30
pembangunan juga berdiri di Kota Medan, seperti Gerakan Mahasiswa Nias GMN, Generasi Muda Nias Gema Nias, Forum Mahasiswa Nias Peduli Nias
FORMANISPE, Komisi pemuda BNKP Hilisawatö
2.2 Bahasa
Masyarakat Nias mempunyai bahasa ibu yang disebut
Li Niha
. Dahulu Sebelum
ndrawa
orang yang bukan berasal dari suku Nias datang ke Nias, semua orang di Niasmenggunakan
Li Niha
. Setelah terjadinya hubungan dengan orang asing, kemudian sebagian masyarakat Nias khususnya di Gunungsitoli mulai
mengerti dan menggunakan bahasa Melayu sekarang bahasa Indonesia dan Belanda khususnya pada masa penjajahan. Namun demikian, sampai sekarang masih ada
masyarakat Nias yang masih belum mengerti bahasa Indonesia, khususnya pada masyarakat di pedalaman pulau Nias. Hal ini dibenarkan oleh pendapat Man Harefa
selaku tokoh masyarakat, mengatakan bahwa masih banyak masyarakat Nias yang belum mengetahui bahasa Indonesia, terutama didaerah terpencil seperti pedalaman
di daerah Nias Selatan
Gomo,
maupun di tempat lainnyaHarefa, dalam Harefa
2012:42.
Satu keunikan dari bahasa Nias, yaitu huruf konsonan pada akhir kata tidak ada. Jadi apabila masyarakat Nias zaman dahulu jika berbicara dengan memakai
bahasa Indonesia akan terlihat unik, contohnya kata „makan, minum, lem, dan rumpu‟,
ono Niha
pasti ak an berkata „maka, minu, le, da rupu. Hal ini disebabkan
karena struktur bahasa Nias yang tidak mempunyai huruf konsonan pada akhir kata.
Li niha
mempunyai semua huruf yang ada dalam bahasa Indonesia, ditambah
Universitas Sumatera Utara
31
dengan huruf ö
24
. Jadi bahasa Nias mempunyai 27 huruf. Masing- masing huruf dibentuk menjadi sebuah kata dan setiap kata berakhir dengan huruf vokal.
Kita mengetahui struktur bahasa Indonesia adalah „S-P-O-K‟, maka struktur bahasa Nias berbeda. Menurut bapak Yas Harefa 2012 struktur bahasa Nias dimulai
dari predikat subjek- objek- keterangan. Contoh perbedaan bahasa Nias dan Indonesia yaitu :
Bahasa Nias mempunyai logat dan intonasi yang berbeda-beda sesuai dengan daerah yang terbagi 3, yaitu utara, tengah dan selatan. Selain itu masyarakat Nias
Utara dan tengah mempunyai perbedaan kosa kata dengan Nias Selatan. Masyarakat Nias dapat mengetahui orang tersebut apakah berasal dari Nias bagian utara, tengah
atau selatan dari cara mereka berbicara dan intonasinya. Berikut contoh transkripsi bahasa Nias bagian utara, tengah dan Selatan Harefa, dalam Harefa 2012:43.
Nias Utara : hezo möi’ö : kemana kamu pergi
Nias Tengah : hezo möi’ö : kemana kamu pergi
Nias Selatan :
Haega hö möi
: kemana kamu pergi
Pada masa penyebaran ajaran Kristen di Nias, para missionaris juga berusaha untuk melakukan pendekatan melalui
li niha
. Selama proses ini berlangsung, para
24
Me urut Bpk Bu’ulölö. Huruf ö a g ada dala siste ahasa Nias erupaka pe garuh dari para missionaris Jerman; missionaris Jerman yang menciptakan sistem tulisan di Nias
wawancara 30 april 2015 pukul 12.00
Universitas Sumatera Utara
32
missionaris banyak mengganti bahasa Nias dengan makna dan pemahaman yang baru untuk mempermudah
ono niha
memahami konsep ajaran Kristen. Beberapa diantaranya adalah:
1. Lowalangi sebagai Allah
Ono niha memiliki keyakinan bahwa
Lowalangi
adalah
adudewa
atau Tuhan yang tertinggi, Pencipta alam semesta dan berurusan dengan hidup dan mati. Ono
niha sangat menghormati Lowalangi, sehingga dalam berbagai ritual mereka menggunakan jasa seorang
ere
25
sebagai mediator kepada
Lowalangi
. Para missionaris menggunakan kata lowalangi sebagai nama Allah
Ellohim
. Sehingga ketika
ono niha
memanggil nama lowalangi, mereka tidak lagi berfokus kepada
adu
tetapi kepada Ellohim Tuhan. 2.
Yesu Keriso sebagai Yesus Kristus Penerjemahan ini disesuaikan dengan ejaan lokal karena
li niha
tidak menggunakan huruf konsonan pada setiap kata, sehingga Yesus diganti mengganti
Yesu, dan Kristus diganti dengan Keriso. Oleh karena itu Yesu Keriso merupakan sebuah bahasa yang baru yang sama sekali tidak mengandung unsur agama primal
sebelumnya. 3.
Eheha Ni‟amoni‟ö sebagai nama Roh Kudus. Pada zaman dahulu orang Nias percaya bahwa eheha dapat didapatkan oleh
seorang anak muda tertua dalam keluarga sebelum ayahnya nyaris meninggal dengan
25
Sebutan untuk para pemimpin agama kuno yang menjadi pengantara antara ono niha dengan sesembahannya. Sering juga, oleh karena kepintaran seseorang dalam hal tertentu, maka dia
disebut Ere, umpamanya Ere huhuo yaitu seseorang yang sangat pintar dalam berbicara terutama menyangkut adat-istiadat.
Universitas Sumatera Utara
33
mendekatkan mulut si anak dengan mulut si ayah sebelum menghembuskan nafas terakhirnya untuk mendapatkan
eheha
, jika seorang anak tidak kuat untuk menerima eheha tersebut maka si anak dapat pingsan. Bagi ono niha
eheha
merupakan sebuah roh yang diturunkan mengandung kharisma, hikmat, kebijaksanaan, kekuatan dan
keterampilan terutama dalam hal kepemimpinan.
Eheha
ini kemudian digunakan oleh missionaris untuk menggambarkan roh kudus yang memberi hikmat, ketentraman,
dan kebijaksanaan. Ono niha tidak mengalami kesulitan untuk memahami hal ini dan langsung memberi respon yang positif terlebih para bangsawan.
Bahasa Nias juga mempunyai kata-kata yang artinya sama dengan suku lain bahasa serapan. Contoh bahasa tersebut seperti
asu
,
manga mangan
dalam bahasa Batak Toba, dan sebagainya. Bahasa serapan tersebut bisa ada dalam
Li Niha
diakibatkan karena kontak budaya, mungkin dahulu ada sesuatu benda yang namanya tidak terdapat dalam kosa kata bahasa Nias sehingga
Ono Niha
memakai bahasa tersebut. Bahasa Nias juga digunakan dalam ibadah gereja kesukuan seperti Amin
Angowuloa Masehi Indonesia dan BNKP.
2.4. Sistem Kekerabatan