43
hanya saja ukurannya lebih kecil. Untuk alat musik tradisional yang lain akan dijelaskan lebih detail pada bab V.
Nias memiliki rumah adat yang sangat menarik
31
. Rumah tradisional yang tertua dan terluas yang dinamakan
Omo Sebua
, yang merupakan rumah asli dan suku yang suka perang terdapat di desa
Bawomatulou
atau“
Sunhill
”.
Omo sebua
adalah jenis rumah adat atau rumah tradisional dari Pulau Nias.
Omo sebua
adalah rumah yang khusus dibangun untuk kepala adat desa dengan tiang-tiang besar dari kayu besi
dan atap yang tinggi.
Omo sebua
didesain secara khusus untuk melindungi penghuninya dari serangan pada saat terjadinya perang suku pada zaman dahulu.
Akses masuk ke rumah hanyalah tangga kecil yang dilengkapi pintu jebakan. Bentuk atap rumah yang sangat curam dapat mencapai tinggi 16 meter. Selain digunakan
untuk berlindung dari serangan musuh, omo sebua pun diketahui tahan terhadap goncangan gempa bumi. Rumah ini tingginya mencapai 22 m dan beberapa tiangnya
lebih tebal dari 1 m. Rumah ini masih dimiliki dan ditempati oleh keluarga kerajaan. Arsitektur dari bangunan ini sangat unik dan mempunyai ukuran dinding yang
menarik untuk menghormati upacara pesta yang terkenal dan hiasan perabotnya, seperti meja dan kursi beratnya masing-masing mencapai 18 ton dan juga seni lukis
dan pahat yang menghiasi rumah ini.
2.7 Kebudayaan Masa Pada Masa Sekarang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan Nias juga sudah berubah dan tidak sama lagi seperti ratus tahun silam. Budaya ono niha yang dulu sangat
31
Lih. Gambar 2.4
Universitas Sumatera Utara
44
dijunjung tinggi, sekarang semakin tidak berpengaruh bahkan banyak generasi muda yang tidak begitu mengetahui adat istiadat nenek moyangnya.Pewarisan kebudayaan
yang seharusnya dilakukan secara turun temurun tidak lagi menjadi sebuah keharusan. Sekarang, Nias sudah menyerap dan mengalami percampuran kebudayaan
yang membawa perubahan dalam masyarakat. Berbagai perubahan yang terjadi melingkupi aspek pendidikan, teknologi, sosial, ekonomi, dan politik. Hal ini juga
membawa perubahan pikiran dalam masyarakat terlebih- lebih di bidang pendidikan. Ada banyak generasi muda Nias yang menimba ilmu di luar Nias. Masyarakat Nias
juga sudah banyak tersebar di luar pulau Nias terutama di Sumatera Utara bahkan membangun komunitas- komunitas dan berbaur dengan masyarakat lokal sehingga
mereka bukan lagi orang baru di Medan. Zinuno BNKP juga merupakan refleksi bahwa orang Nias tidak lagi terkungkung di Nias saja, karna didalamnya sudah
banyak lagu- lagu yang mungkin saja alirannya berbeda dari himne- himne tradisional dan bergaya pop yang menjadi representasi orang Nias sekarang.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA BNKP
Bab ini akan menguraikan tentang proses berdirinya BNKP sebagai sebuah institusi gereja di Pulau Nias. Pertama sekali penulis akan membicarakan terkait
Kebaktian Kelompok Desa sebagai cikal bakal berdirinya BNKP. Kedua, akan diuraikan seputar sejarah proses berdirinya BNKP sekaligus datangnya ajaran Kristen
di Pulau Nias. Jumlah statistik jemaat juga akan di uraikan, untuk mengetahui perkembangan jemaat BNKP di beberapa kota. Berikutnya akan dijelaskan tentang
tugas dan tanggungjawab Departemen Musik dan sebelum mengakhiri bab ini akan dijelaskan juga publikasi buku Zinunö kepada jemaat BNKP.
3.1 Kebaktian Kelompok Desa: Cikal Bakal Berdirinya BNKP