Latar Belakang Masalah Studi Deskriptif dan Analitis Identitas Musikal Nias yang Terkandung Dalam “Zinunö BNKP”

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Buku Zinunö adalah sebuah buku nyanyian atau himne yang digunakan dalam kebaktian gereja BNKP Banua Niha Keriso Protestan. Nyanyian sangat penting dalam ibadah, sebabsebagian besar porsi ibadah dalam gereja adalah menaikkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan lewat lagu. Begitu pentingnya nyanyian dalam gereja sehingga Marthin Luther seorang tokoh gereja Protestan era Reformasimengatakanbahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bernyanyi 1 . Nyanyian yang berisi lirik- lirik pujian memiliki makna yang sangat dalam karena didalamnya terkandung ungkapan isi hati orang percaya terhadap iman Kekristenan mereka. Oleh karena itu, butuh proses yang panjang dan cukup lama dalam menyusun sebuah buku nyanyian untuk layak digunakan sebuah ibadah. Dalamtahap pembuatanbuku zinuno saya merasaada banyak hal yang terjadi dibalik proses tersebut yang layak diangkat dan diketahui. ZinunöMembaca kata sambutan yang disampaikan oleh Ephorus BNKP dalam Buku Zinuno terbitan tahun 2014 saya dihadapkan pada sebuah fenomena tentang latar belakang perkembangan buku zinuno BNKP. Berdasarkan keterangan 1 Mawene, 2004 Gereje yang Bernyanyi Pe er it Andi. Yogyakarta. Universitas Sumatera Utara 2 beliau, sejak Injil 2 masuk ke pulau Nias pada tahun 1865, para missionaris 3 sudah merencanakan untuk menyusun sebuah buku kidung berbahasa Nias yang akan digunakan dalam kelompok-kelompok masyarakat yang sudah , walaupun sebenarnya sulit untuk menghadirkan bukti tentang rencana yang dimaksudkan beliau 4 . Sebab, pada saat itu tak ada satupun organisasi gereja yang terbentuk sehingga ibadah dilakukan dengan cara berkelompok. Menurut keterangan Ephorus BNKP, buku nyanyian pertama yang berhasil dibuat diberi judul Sura Zinunö ba Danö Niha ” Niassisches Gesang- Buchlein , jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia mengandung arti “ Buku Nyanyian di Tanah Nias”, pada tahun 1898 di Ernst Siedhoff, Bielefeld, Germany.Tujuh tahun setelah itu diperbahui kembali yaitu pada tahun 1905 berisi lirik lagu dan notasi balok dan dicetak di Leipzig, Germany. Kemudian pada tahun 1923 Buku Zinunö mengalami revisi kembali dengan penambahan lagu- lagu baru di buat di Missions Druckerei Ombolata. Pada saat itulah baru terdapat beberapa orang Nias yang ikut berpartisipasi dalam menyusun buku nyanyian tersebut.Mereka adalah Penatua Lotebulo, Penatua Ama Gana‟a, Penatua Ama Janaoli, Pendeta Ama Masia, Pdt. Ligi, Penatua Sarambowo, Guru lo‟a, Penatua Tao Bini, Guru Nga, Guru Tabisa, Guru Saloe-saloe, Pdt. Ama Wiro, Ketua Adat Ama De‟ali, dan Guru Amatia, bekerja sama dengan Missionaris E. Fries; H. LAgeman, C. Ufer, Frickernschmidt; G. Marg. 2 Injil berasal dari bahasa Yunani yaitu euanggelion yang artinya kabar baik atau good messagetentang kemuliaan dan Rahmat Allah yang inti isi beritanya adalah Pertobatan, Pengampunan Dosa dan Hidup Yang Kekal di dalam Yesus Kristus. 3 Orang yg melakukan penyebaran warta Injil kpd orang lain yg belum mengenal Yesus; 2 imam Kristen atau Katolik yg melakukan kegiatan misi sumber KBBI 4 Hasil wawancara via telepon dengan Bapak Pdt. Arr. Gea selaku salah satu Tim Revisi Buku Zinunö BNKP Rabu, 11 Februari 2015 pukul 15.00 WIB Universitas Sumatera Utara 3 Dungs; G. Ottolie Schl; E. Schlipkoter. Revisi berikutnya masih pada masa missionaris dibuat pada tahun 1931 di Wuppertal, Germany. dan diberi judul “ Buku Zinunö Mbanua Niha Keriso P rotestan Ba Dano Nias Indonesia ” BukuNyanyian Umat Kristen Protestan di Tanah Nias Indonesia . Kemudian di perbanyak pada tahun 1952 di Wuppertal- Barmen, Germany. Beliau menambahkan setelah Yubellium 100 tahun kabar injil di Nias revisi sudah terjadi sebanyak 3 kali yaitu Buku Zinunö terbitan tahun 2000, dan buku terbitan tahun 2005 yang sudah memuat notasi angka dan di cetak di Nias. Namun, pada Persidangan Majelis Sinode 5 BNKP ke -54 yang di adakan di Teluk Dalam, Nias Selatan memutuskan untuk memperbaharui kembali Buku Zinunö BNKP dengan tujuan lagu-lagu didalamnya lebih tersusun rapi dan dikelompokkan berdasarkan tema yang sudah di tentukan. Sebagai lanjutan dari keputusan di atas, maka pada tahun 2009 BPHMS Badan Pengurus Harian Majelis Sinode BNKP memberi mandat kepada Tim Revisi Buku Zinunö BNKP untuk melakukan revisi. Hasil revisi mereka yang terbaru di beri judul Buku Zinunö BNKP yang di cetak tahun 2014 dan memuat lagu-lagu lama yang beberapa liriknya mengalami penambahan, berikut dengan penambahan thema lagu “ F anusugi Dödö ” Pengingat SanubariHati yang berisi lagu-lagu yang diciptakan oleh orang Nias sendiri. Sekilas memperhatikan Buku Zinunö, penulis melihat bahwa nyanyian dikemas dalam bentuk himne sederhana yang mudah untuk dinyanyikan oleh jemaat. 5 Sinode berasal dari kata Yunani συνοδος”, yang berarti sidang atau pertemuan yang dihadiri oleh pemimpin- pemimpin umat Kristiani Katolik untuk membicarakan hal- hal yang berkenaan dengan kesejahteraan umat serta mengambil keputusan menyangkut masalah doktrin, administrasi atau aplikasi. Universitas Sumatera Utara 4 Tempo yang sedang dan jumlah birama yang tidak begitu banyak juga memberi keterangan bahwa Zinunö dapat menyatukan jemaat dari berbagai kalangan termasuk orang tua dan lansia lanjut usia untuk dapat mengingat lebih banyak deretan lagu terutama karena penggunaan melodi yang bersifat repetitif. Salah satu hal yang menarik adalah nyanyian ciptaan masyarakat lokal yang ikut tercantum dalam Buku Zinunö. Kumpulan lagu- lagu ini dikelompokkan dalam tema “ F anusugi Dödö Pengingat HatiSanubari. Salah satu lagu ciptaan orang Nias yang paling sering dinyanyikan oleh jemaat BNKP adalah lagu dalam “Buku Zinunö 2014 no. 498 N a’irugi inötö” bila diterjemahkan artinya „jika waktunya sudah tiba‟. Fenomena ini mengisyaratkan kepada penulis bahwa jemaat memberi respon positif dan sangat antusias terhadap zinunö- zinunö lokal. Penulis juga menemukan bahwa pencipta lagu tidak dicantumkan dalam Buku Zinunö sebelumnya kecuali terbitan tahun 2014. Bahkan nama-nama komposer lagu- lagu Nias tidak dituliskan, melainkan diwakilkan oleh nama sebuah tim yang disebut tim revisi. Salah satu kajian yang akan dilakukan dalam konteks proses dan hasil revisi yang terjadi adalah aspek identitas musikal Nias yang terdapat dalam Buku Zinunö. Secara spesifik penulis ingin melihat apakah elemen musikal seperti gaya musik vokal Nias yang masuk kedalam buku tersebut. Kalau ada, direvisi keberapa, kenapa dan bagaimana. Kemudian penulis ingin mengidentifikasi aspek musikal dengan menganalisa tangga nada yang ada terdapat dalam Buku Zinunö sehingga dapat membantu saya menemukan sebuah karakter musikal khusus yang ada dalam kebudayaan orang Nias. Universitas Sumatera Utara 5 Berdasarkan uraian diatas tentunya ada alasan-alasan tertentu mengapa revisi terjadi dan apa yang menjadi kontribusi kebudayaan setempat sehingga buku Zinunö dapat menjadi sebuah cerminan identitas musikal kebudayaan Nias. Oleh karena itu saya tertantang untuk mengetahui lebih dari sekedar yang sudah tertulis di dalam kata pengantar tersebut mengenai latar belakang perkembangan buku ini. Dua hal yang ingin saya lihat di dalam penelitian ini pertama apakah hubungan masing- masing revisi dan bagaimana buku ini menjadi sebuah catatan perkembangan kebudayaan Nias tidak saja dari religius, pendidikan, ekonomi dan teknologi tetapi dari aspek musikalnya. Berdasarkan hal dan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk membahas nyanyian jemaat BNKP dan dituliskan dalam karya ilmiah dengan judul: “STUDI DESKRIPTIF DAN ANALITIS IDENTITAS MUSIKAL NIAS YANG TERKANDUNG DALAM “ZINUNÖ BNKP”

1.2 Pokok Permasalahan