Kerja Lapangan Metode Penelitian

13 Sejauh ini, penulis belum pernah menemukan kepustakaan yang yang membahas mengenai buku Zinunö secara spesifik. Namun demikian tulisan- tulisan diatas sangat kaya dengan informasi yang dapat saya gunakan sebagai identifikasi kebudayaan Nias, namun buku- buku diatas tidak ada hubungannya sama sekali dengan buku Zinunö

1.5.2 Kerja Lapangan

Penelitian lapangan ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan perekaman. Sebelum wawancara, penulis menyusun daftar pertanyaan untuk mengarahkan kepada pokok permasalahan yang ingin penulis ketahui. Namun demikian penulis tetap akan mengembangkan pertanyaan kepada hal- hal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Penelitian kualitatif menurut Hadari dan Mimi Martini 1994:176, yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring datainforman yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi aspekbidang kehidupan tertentu pada objeknya. Selain itu juga penulis mengacu pada pendapat Merriam bahwa dalam Etnomusikologi, dikenal istilah teknik lapangan dan metode lapangan. Teknik mengandung arti pengumpulan data-data secara rinci di lapangan. Metode lapangan sebaliknya mempunyai cakupan yang lebih luas, yaitu meliputi dasar-dasar teoritis yang menjadi acuan bagi teknik penelitin lapangan. Teknik menunjukkan pemecahan masalah pengumpulan data hari demi hari, sedangkan metode mencakup teknik- teknik dan juga berbagai pemecahan masalah sebagai bingkai kerja dalam penelitian lapangan Merriam, 1964:39-40. Universitas Sumatera Utara 14 Penulis akan melakukan kerja lapangan dengan mendatangi gereja dan juga menghadiri ibadah di jemaat BNKP yang pada dasarnya selalu menggunakan buku Zinunö. Ibadah ini termasuk ibadah raya Minggu, ibadah tengah minggu, dan latihan musik yang diselenggarakan oleh gereja. 1.5.3 Wawancara Dalam rangka penelitian ini, penulis melakukan wawancara langsung kepada objek yang di teliti, baik penarinya, penyanyinya serta pemusiknya yang berguna untuk mengumpulkan data-data yang akurat untuk penelitian ini. Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak-pihak yaitu pewawancara interviewer dan yang diwawancari interview . Patton dalam Moleong, 1988:135, mengungkapkan beberapa jenis wawancara, yaitu: 1 wawancara pembicaraan informal, 2 pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan 3 wawancara baku terbuka. Wawancara yang dimaksud disini adalah suatu cara yang digunakan seseorang untuk tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden dan bercakap-cakap serta bertatap muka dengan seseorang Koentjaraningrat,1990:129. Wawancara yang penulis lakukan yaitu: wawancara berfokus focused interview dan wawancara bebas free interview . Wawancara berfokus, pertanyaan yang dilakukan berpusat pada aspek permasalahannya saja sedangkan wawancara bebas pertanyaan yang diajukan tidak berpusat pada suatu pokok permasalahan yang lainnya. Universitas Sumatera Utara 15 Pada tahap ini penulis akan mencari informasi dengan mengadakan wawancara dengan tokoh-tokoh yang ikut mengambil andil dalam pembuatan buku ini. Salah satunya adalah Bapak Yas. Harefa dan Pdt. Arr. Gea yang ikut dalam Tim Revisi dan banyak mengetahui tentang buku ini. Tokoh lain adalah Pdt. Tuhoni Telaumbanua selaku Ephorus BNKP yang juga diperkirakan memiliki buku-buku dari cetakan awal hingga akhir, beliau juga mengetahui sejarah perkembangan buku ini. Dalam hal kebijakan gereja, Ibu Dorkas selaku sekjen BNKP juga dapat memberi informasi mengenai aturan-aturan dan kebijakan yang ada dalam organisasi gereja BNKP.

1.5.4 Perekaman Data Visual dan Audio