Sistem Transmisi Lagu Buku Zinunö Kepada Jemaat

79

4.3 Sistem Transmisi Lagu Buku Zinunö Kepada Jemaat

Lagu- lagu pujian yang terdapat dalam buku Zinunö adalah lagu- lagu pilihan yang dikonsep secara khusus dengan notasi dan lirik yang sederhana yang mudah dipahami oleh jemaat. Namun tidak semua jemaat mampu menyanyikan lagu- lagu tersebut dengan baik dan benar tanpa bantuan dari gereja setempat terutama para pelayan musik. Oleh karena sangat penting untuk memperkenalkan lagu kepada jemaat. Salah satu tanggungjawab Departemen Musik dalam sebuah gereja lokal adalah mampu menyajikan sebuah konsep musikal yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang sudah ada, termasuk didalamnya mempersiapkan jemaat untuk mampu menyanyikan Zinunö sesuai dengan aturan yang sudah baku. Hal menjadi masalah yang terus dihadapi oleh gereja BNKP karena banyak Zinunö tidak dinyanyikan seperti seharusnya. Beberapa kesalahan yang sering terjadi adalah tempo yang tidak sesuai, notasi yang dinyanyikan oleh jemaat berbeda dengan notasi yang ada dalam Zinunö, serta dialek etnis yang mempengaruhi bahasa dan nada nyanyian 45 . Oleh karena itu sangat penting mengadakan trasmisi Zinunö kepada jemaat, terutama lagu-lagu baru yang masih asing bagi Jemaat. Gereja BNKP melakukan berbagai upaya transmisi lagu kepada jemaat sehingga jemaat mampu menyanyikan zinunö seperti yang seharusnya. Menurut bapak Drs. Yas Harefa 46 , beberapa usaha yang dilakukan oleh gereja adalah sebagai berikut: 1. Menayangkan slide Zinunö melalui multimedia 45 Hasil wawancara dengan selaku Ketua KMG BNKP Teladan Medan tanggal 26 April 2015 pukul 09.00 WIB. 46 Hasil wawancara via telepon dengan bapak Yas. Harefa sebagai Ketua Revisi Buku Zinunö 2005, tanggal 3 Juli 2015 pukul 11.30 WIB Universitas Sumatera Utara 80 2. Terkhusus untuk lagu baru, prokantor mengajak jemaat untuk berlatih sebelum ibadah dimulai. Biasanya, prokantor atau songleader bernyanyi terlebih dahulu kemudian diikuti oleh jemaat, dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang untuk memudahkan jemaat bernyanyi ketika ibadah sudah dimulai. 3. BNKP mengumpulkan nomor lagu- lagu baru, kemudian mengadakan lomba menyanyikan lagu tersebut dengan benar dan dilakukan oleh jemaat secara berkelompok. Lomba akan dipertontonkan kepada jemaat, sehingga secara tidak langsung memperkenalkan lagu- lagu tersebut kepada jemaat. 4. Anggota jemaat disarankan untuk berlatih secara mandiri dalam kelompoknya, kemudian BNKP akan mengirim utusannya kepada setiap kelompok untuk mengajar lagu kepada jemaat. Upaya- upaya diatas memberikan hasil yang positif dimana jemaat sangat terbantu dalam mempelajari lagu- lagu. Kendatipun demikian, usaha tersebut tidak dapat sepenuhnya menghapus kebiasaan jemaat terutama dialek Nias yang masih sangat kental ditengah- tengah jemaat. Bahkan berdasarkan pengalaman selama ini, jemaat mampu bernyanyi sesuai dengan latihan hanya dalam hitungan beberapa minggu saja. Minggu berikutnya, kesalahan yang sama pun terjadi. Hal ini tentunya menjadi tantangan BNKP untuk lebih memikirkan cara yang lebih efektif untuk mentransmisikan Zinunö kepada jemaat. Universitas Sumatera Utara 81

4.4 Latar Belakang Terjadinya Revisi Pada Buku Zinunö BNKP