29
penulis bahwasanya dukungan sosial ini sangat dibutuhkan lebih besar bagi penyandang tunadaksa.
Pendapat lain yang menguatkan juga terdapat dalam jurnal Tazkiya of Psychology yang
menyatakan bahwa dukungan sosial merupakan kumpulan informasi yang menyebabkan individu percaya bahwa ia
diperhatikan, bernilai, dan akan mendapat pertolongan ketika ia membutuhkan. Dukungan sosial terdiri dari atas dukungan instrumental,
dukungan informasi, dukungan emosi, dan dukungan penghargaan.
38
Dari berbagai definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dukungan sosial, yaitu transaksi interpersonal yang melibatkan satu
atau lebih aspek yang mengarah pada problem focused coping dengan terdiri dari dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan emosi,
dan dukungan penghargaan.
2. Dukunga Sosial sebagai “Kognisi” atau “Fakta Sosial”
Bahan diskusi lainnya ialah apakah dukungan sosial itu seharusnya dianggap sebagai “fakta” sosial yang sebenarnya ataukah sebagai “kognisi
individual” atau dukungan yang dirasakan melawan dukungan yang diterima.
Hal ini berarti: apakah dukungan sosial itu segi gejala lingkungan yang obyektif, kuantitatif atau kualitatif, atau dukungan sosial itu persepsi
perseorangan terhadap dukungan yang potensial dukungan sosial sebagai “perceived helpfulness and supportiveness”.
39
38
Amalia Dianah Ratri Virianita, Dukungan Sosial dan Konsep Diri Pekerja Anak dalam Journal Tazkiya of psychology fakultas Psikologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011,
h. 212.
39
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT Grasindo, 1994, h. 135.
30
Selanjutnya dalam buku “Psikologi Kesehatan” juga menjelaskan dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal danatau non
verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional
atau efek perilaku bagi pihak penerima.
40
Hasil pengamatan dan observasi di Yayasan tempat penyandang tunadaksa dalam penelitian ini dibina, penulis melihat bahwa ada
keragaman dukungan sosial yang diterima oleh penyandang tunadaksa terutama dari sumber dukungan sosial paling utama yaitu orang tua atau
keluarga. Hal itu terlihat dari dukungan langsung beberapa orang tua atau keluarga yang datang langsung mendampingi pembinaan dan ada juga
terlihat sebagian yang hanya didampingi oleh perawat pribadi atau pembantu rumah tangganya saja. Ini jelas terasa berbeda efek dukungan
sosial yang diterima oleh penyandang tunadaksa di sana. Penulis lebih menekankan bahwa dukungan sosial itu terdiri atas informasi yang
menuntun orang meyakini bahwa ia diurus dan disayangi. Penyandang tunadaksa sama dengan manusia normal lainnya. Mereka berhak mendapat
perlakuan sama yaitu menerima dukungan sosial yang mengacu pada kesenangan yang dirasakan, pengahrgaan akan kepeduliaan, atau
membantu orang menerima dari orang-orang atau kelompok-kelompok lain. Intinya perlakuan yang sama seperti orang normal, tak dipandang
cacat, serta dipercaya selayaknya orang normal seperti biasa. Dukungan
40
Ibid., h. 135.
31
sosial seperti inilah yang penulis rasa dapat menumbuhkan kepercayaan diri penyandang tunadaksa.
3. Jenis Dukungan Sosial