121
tahun 2014. Jika dibandingkan antara tahun 2005 dan 2014, perbedaan yang ditemui lebih banyak. Penambahan tema lagu berjumlah 11 yaitu revisi 2014
tema no. 23, 24, 31, 32, 33, 36, 37, 39, 40, 42, dan 45. Sementara hubungan antara revisi 2014 dan revisi 2000 adalah persamaan bahasa yang digunakan
pada revisi tahun 2014 tema no. 16 dan revisi tahun 2000 tema no. 14, pada hakekatnya memiliki arti yang sama yaitu Perjamuan Kudus.
2. Lagu-lagu yang disajikan hampir sama; sebagian memiliki perbedaan dari
jumlah syairbait, melodi, dan judul lagu. lih.tabel 5.1 3.
Himne Barat masih mengungguli jumlah terbanyak dibandingkan lagu lokal pada masing-masing revisi
4. Revisi tahun 2005 dan 2014 sudah memuat lagu-lagu ciptaan ono niha yang
terangkum dalam tema Fanusugi dödö, sedangkan revisi 2000 sama sekali tidak memuat lagu-lagu tersebut.
5.6 Kontribusi Kebudayaan Lokal
Kebudayaan lokal Nias merupakan hasil dari tingkah laku dan pola pikir masyarakat yang dapat dilihat sistem pengetahuan, kepercayaan, kesenian, kearifan
lokal, hukum, adat istiadat dan lain-lain. Kebudayaan ini erat kaitannya dengan kegiatan sehari-hari masyarakat termasuk upacara yang dilakukan sejak kelahiran
sampai kematian
circle of life
. Kearifan lokal juga dapat diidentifikasi lewat lagu dalam Buku Zinunö yang menjadi gambaran kehidupan masyarakat Nias.
Missionaris pada masa penyebaran ajaran Kristen menyadari bahwa ono niha sangat menaati adat istiadat yang telah diwarisi turun temurun. Salah satunya adalah
Universitas Sumatera Utara
122
kepercayaan akan roh pada seseorang yang sudah meninggal. Sebelum missionaris datang, ono niha belum mengenal sistem penguburan mayat. Jasad seseorang roh
akan dibuang jauh dari perkampungan, namun untuk mengenang orang tersebut, mereka membuat patung
adugowe
yang terbuat dari batu yang kemudian dipahat dan diletakkan didepan rumah. Oleh karena itu, ono niha kaya dengan budaya
megalithic dan tidak mengherankan apabila di kampung-kampung masih banyak terdapat patung depan rumah-rumah penduduk. Mereka mempercayai bahwa ada roh
yang tinggal didalam patung tersebut sehingga mereka sangat menjaganya bahkan melakukan penyembahan. Untuk mengantisipasi hal ini, missionaris membuat sebuah
pengalihan kebudayaan yaitu dengan memperkenalkan sistem penguburan mayat, dan mengganti penyembahan adu dengan sistem
fananö bunga
51
. Tradisi ini juga memberi kontribusi salah satu tema dalam Buku Zinunö 2014 dengan tema
“Fangaro Wamati ba wananö bunga.
51
Yaitu sebuah proses atau acara penanaman bunga disekitar kuburan yang dilakukan oleh anggota keluarga secara beramai-ramai untuk tetap menjaga keasrian sekitar kuburan serta sebagai
simbol untuk mengenang seseorang yang telah meninggal. Hal ini masih dipertahankan sampai sekarang dan dilakukan sekali dalam setahun.
Universitas Sumatera Utara
123
Artinya “Mari kita sembah Tuhan yang sudah menolong dan memelihara.
Yang memberi kita kesempatan untuk berkumpul kembali di pemakaman ini.”
Peran kebudayaan lain adalah upacara perkawinan. Upacara perkawinan
fongambatö
merupakan salah satu upacara terbesar adat istiadat ono niha. Tradisi ini juga memberi kontribusi dalam Buku Zinunö tahun 2014 dengan tema “Sinunö Ba
Walöwa Nyanyian Pernikahan.
Universitas Sumatera Utara
124 Artinya
“Kita bersukacita hari ini. Karena pernikahan adalah perintah Tuhan. Diberinya Roh untuk mempersatukan hati kita”.
Ono niha sebelum mengenal Kristen selalu mengandalkan adu untuk memberkati segala sesuatu pekerjaan mereka. Termasuk didalamnya kegiatan perburuan dan pertanian.
Setelah missionaris datang, mereka diberi pengetahuan sistem pertanian yang baik dan mengajar mereka untuk tidak lagi mengandalkan adu dan meminta pertolongan kepada
Tuhan. Hasil tanaman selalu diberikan kepada pihak gereja sebagai ucapan syukur. Salah satu lagu yang tercipta sebagai ungkapan harapan untuk memberkati tanaman mereka adalah
berikut.
Universitas Sumatera Utara
125 Artinya
“Kami berkumpul dalam namaMu Bapa Tuhan Kami. Kami segera memulai pekerjaan kami untuk menanam tanaman. Berik kami kekuatan serta berkat- berkatmu.
Artinya “Bersuka hati bersuka hati karena kebaikan Tuhan. Ia sudah memelihara dan
memberkati sepanjang pekerjaan kita. Tanaman yang ditanam diberkatinya kita beri syukur kepada Tuhan.
Universitas Sumatera Utara
126
BAB VI KESIMPULAN