diyakini kecepatan angin antara 0,8 knot sampai 0,9 knot. Tahun 2010 diperoleh bahwa rata-rata 1,4 knot, median 1,5 knot, standar deviasi 0,5 knot, dengan
kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 2,2 knot. Dan dari hasil estimasi interval bahwa 95 diyakini kecepatan angin antara 1,2 knot sampai 1,5 knot.
Tahun 2011 diperoleh rata-rata 1,2 knot, median 1,2 knot, standar deviasi 1,2 knot dan kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 1,9 knot serta diyakini
kecepatan angin antara 1 knot sampai 1,3 knot. Tahun 2012 diperoleh bahwa rata- rata kecepatan angin 1,3 knot, median 1,4 knot, standar deviasi 0,2 knot,
kecepatan angin terendah 0,7 knot dan tertinggi 1,7 knot. Hasil estimasi interval disebutkan 95 diyakini kecepatan angin antara 1,2 knot sampai 1,4 knot.
Sedangkan kecepatan angin daerah pesisir selama tahun 2009-2012 diperoleh rata-rata kecepatan angin 1,2 knot, median 1,1 knot, standar deviasi 0,4
knot, kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 2,2 knot dan dari hasil estimasi interval disebutkan 95 kecepatan angin antara 1,1 knot sampai 1,2 knot.
4.2.4 Kejadian Tuberkulosis Paru Bukan Daerah Pesisir
Dari tabel 4.25 dibawah ini, diketahui jumlah kejadian tuberkulosis paru bulanan, terbanyak pada bulan September dengan jumlah 30 kasus dan terendah
pada bulan Februari sebanyak 20 kasus. Jumlah kejadian tuberkulosis paru tahunan, terbanyak terjadi pada tahun 2011 dan 2012 untuk Kecamatan Sipispis
sebanyak 48 kasus, sedangkan terendah pada tahun 2009 dengan jumlah 0 kasus di Kecamatan Kotarih.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.25. Jumlah Kejadian Tuberkulosis Paru kasus Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012
Bulan Kecamatan
Jml Sipispis
Kotarih Tebing Sahbandar
2009 2010
2011 2012
2009 2010
2011 2012
2009 2010
2011 2012
Jan 2
4 4
5 1
1 3
1 21
Feb 1
4 3
4 1
3 1
3 20
Mar 5
2 5
4 1
5 2
2 26
Apr 3
2 3
5 1
1 1
2 3
21 Mei
2 5
5 4
2 4
3 25
Jun 7
3 5
6 2
1 2
2 2
4 34
Jul 2
3 3
5 1
1 1
1 5
22 Ags
2 5
3 4
1 5
1 1
22 Sep
1 5
6 5
2 3
4 2
2 30
Okt 1
4 4
2 1
2 5
4 23
Nop 7
4 2
2 1
2 4
2 5
29 Des
10 5
2 1
2 1
2 2
25
Jmlh 43
41 48
48 2
5 11
8 32
25 35
Jumlah Tahun 2009 51
Jumlah Tahun 2010 75
Jumlah Tahun 2011 78
Jumlah Tahun 2012 94
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai 2009-2012 Terjadi peningkatan jumlah kasus tuberkulosis paru pada daerah bukan
pesisir dari tahun 2009 hingga 2012. Pada tahun 2009 jumlah kasus sebanyak 51, meningkat menjadi 75 kasus pada tahun 2010, naik menjadi 78 kasus pada tahun
2011 dan puncaknya pada tahun 2012 sebanyak 94 kasus. Berdasarkan penyebaran kasus tuberkulosis paru untuk ketiga kecamatan
yang diteliti, diperoleh bahwa Kecamatan Sipispis memiliki jumlah kasus Tb terbanyak yaitu pada tahun 2009 sebanyak 43 kasus, tahun 2010 sebanyak 41
kasus, tahun 2011 sebanyak 48 kasus dan tahun 2012 sebanyak 48 kasus, diikuti Kecamatan Tebing Sahbandar, pada tahun 2009 sebanyak 8 kasus, tahun 2010
sebanyak 32 kasus, tahun 2011 sebanyak 25 kasus dan tahun 2012 sebanyak 35
Universitas Sumatera Utara
kasus, berikutnya Kecamatan Kotarih, pada tahun 2009 sebanyak 0 kasus, tahun 2010 sebanyak 2 kasus, tahun 2011 sebanyak 5 kasus dan tahun 2012 sebanyak 11
kasus.
Tabel 4.26. Distribusi Kejadian Tuberkulosis Paru kasus Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009–2012
Variabel Tahun
Mean Median
SD Min-Max
95 CI
Kejadian Tuberkulosis
paru kasus 2009
1,4 0,0
2,3 0-10
0,6-2,2 2010
2,1 2,0
1,9 0-5
1,4-2,7 2011
2,2 2,0
1,9 0-6
1,5-2,8 2012
2,6 2,0
1,7 0-6
2,0-3,2 2009-2012
2,1 2,0
2,0 0-10
1,7-2,4 Tabel 4.26 diatas, menggambaran tahun 2009 rata-rata kejadian
tuberkulosis paru sebanyak 1,4 kasus meningkat menjadi 2,1 kasus pada tahun 2010, tahun 2011 meningkat sebanyak 2,2 kasus dan tahun 2012 menjadi 2,6
kasus. 4.3 Uji Normalitas Data
Uji normalitas pada sebuah data dimaksudkan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat menentukan jenis uji statistik yang
digunakan dalam analisis bivariat. Suatu data disebut berdistribusi normal apabila dalam uji normalitas Shapiro-Wilk untuk n
≤ 50 dan Kolmogorov -Smirnov untuk n 50 menunjukkan Dahlan, 2010 :
a. Distribusi data normal apabila nilai signifikansi p 0,05. b. Distribusi data tidak normal apabila nilai signifikansi p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1 Uji Normalitas Data Daerah Pesisir Tabel 4.27. Uji Normalitas Data Variabel – variabel Penelitian tahun
2009 - 2012 Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun
Variabel Nilai
p Keterangan
2009 Suhu Udara
0,555 Normal
Kelembaban Udara 0,000
Tidak Normal Curah Hujan
0,059 Normal
Lama Penyinaran Matahari 0,421
Normal Kecepatan Angin
0,014 Tidak Normal
Kejadian Tb paru 0,001
Tidak Normal 2010
Suhu Udara 0,451
Normal Kelembaban Udara
0,007 Tidak Normal
Curah Hujan 0,001
Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari
0,303 Normal
Kecepatan Angin 0,289
Normal Kejadian Tb paru
0,007 Tidak Normal
2011 Suhu Udara
0,282 Normal
Kelembaban Udara 0,075
Normal Curah Hujan
0,158 Normal
Lama Penyinaran Matahari 0,140
Normal Kecepatan Angin
0,447 Normal
Kejadian Tb paru 0,041
Tidak Normal 2012
Suhu Udara 0,161
Normal Kelembaban Udara
0,018 Tidak Normal
Curah Hujan 0,121
Normal Lama Penyinaran Matahari
0,021 Tidak Normal
Kecepatan Angin 0,053
Normal Kejadian Tb paru
0,062 Normal
2009-2012 Suhu Udara 0,063
Normal Kelembaban Udara
0,000 Tidak Normal
Curah Hujan 0,014
Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari
0,095 Normal
Kecepatan Angin 0,001
Tidak Normal Kejadian Tb paru
0,000 Tidak Normal
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Uji Normalitas Data Daerah Bukan Pesisir
Tabel 4.28. Uji Normalitas Data Variabel – variabel Penelitian tahun 2009 - 2012 Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun Variabel
Nilai p
Keterangan
2009 Suhu Udara
0,799 Normal
Kelembaban Udara 0,004
Tidak Normal Curah Hujan
0,037 Tidak Normal
Lama Penyinaran Matahari 0,328
Normal Kecepatan Angin
0,004 Tidak Normal
Kejadian Tb paru 0,000
Tidak Normal 2010
Suhu Udara 0,998
Normal Kelembaban Udara
0,068 Normal
Curah Hujan 0,000
Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari
0,434 Normal
Kecepatan Angin 0,388
Normal Kejadian Tb paru
0,000 Normal
2011 Suhu Udara
0,764 Normal
Kelembaban Udara 0,133
Normal Curah Hujan
0,066 Normal
Lama Penyinaran Matahari 0,032
Tidak Normal Kecepatan Angin
0,254 Normal
Kejadian Tb paru 0,003
Tidak Normal 2012
Suhu Udara 0,884
Normal Kelembaban Udara
0,027 Tidak Normal
Curah Hujan 0,156
Normal Lama Penyinaran Matahari
0,014 Tidak Normal
Kecepatan Angin 0,004
Tidak Normal Kejadian Tb paru
0,008 Tidak Normal
2009-2012 Suhu Udara 0,200
Normal Kelembaban Udara
0,003 Tidak Normal
Curah Hujan 0,000
Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari
0,200 Normal
Kecepatan Angin 0,035
Tidak Normal Kejadian Tb paru
0,000 Tidak Normal
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisis Bivariat 4.4.1 Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di daerah
Pesisir dan daerah Bukan Pesisir
Secara keseluruhan hasil analisis bivariat antara variabel suhu udara dengan jumlah kejadian tuberkulosis paru di daerah pesisir dan daerah bukan
pesisir Kabupaten Serdang Bedagai, untuk tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2009-2012 menunjukkan tidak ada korelasi dengan nilai p 0,05. Hasil analisis
dapat dilihat pada tabel 4.29.
Tabel 4.29. Analisis Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir dan Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2009-2012 Variabel
Tahun Nilai p
R
Suhu Udara Pesisir 2009
0,878 -0,026
2010 0,337
0,165 2011
0,491 0,119
2012 0,979
0,005 2009-2012
0,098 0,138
Suhu Udara Bukan Pesisir
2009 0,666
-0,075 2010
0,617 0,086
2011 0,996
0,000 2012
0,300 0,177
2009-2012 0,446
0,064 Dari hasil uji korelasi pada tabel 4.29 menunjukkan tidak ada korelasi
antara suhu udara dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir dan daerah bukan pesisir, tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2009-2012. Bila
dibandingkan dengan hasil pengamatan untuk daerah pesisir, menunjukkan suhu udara berada diantara 26 - 29,2
C, dan hasil pada daerah bukan pesisir yaitu
Universitas Sumatera Utara
antara
25,1 – 29
Hasil uji keeratan hubungan antara suhu udara dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir dan daerah bukan pesisir menandakan
hubungan yang lemah. Pola hubungan antara suhu udara dengan kejadian Tuberkulosis paru pada daerah pesisir dapat dilihat pada grafik 4.3 dibawah ini.
C yang merupakan suhu baik untuk Mycobacterium tuberculosis tumbuh subur.
Gambar 4.3 Grafik Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-
2012
Grafik 4.3, menggambarkan jumlah kasus tuberkulosis paru tertinggi yaitu 24 kasus pada saat rata-rata suhu udara 27,6
o
C di bulan Mei dan 27,1
o
C di bulan Oktober tahun 2012. Sedangkan jumlah kasus tuberkulosis paru terendah yaitu 3
5 10
15 20
25 30
24.5 25.0
25.5 26.0
26.5 27.0
27.5 28.0
28.5 29.0
29.5
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt 2009
2010 2011
2012
Suhu udara daerah pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru daerah pesisir tahun 2009-2012
S u
h u
U d
a ra
o
C Ju
m lah
K e
jad ian
T u
b e
rk u
lo sis
P aru
Universitas Sumatera Utara
kasus terjadi pada saat rata-rata suhu udara 27,7
o
C di bulan Juli tahun 2009. Rata- rata suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Mei tahun 2010 dengan suhu sebesar
29,1
o
C dan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebesar 15 kasus. Sedangkan rata- rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2009 sebesar 26,2
o
Pola hubungan antara suhu udara dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir, menunjukkan hubungan yang positif, dimana pada saat suhu udara
naik kejadian tuberkulosis paru juga naik. Pola positif ini dapat dilihat pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2009-2012, walaupun hanya memiliki hubungan yang
lemah. Kenaikan suhu udara diikuti dengan kenaikan jumlah kejadian tuberkulosis paru, selama periode tahun 2009 hingga 2012, diketahui bahwa setiap kenaikan
suhu udara di bulan Februari, Maret, Mei, dan September diikuti kenaikan kejadian tuberkulosis paru. Dari kenaikan suhu udara diikuti dengan kenaikan
kejadian tuberkulosis paru pada bulan tertentu diatas, yang menjadi prioritas perhatiannya adalah kenaikan suhu udara pada bulan Mei.
C dengan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebanyak 6 kasus.
Dari grafik 4.4 dibawah ini menunjukkan pola hubungan suhu udara pada daerah bukan pesisir dengan kejadian tuberkulosis paru. Jumlah kejadian
tuberkulosis paru tertinggi yaitu 12 kasus terjadi ketika suhu udara tercatat pada rata-rata suhu 26,5
o
C di bulan Desember tahun 2009. Dan kejadian Tuberkulosis paru terendah yaitu 1 kasus terjadi ketika suhu udara tercatat pada rata-rata suhu
26,6
o
C pada bulan Februari dan bulan September sebesar 26,5
o
C tahun 2009, serta pada suhu 26
o
C di bulan Desember tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4. Grafik Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2009-2012
Rata-rata suhu udara tertinggi daerah bukan pesisir terjadi pada bulan Mei tahun 2010 dengan suhu 28,6
o
C dan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebesar 7 kasus. Sedangkan rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan
Januari tahun 2009 yaitu 25,9
o
4.4.2 Korelasi Kelembaban Udara dengan Kejadian Tuberkulosis paru