Publikasi Musikal BNKP: Zinunö

64

3.5. Publikasi Musikal BNKP: Zinunö

Buku Zinunö merupakan salah satu buku nyanyian yang paling sering digunakan dalam kebaktian gereja BNKP. Zinunö yang ada dalam buku tersebut sebagian besar adalah lagu- lagu terjemahan Jerman yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Nias. Seperti yang pernah diungkapkan sebelumnya, Zinunö pertama kali dibuat dan diterjemahkan langsung oleh Missionaris Jerman pada tahun 1898 di Jerman. Setelah mengalami beberapa kali mengalami perubahan akhirnya revisi yang terbaru diterbitkan pada tahun 2014. Buku Zinunö terbitan 2014 tidak hanya memuat lagu-lagu terjemahan Barat tetapi juga berisi lagu-lagu yang diciptakan oleh masyarakat Nias sendiri. Mereka tergabung dalam sebuah tim yang disebut Tim Revisi Buku Zinunö BNKP. Menurut Bapak Arr. Gea yang menjabat sebagai salah satu tim revisi, buku Zinunö terbitan 2014 sudah mengalami banyak perubahan jika dibandingkan dengan buku-buku revisi sebelumnya. Beliau mengungkapkan bahwa BNKP mengambil kebijakan revisi untuk semakin menyempurnakan buku Zinunö. Beberapa perubahan yang terjadi dalam Zinunö adalah penambahan dan pengurangan lagu, perbaikan lirik, perubahan sampul, dan beberapa lagu yang diciptakan orang Nias juga turut dicantumkan dalam Zinunö. Misalnya saja Zinunö yang diterjemahkan oleh Missionaris Jerman masih memiliki kekurangan terutama dalam hal bahasa. Lirik yang diterjemahkan ke dalam bahasa Nias susah dimengerti sehingga maknanya menjadi kurang dimengerti oleh jemaat. Tetapi setelah beberapa orang Nias ikut ambil bagian dalam penyusunan buku ini tahun 1923, Zinunö akhirnya lebih mudah dipahami Arr. Gea, 2015. Universitas Sumatera Utara 65 Tentunya dalam mempelajari Zinunö dibutuhkan orang- orang yang mengerti musik. Para missionaries ternyata tidak hanya memberi ilmu pengetahuan umum saja kepada orang Nias, namun juga mengajar orang Nias dalam hal bermusik. Bapak Arr. Gea menambahkan, pada masa missionaris alat musik brass seperti terompet dan trombone sempat diajarkan kepada beberapa anak muda di Nias. Alat musik seperti Keyboard masih belum sampai ke Nias, sehingga dalam ibadah, alat musik brass digunakan untuk mengiringi nyanyian jemaat. Namun sangat disayangkan, alat musik brass tidak bertahan lama, buktinya sampai sekarang gereja BNKP hanya memakai keyboard saja. Sebelum buku Zinunö dipublikasikan kepada seluruh jemaat BNKP, terlebih dahulu Zinunö yang telah disusun oleh tim revisi di perlihatkan kepada semua anggota sinode dalam sebuah Sidang Sinode. Setelah melihat dan menimbang, akhirnya sinode yang memutuskan apakah buku Zinunö perlu diperbaiki lagi atau sudah layak digunakan dalam jemaat. Berhubung karena setiap revisi memuat lagu- lagu baru maka petugas KMG perlu melakukan publikasi kepada jemaat. Bapak Odi Gulõ sebagai sekretaris gereja BNKP Teladan Medan mengatakan bahwa untuk bisa menguasai lagu baru KMG melakukan latihan bersama jemaat untuk mempelajari lagu baru tersebut sebelum ibadah raya dimulai. Publikasi yang dilakukan kepada jemaat hanya sebatas lagu saja, sedangkan pencipta dan latar belakang histori sebuah lagu tidak dipublikasikan kepada jemaat. Bahkan ketika penulis mewawancarai ketua KMG BNKP Teladan Medan, beliau bahkan tidak mengetahui sama sekali jika buku Zinunö sudah memuat lagu- lagu yang diciptakan oleh orang Nias sendiri. Universitas Sumatera Utara 66 Menurutnya, jemaat mungkin menyanyikan sebuah lagu tapi seringkali tidak mengetahui dengan jelas pencipta dan asal-usul lagu tersebut.

3.6 Kebutuhan Akan Buku Nyanyian Jemaat di BNKP