81

Upaya bimbingan Islam bagi anak tunagrahita di SLB-C Khrisna Murti Kebayoran Baru Jakarta Selatan

0 17 73

PEMBELAJARAN INSTRUMEN KEYBOARD PADA SISWA PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

4 29 129

PENERAPAN MUSIK SEBAGAI MEDIA TERAPI FISIK MOTORIK BAGI ANAK PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

3 40 131

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 15

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 13