Analisis Spasial Analisis Multivariat

bukan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi person dan sperman pada taraf kepercayaan 95. 3. Analisa Multivariat Analisa multivariat menggunakan uji regresi linear berganda pada taraf kepercayaan 95 terhadap variabel independen terhadap variabel dependen untuk menganalisis model prediksi determinan kejadian TB paru baik prevalensi TB paru maupun insidensi TB paru. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi didasarkan pada peroleh nilai p ≤0,25 dari hasil uji korelasi sperman pada analisis bivariat. Adapun dengan persamaan model matematis regresi linear berganda, yaitu: � = � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + � 3 � 3 + � 4 � 4 + � 5 � 5 Keterangan: y = Kejadian TB Paru a = Intercept, perbedaan besarnya rata-rata variabel Y ketika variable X=0 b = Slope, perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai variabel X berubah satu unit pengukuran. X 1 = Suhu Udara; X 2 = Kelembaban Udara; X 3 = Curah Hujan; X 4 = Lama Penyinaran Sinar Matahari; X 5 = Kecepatan Angin;

3.7. Analisis Spasial

Perangkat lunak yang digunakan untuk analisa spasial dalam penelitian ini adalah ArcView Ver.9.1. dengan mekanisme analisa meliputi seluruh data variabel penelitian dimasukkan ke dalam tabel yang ada pada suatu theme peta Kabupaten Serdang Bedagai pada tampilan view. Kemudian dilakukan pengelompokkan data dan skoring untuk dapat membuat suatu view baru sesuai dengan kebutuhan. Universitas Sumatera Utara Setelah itu view yang sudah ada ditampilkan pada suatu layout dengan penambahan judul, skala peta, petunjuk arah, keterangan, inset dan sumber data. Metode analisis spasial menggunakan teknik overplay methode, yang meliputi distribusi kasus TB paru berdasarkan variabel iklim dalam rata-rata perbulan berdasarkan data dari BMKG. Selanjutnya untuk memudahkan penyajian informasi tentang pemetaan kasus TB Paru berdasarkan variabel iklim diberi degradasi warna. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografi Kabupaten Serdang Bedagai, merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 3 o 01’2,5’’ Lintang Utara –3 o 46’33’’ Lintang Utara dan 98 o 44’22’’ Bujur Timur – 99 o Batas – batas wilayah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut : 19’01’’ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut BPS Serdang Bedagai, 2012. Sebelah Utara : Selat Malaka Sebelah Selatan : Kabupaten Simalungun Sebelah Timur : Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Simalungun Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang BPS Serdang Bedagai, 2012. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Kabupaten Deli Serdang sebagai kabupaten induk. Pengamatan Stasiun Sampali menunjukkan rata – rata kelembaban udara per bulan sekitar 84, curah hujan berkisar antara 18 sampai dengan 144 mm perbulan dengan periodik tertinggi pada bulan Mei 2011, hari hujan per bulan berkisar 2-16 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan Agustus 2011. 46 Universitas Sumatera Utara Rata-rata kecepatan angin berkisar 1,8 mdt. Temperatur udara per bulan minimum 23,4 o C dan maksimum 32,7 o Secara administrasi Kabupaten Serdang Bedagai terbagi dalam 17 kecamatan, yaitu Kecamatan Kotarih, Silinda, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Serbajadi, Sipisipis, Dolok Merawan, Tebing Tinggi, Tebing Syahbandar, Bandar Khalipah, Tanjung Beringin, Sei Rampah, Sei Bamban, Teluk Mengkudu, Perbaungan, Pegajahan dan Pantai Cermin. Secara terperinci dapat dilihat pada peta dibawah ini : C BPS Serdang Bedagai, 2012. Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Serdang Bedagai menurut Kecamatan Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Keadaan Demografi

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan kabupaten baru yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Deli Serdang. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2009-2011, adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2011 Tahun Total Jumlah Penduduk Kab. Serdang Bedagai 2009 642.983 jiwa 2010 594.383 jiwa 2011 599.941 jiwa Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai 2010 - 2012 Dari tabel 4.1 dapat diperoleh bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai mengalami penurunan. Selisih jumlah penduduk antara tahun 2009 dan tahun 2010 berjumlah 48.600 jiwa. Penurunan ini lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai, antara tahun 2010 dan tahun 2011 yang hanya berjumlah 5.558 jiwa. Hal ini dapat kita lihat pada gambar 4.2, dibawah ini : Gambar 4.2 Grafik Jumlah Penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2011 Universitas Sumatera Utara Secara lebih terperinci untuk mengetahui keadaan demografi pada kecamatan yang diteliti dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Jumlah Penduduk pada Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Tanjung Beringin, Kecamatan Sipispis, Kecamatan Tebing Sahbandar dan Kecamatan Kotarih Tahun 2009 – 2011 Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Jiwa Jiwa Jiwa Perbaungan 103.016 16,02 99.936 16,81 101.278 16,88 Sei Rampah 67.025 10,42 63.379 10,66 63.955 10,66 Tanjung Beringin 32.291 5,96 36.864 6,20 37.151 6,19 Sipispis 34.594 5,38 31.617 5,32 31.829 5,31 Tebing Sahbandar 35.460 5,51 32.191 5,42 32.423 5,40 Kotarih 8.818 1,37 7.975 1,34 8.035 1,34 Jumlah 281.204 271.962 274.671 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai 2010 – 2012 Dari tabel 4.2 diatas dari enam kecamatan yang diteliti diperoleh jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Perbaungan yaitu sebesar 103.016 jiwa atau 16,02 pada tahun 2009, 99.936 jiwa atau 16,81 pada tahun 2010 dan 101.278 jiwa atau 16,88 pada tahun 2011, kemudian diikuti Kecamatan Sei Rampah dan penduduk terendah ada di Kecamatan Kotarih yaitu sebesar 8.818 jiwa atau 1,37 persen pada tahun 2009, 7.975 jiwa atau 1,34 pada tahun 2010, dan 8.035 jiwa atau 1,34 pada tahun 2011. Sedangkan Kecamatan Tanjung Universitas Sumatera Utara Beringin, Sipispis dan Tebing Sahbandar berada pada posisi yang memiliki jumlah penduduk yang hampir sama. 4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Gambaran Iklim di Daerah Pesisir Dari data iklim berupa suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, lama penyinaran matahari dan kecepatan angin dari stasiun klimatologi Sampali didapatkan informasi tentang keadaan iklim bulan tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan tahun periode 2009 – 2012 untuk daerah pesisir Kabupaten Serdang Bedagai pada Kecamatan Perbaungan, Sei Rampah dan Tanjung Beringin.

4.2.1.1 Suhu Udara Daerah Pesisir Tabel 4.3 Variasi Suhu Udara

C Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Suhu Udara Rata- rata C Daerah Pesisir Perbaungan Sei Rampah Tanjung Beringin 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 26,0 26,8 26,2 26,7 26,6 27,3 26,6 26,9 26,0 26,8 26,2 26,7 26,6 Feb 26,6 27,8 26,8 27,3 27,4 28,6 27,5 27,6 26,6 27,8 26,8 27,3 27,3 Mar 26,9 28,1 26,8 27,8 27,4 28,6 27,4 27,7 26,9 28,1 26,8 27,8 27,5 Apr 27,7 28,6 27,2 27,6 28,2 28,8 26,0 27,4 27,7 28,6 27,2 27,6 27,7 Mei 27,7 29,0 28,0 27,7 28,4 29,2 28,2 27,4 27,7 29,0 28,0 27,7 28,2 Jun 28,1 27,8 27,8 28,2 28,5 28,2 28,2 28,5 28,1 27,8 27,8 28,2 28,1 Jul 27,5 27,3 27,7 27,3 28,0 27,7 28,2 27,8 27,5 27,3 27,7 27,3 27,6 Ags 27,2 27,4 26,9 27,3 27,7 28,0 27,5 27,6 27,2 27,4 26,9 27,3 27,4 Sep 27,0 27,2 27,1 27,4 27,5 27,8 27,4 27,6 27,0 27,2 27,1 27,4 27,3 Okt 26,8 27,5 26,9 27,0 27,2 28,1 27,3 27,3 26,8 27,5 26,9 27,0 27,2 Nop 26,7 26,7 26,6 27,2 27,1 27,1 27,0 27,3 26,7 26,7 26,6 27,2 26,9 Des 26,9 26,3 26,3 27,1 27,1 26,7 26,6 26,8 26,9 26,3 26,3 27,1 26,7 Rata- rata 27,1 27,5 27,0 27,4 27,6 28,0 27,3 27,5 27,1 27,5 27,0 27,4 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui, rata-rata suhu udara bulanan tertinggi daerah pesisir Kabupaten Serdang Bedagai dari tahun 2009-2012 terjadi Universitas Sumatera Utara pada bulan Mei sebesar 28,2 o C dan yang paling rendah terjadi pada bulan Januari sebesar 26,6 o C. Berdasarkan tahun, rata-rata suhu tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 28 o C dan yang terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 27 o Keadaan suhu udara antar kecamatan daerah pesisir dari tahun 2009 hingga tahun 2012, diperoleh bahwa suhu udara tertinggi berada di Kecamatan Sei Rampah, pada tahun 2009 di bulan Juni sebesar 28,5 C. o C. Tahun 2010 di bulan Mei yakni 29,2 o C, tahun 2011 bulan Mei, Juni, Juli yakni 28,2 o C dan tahun 2012 bulan Juni yakni 28,5 o Sedang untuk kecamatan dengan suhu udara terendah dari tahun 2009 hingga tahun 2012, berada pada Kecamatan Perbaungan dan Tanjung Beringin, yakni pada tahun 2009 tercatat di bulan Januari yakni 26 C. o C, tahun 2010 tercatat di bulan Desember yakni 26,3 o C, dan tahun 2012 bulan Januari yakni 26,7 o C. Sedang untuk tahun 2011, berada pada Kecamatan Sei Rampah tercatat pada bulan April yakni 26 o Tabel 4.4 Distribusi Suhu Udara C. o Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 C Daerah Pesisir Kabupaten Variabel Tahun Mean Median SD Min- Max 95 CI Suhu Udara 2009 C 27,3 27,2 0,6 26 - 28,5 27-27,5 2010 27,7 27,7 0,8 26.3-29.2 27,4-28 2011 27,1 27,1 0,6 26 - 28.2 26,9-27,3 2012 27,4 27,3 0,4 26.7-28.5 27,3-27,5 2009-2012 27,4 27,4 0,6 26 - 29,2 27,3-27,5 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 diatas, menggambaran hasil univariat untuk suhu udara pada daerah pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai periode tahun 2009 hingga tahun 2012, diperoleh bahwa rata-rata suhu udara 27,4 o C, median 27,4 o C, standar deviasi 0,6 o C, dengan suhu udara terendah 26 o C dan tertinggi 29,2 o C. Dari hasil estimasi interval dapat disebutkan bahwa 95 diyakini suhu udara adalah diantara 27,3 o C sampai 27,5 o Tahun 2009 diperoleh bahwa rata-rata suhu udara 27,3 C. o C, median 27,2 o C, standar deviasi 0,6 o C, dengan suhu udara terendah 26 o C dan tertinggi 28,5 o C. Dari hasil estimasi interval dapat disebutkan bahwa 95 diyakini suhu udara adalah diantara 27 o C sampai 27,5 o Tahun 2010 hasil analisis suhu udara bulanan diperoleh bahwa suhu udara rata-rata yaitu 27,7 C. o C, median 27,7 o C, standar deviasi 0,8 o C, dengan suhu udara terendah 26,3 o C dan tertinggi 29,2 o C. Dari hasil estimasi interval dapat disebutkan bahwa 95 diyakini suhu udara adalah diantara 27,4 o C sampai 28 o Tahun 2011 hasil analisis suhu udara bulanan diperoleh bahwa suhu udara rata-rata yaitu 27,1 C. o C, median 27,1 o C, standar deviasi 0,6 o C, dengan suhu udara terendah 26 o C dan tertinggi 28,2 o C. Dari hasil estimasi interval dapat disebutkan bahwa 95 diyakini suhu udara adalah diantara 26,9 o C sampai 27,3 o Tahun 2012 hasil analisis suhu udara bulanan diperoleh bahwa suhu udara rata-rata yaitu 27,4 C. o C, median 27,3 o C, standar deviasi 0,4 o C, dengan suhu udara terendah 26,9 o C dan tertinggi 27,8 o C. Dari hasil estimasi interval dapat Universitas Sumatera Utara disebutkan bahwa 95 diyakini suhu udara adalah diantara 27,3 o C sampai 27,5 o

4.2.1.2 Kelembaban Udara Daerah Pesisir

C. Tabel 4.5 Variasi Kelembaban Udara Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Kelembaban Udara Daerah Pesisir Rata- rata Perbaungan Sei Rampah Tanjung Beringin 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 85 86 85 84 82 82 81 83 85 86 85 84 84 Feb 83 83 83 82 74 80 80 79 83 83 83 82 81 Mar 83 80 84 81 82 79 79 84 83 80 84 81 82 Apr 84 81 84 83 81 81 79 83 84 81 84 83 82 Mei 84 80 83 83 82 80 80 83 84 80 83 83 82 Jun 81 84 81 79 79 82 81 77 81 84 81 79 81 Jul 82 84 82 80 81 83 80 81 82 84 82 80 82 Ags 85 84 84 82 83 82 77 83 85 84 84 82 83 Sep 85 84 84 83 82 81 82 85 85 84 84 83 83 Okt 86 83 84 85 84 80 81 83 86 83 84 85 84 Nop 85 86 86 83 86 84 80 83 85 86 86 83 84 Des 85 86 86 84 87 84 81 87 85 86 86 84 85 Rata- rata 84 83 84 82 82 81 80 83 84 83 84 82 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata bulan kelembaban udara tertinggi daerah pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai dari tahun 2009 - 2012, tercatat pada bulan Desember yakni 85 , sedangkan rata – rata bulan yang terendah tercatat pada bulan Februari dan Juni yakni sebesar 81 . Dari rata-rata tahun kelembaban udara tertinggi tercatat pada tahun 2009 dan 2011 yakni sebesar 84 dan kelembaban udara terendah tercatat pada tahun 2010 yakni sebesar 81 . Universitas Sumatera Utara Gambaran kelembaban udara antar kecamatan daerah pesisir yang tercatat pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, diperoleh bahwa kelembaban udara tertinggi untuk tahun 2009 dan 2012 yakni sebesar 87 terjadi pada bulan Desember di Kecamatan Sei Rampah, begitu juga untuk kelembaban udara terendah pada tahun 2009 dan 2012 berada di Kecamatan Sei Rampah, yang terjadi pada bulan Februari tahun 2009 sebesar 74 dan bulan Juni tahun 2012 sebesar 77 . Untuk 2010 dan 2011, kelembaban udara tertinggi terjadi pada Kecamatan Perbaungan dan Tanjung Beringin, yakni sebesar 86 pada bulan Januari, Nopember dan Desember tahun 2010 dan pada bulan Nopember dan Desember tahun 2011. Sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada Kecamatan Sei Rampah, yakni sebesar 79 pada bulan Maret tahun 2010 dan sebesar 77 pada bulan Agustus tahun 2011. Tabel 4.6 Distribusi Kelembaban Udara Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min- Max 95 CI Kelembaban Udara 2009 83,3 84,0 2,4 74-87 82,5-84,1 2010 82,8 83,0 2,1 79-86 82 - 83,5 2011 82,6 83,0 2,3 77-86 81,9-83,3 2012 82,5 83,0 2,0 77-87 81,8-83,5 2009-2012 82,8 83,0 2,2 74-87 82,4-83,1 Dari tabel diatas, yang merupakan hasil univariat, diperoleh keadaan kelembaban udara bulanan tahun 2009, yaitu rata-rata kelembaban udara sebesar 83,3 , median 84 , standar deviasi 2,4 , dengan kelembaban udara terendah Universitas Sumatera Utara 74 dan tertinggi 87 . Hasil estimasi interval dapat diyakini 95 kelembaban udara adalah antara 82,5 sampai 84,1 . Tahun 2010 diperoleh bahwa rata-rata kelembaban udara yakni 82,8 , median 83 , standar deviasi 2,1 , dengan kelembaban udara terendah 79 dan tertinggi 87 . Hasil estimasi interval dapat diyakini 95 kelembaban udara berada diantara 82 sampai 83,5 . Tahun 2011 diperoleh bahwa rata-rata kelembaban udara yaitu 82,6 , median 83 , standar deviasi 2,3 , dengan kelembaban udara terendah 77 dan tertinggi 86 . Dari hasil estimasi interval dapat disebutkan bahwa 95 diyakini kelembaban udara adalah diantara 81,9 sampai 83,3 . Tahun 2012 diperoleh bahwa kelembaban udara rata-rata yaitu 82,5 , median 83 , standar deviasi 2 , dengan kelembaban udara terendah 77 dan tertinggi 87 . Dari hasil estimasi interval dapat disebutkan bahwa 95 diyakini kelembaban udara adalah diantara 81,8 sampai 83,5 . Hasil analisis kelembaban udara tahunan daerah pesisir selama tahun 2009- 2012 diperoleh bahwa rata-rata kelembaban udara 82,8 , median 83 , standar deviasi 2,2 , dengan kelembaban udara terendah 74 dan tertinggi 87 . Dari hasil estimasi interval dapat disebutkan bahwa 95 diyakini kelembaban udara adalah diantara 82,4 sampai 83,1 .

4.2.1.3. Curah Hujan Daerah Pesisir

Berdasarkan tabel 4.7 dibawah ini, diperoleh gambaran rata-rata bulanan curah hujan tertinggi daerah pesisir di Kabupaten tahun 2009-2012, terjadi pada bulan Nopember yaitu sebesar 261,5 mm dan rata-rata terendah terjadi pada bulan Universitas Sumatera Utara Februari yaitu sebesar 33,3 mm. Gambaran rata-rata tahun untuk periode 2009- 2012, curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 207,5 mm dan terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 106,8 mm. Tabel 4.7 Variasi Curah Hujan mm Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Curah Hujan mm Daerah Pesisir Rata- rata Perbaungan Sei Rampah Tanjung Beringin 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 147 47 125 64 53 68 98 140 170 107 175 92 107,1 Feb 25 42 48 9 51 64 1 8 16 15 65 55 33,3 Mar 161 29 109 59 86 78 173 235 193 25 204 66 118,1 Apr 172 68 116 119 97 67 45 68 140 45 215 269 118,3 Mei 268 70 189 176 162 50 142 118 220 102 131 242 155,8 Jun 12 149 57 73 26 125 66 72 21 212 62 143 84,8 Jul 125 166 87 38 106 156 71 95 140 113 222 78 116,3 Ags 210 62 186 109 212 136 254 121 161 130 243 181 167,0 Sep 181 259 92 209 140 202 121 208 240 113 293 135 182,7 Okt 261 123 295 68 228 199 220 51 229 104 294 209 190,1 Nop 246 313 205 247 231 448 286 312 185 212 276 177 261,5 Des 67 146 191 111 74 105 199 87 35 190 310 165 140,0 Rata- rata 156,3 122,8 141,7 106,8 122,1 141,4 139,4 126,2 145,8 114 207,5 151 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Variasi curah hujan daerah pesisir Kabupaten Serdang Bedagai pada tiap- tiap kecamatan yang diteliti, dari tahun 2009 hingga tahun 2012, bahwa pada tahun 2009 curah hujan tertinggi dan terendah terjadi di Kecamatan Perbaungan yakni sebesar 268 mm tercatat pada bulan Mei dan sebesar 12 mm pada bulan Juni. Keadaan ini berbeda pada tahun 2010, curah hujan tertinggi tercatat pada Kecamatan Sei Rampah sebesar 448 mm dan terendah terjadi di Kecamatan Tanjung Beringin yakni 15 mm pada bulan Februari. Pada tahun 2011 curah hujan Universitas Sumatera Utara tertinggi terjadi di Kecamatan Tanjung Beringin yakni 310 mm di bulan Februari. Sedangkan tahun 2012, curah hujan tertinggi yakni 269 mm tercatat pada bulan April di Kecamatan Tanjung Beringin, dan terendah yakni 8 mm tercatat pada bulan Februari di Kecamatan Sei Rampah. Tabel 4.8 Distribusi Curah Hujan mm Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min-Max 95 CI Curah Hujan 2009 141,4 154,0 78,7 12-268 140,6-142,2 2010 126,1 110,0 88,4 15-448 96,2-126,7 2011 162,9 174 86,1 1-310 133,8 - 192 2012 128 114,5 76,1 8-312 102,3-153,8 2009-2012 139,6 127,5 82,9 1-448 126 – 153,3 Menurut tabel 4.8 didapat bahwa rata-rata curah hujan pada tahun 2009 adalah 141,4 mm, tahun 2010 adalah 126,1 mm, tahun 2011 adalah 162,9 mm , tahun 2012 adalah 128 mm dan untuk periode tahun 2009 hingga 2012 diperoleh 139,6 mm. Standar deviasi untuk tahun 2009 adalah 78,7 mm, tahun 2010 adalah 88,4 mm, tahun 2011 adalah 86,1 mm, tahun 2012 adalah 76,1 mm, dan untuk periode tahun 2009 hingga tahun 2012 adalah 82,9 mm. Dengan median tahun 2009 adalah 154 mm, tahun 2010 adalah 110 mm, tahun 2011 adalah 174 mm, tahun 2012 adalah 114,5 mm dan periode tahun 2009 hingga tahun 2012 adalah 127,5 mm. Nilai curah hujan terendah pada tahun 2009 adalah 12 mm dan tertinggi adalah 268 mm. Nilai curah hujan terendah pada tahun 2010 adalah 15 mm dan tertinggi adalah 448 mm. Nilai curah hujan terendah pada tahun 2011 adalah 1 mm dan tertinggi adalah 310 mm. Nilai curah hujan terendah untuk tahun Universitas Sumatera Utara 2012 adalah 8 mm dan tertinggi 312 mm. Dari hasil estimasi interval pada tahun 2009, dapat disimpulkan bahwa 95 diyakini curah hujan berada diantara 140,6 mm hingga 142,2 mm. Pada tahun 2010, 95 diyakini bahwa curah hujan berada diantara 96,2 mm hingga 126,7 mm. Adapun tahun 2011, 95 diyakin bahwa curah hujan berada diantara 133,8 mm hingga 192 mm. Sedangkan tahun 2012, 95 diyakini bahwa curah hujan berada diantara 102,3 mm hingga 153,8 mm. Serta untuk periode tahun 2009 hingga tahun 2012, 95 diyakini berada diantara 126 mm hingga 153,3 mm. 4.2.1.4. Lama Penyinaran Matahari Daerah Pesisir Tabel 4.9 Variasi Lama Penyinaran Matahari Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Lama Penyinaran Matahari Daerah Pesisir Rata- rata Perbaungan Sei Rampah Tanjung Beringin 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 38 48 35 49 49 56 52 48 38 48 35 49 45 Feb 47 71 56 49 62 78 63 66 47 71 56 49 60 Mar 56 58 42 58 58 67 43 63 56 58 42 58 55 Apr 56 55 49 49 64 58 52 63 56 55 49 49 55 Mei 57 61 55 56 71 69 46 61 57 61 55 56 59 Jun 58 44 62 68 76 54 63 73 58 44 62 68 61 Jul 51 47 69 57 62 50 67 62 51 47 69 57 57 Ags 44 68 43 49 50 69 44 56 44 68 43 49 52 Sep 52 48 42 50 50 55 42 45 52 48 42 50 48 Okt 53 48 54 41 50 55 60 34 53 48 54 41 49 Nop 35 39 41 48 55 45 43 14 35 39 41 48 40 Des 42 34 27 42 50 38 42 42 42 34 27 42 39 Rata- rata 49 52 48 51 58 58 51 52 49 52 48 51 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.9 diatas, rata-rata bulan lama penyinaran matahari untuk daerah pesisir selama periode tahun 2009 hingga 2012 yang tertinggi tercatat pada bulan Juni yaitu 61 dan terendah pada bulan Desember yaitu 39 . Untuk rata- rata tahun lama penyinaran matahari tertinggi, tercatat pada tahun 2009 dan 2010 yaitu 58 dan terendah pada tahun 2011 yaitu 48 . Sebaran lama penyinaran matahari untuk kecamatan yang diteliti diperoleh bahwa Kecamatan Sei Rampah pada tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2012 memiliki lama penyinaran matahari tertinggi dibandingkan kecamatan lain. Tercatat pada tahun 2009, lama penyinaran matahari tertinggi adalah 76 pada bulan Juni. Tahun 2010 lama penyinaran matahari tertinggi adalah 78 pada bulan Februari dan tahun 2012 lama penyinaran matahari tertinggi adalah 73 pada bulan Juni. Sedangkan pada tahun 2011 lama penyinaran matahari terjadi di Kecamatan Perbaungan dan Tanjung Beringin sebesar 69 . Lama penyinaran matahari terendah untuk tahun 2009, 2010 dan 2012 terjadi pada Kecamatan Perbaungan dan Tanjung Beringin. Dimana tahun 2009, lama penyinaran matahari terendah tercatat yaitu 38 pada bulan Januari., untuk tahun 2010 adalah 34 pada bulan Desember dan tahun 2011 yakni 22 pada bulan Desember. Sedang tahun 2012, lama penyinaran matahari terendah terjadi pada Kecamatan Sei Rampah yaitu 14 pada bulan Desember. Hasil univariat pada tabel dibawah menjelaskan bahwa lama penyinaran matahari untuk daerah pesisir memiliki rata-rata sebesar 52,1 untuk tahun 2009, sebesar 53,8 untuk tahun 2010, sebesar 49,1 untuk tahun 2011, sebesar 51,6 Universitas Sumatera Utara untuk tahun 2012, dan untuk periode tahun 2009 hingga tahun 2012 sebesar 51,6 . Nilai median lama penyinaran matahari pada tahun 2009 sebesar 52 , tahun 2010 sebesar 54,5 , tahun 2011 sebesar 47,5 , tahun 2012 sebesar 49 dan periode tahun 2009-2012 sebesar 50 . Dengan standar deviasi secara berurutan dari tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 adalah 9,1 , 11,2 , 10,9 , dan 11 , sedang periode tahun 2009-2012 sebesar 10,6 . Tabel 4.10 Distribusi Lama Penyinaran Matahari Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min- Max 95 CI Lama Penyinaran Matahari 2009 52,1 52,0 9,1 35-76 49 – 55,2 2010 53,8 54,5 11,2 34-78 50 - 57,6 2011 49,1 47,5 10,9 27-69 45,4–52,8 2012 51,6 49,0 11 14-73 47,9-55,4 2009-2012 51,6 50,0 10,6 14-78 49,9-53,4 Nilai lama penyinaran matahari terendah pada tahun 2009 adalah 35 dan tertinggi adalah 76 . Tahun 2010 terendah adalah 34 dan tertinggi adalah 78 . Tahun 2011 terendah adalah 27 dan tertinggi adalah 69 . Tahun 2012 terendah adalah 14 dan teringgi adalah 73 . Sedang periode tahun 2009 hingga 2012, lama penyinaran matahari tertinggi adalah 78 dan terendah 14 . Dan diyakini sebesar 95 bahwa tahun 2009, lama penyinaran matahari berada diantara 49 dan 55,2 . Tahun 2010 berada diantara 50 dan 57,6 . Tahun 2011 berada diantara 45,4 dan 52,8 . Tahun 2012 berada diantara 47,9 dan 55,4 . Sedang secara keseluruhan selama periode tahun 2009 hingga 2012 berada diantara 49,9 dan 53,4 . Universitas Sumatera Utara 4.2.1.5. Kecepatan Angin Daerah Pesisir Tabel 4.11 Variasi Kecepatan Angin knot Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Kecepatan Angin knot Daerah Pesisir Rata- rata Perbaungan Sei Rampah Tanjung Beringin 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 1,05 0,75 1,15 1,03 0,60 1,80 1,10 1,44 1,05 0,75 1,15 1,03 1,1 Feb 1,00 0,75 1,10 0,93 0,60 2,10 1,20 1,54 1,00 0,75 1,10 0,93 1,1 Mar 1,00 0,80 1,30 1,57 0,90 2,20 0,10 1,68 1,00 0,80 1,30 1,57 1,2 Apr 0,90 0,65 1,15 1,11 1,00 1,80 1,40 1,53 0,90 0,65 1,15 1,11 1,1 Mei 0,85 0,90 0,75 0,89 1,00 1,60 1,50 1,44 0,85 0,90 0,75 0,89 1,0 Jun 0,80 0,75 0,95 0,94 0,95 1,60 1,50 1,45 0,80 0,75 0,95 0,94 1,0 Jul 0,90 0,10 0,50 1,33 1,05 1,70 1,80 1,53 0,90 0,10 0,50 1,33 1,0 Ags 0,75 1,10 0,80 0,97 1,00 1,60 1,90 1,47 0,75 1,10 0,80 0,97 1,1 Sep 0,80 1,10 0,75 1,12 0,80 1,40 1,50 1,44 0,80 1,10 0,75 1,12 1,1 Okt 0,80 1,05 0,75 0,74 0,80 1,50 1,10 1,34 0,80 1,05 0,75 0,74 1,0 Nop 0,75 1,20 0,70 0,87 0,90 1,30 1,70 1,29 0,75 1,20 0,70 0,87 1,0 Des 0,80 1,20 0,60 1,28 0,80 1,20 0,86 1,28 0,80 1,20 0,60 1,28 1,0 Rata- rata 0,9 0,9 0,9 1,1 0,9 1,7 1,3 1,5 0,9 0,9 0,9 1,1 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Gambaran rata-rata kecepatan angin bulan selama periode tahun 2009 hingga 2012 untuk kecamatan di daerah pesisir Kabupaten Serdang Bedagai, diperoleh bahwa rata-rata kecepatan angin terendah sebesar 1 knot terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, Oktober, Nopember dan Desember, sedangkan rata-rata kecepatan angin tertinggi sebesar 1,2 knot terjadi pada bulan Maret. Untuk rata-rata kecepatan angin tahun selama periode tahun 2009 – 2012, diperoleh terendah pada tahun 2009, 2010 dan 2011 sebesar 0,9 knot dan tertinggi sebesar 1,7 knot tercatat di Kecamatan Sei Rampah. Universitas Sumatera Utara Dari tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 kecepatan angin tertinggi terjadi di Kecamatan Sei Rampah. Tahun 2009 tercatat pada bulan Januari yakni 1,05 knot, tahun 2010 tercatat pada bulan Maret yakni 2,2 knot, tahun 2011 tercatat pada bulan Agustus yakni 1,9 knot dan tahun 2012 tercatat pada bulan Maret yakni 1,68 knot. Sedangkan kecepatan angin terendah untuk tahun 2009 sebesar 0,6 knot pada bulan Januari dan Februari pada Kecamatan Sei Rampah. Tahun 2010, terjadi di Kecamatan Perbaungan dan Tanjung Beringin tercatat pada bulan Juli yakni 0,10 knot. Untuk tahun 2011, yakni 0,1 knot terjadi di Kecamatan Sei Rampah pada bulan Maret. Dan tahun 2012 terjadi di Kecamatan Perbaungan dan Tanjung Beringin tercatat pada bulan Oktober yakni 0,74 knot. Analisis univariat kecepatan angin dari tabel dibawah ini, pada daerah pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai periode tahun 2009 – 2012, didapat rata- rata kecepatan angin adalah 1,1 knot, median 1 knot, standar deviasi 0,4 knot , kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 2,2 knot dengan keyakinan sebesar 95 , kecepatan angin berada diantara 1,1 knot dan 1,3 knot. Tabel 4.12 Distribusi Kecepatan Angin knot Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min- Max 95 CI Kecepatan Angin 2009 0,9 0,9 0,1 0,6-1,0 0,8-0,9 2010 1,1 1,1 0,5 0,1-2,2 0,9-1,3 2011 1,0 1,0 0,4 0,1-1,9 0,9-1,1 2012 1,2 1,2 0,3 0,7-1,7 0,6-1,7 2009-2012 1,1 1,0 0,4 0,1-2,2 1,1-1,3 Universitas Sumatera Utara Tahun 2009 diperoleh bahwa rata-rata kecepatan angin yaitu 0,9 knot, median 0,9 knot, standar deviasi 0,1 knot, dengan kecepatan angin terendah 0,6 knot dan tertinggi 1 knot. Dengan 95 diyakini kecepatan angin adalah diantara 0,8 knot sampai 0,9 knot. Tahun 2010 diperoleh bahwa rata-rata kecepatan angin yaitu 1,1 knot, median 1,1 knot, standar deviasi 0,5 knot, dengan kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 2,2 knot. Dengan 95 diyakini kecepatan angin adalah diantara 0,9 knot sampai 1,3 knot. Tahun 2011 diperoleh bahwa rata-rata kecepatan angin yaitu 1 knot, median 1 knot, standar deviasi 0,4 knot dengan kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 1,9 knot. Dengan 95 diyakini kecepatan angin adalah diantara 0,9 knot sampai 1,1 knot. Dan tahun 2012 diperoleh bahwa rata-rata kecepatan angin yaitu 1,2 knot, median 1,2 knot, standar deviasi 0,3 knot, dengan kecepatan angin terendah 0,7 knot dan tertinggi 1,7 knot. Dengan 95 diyakini kecepatan angin adalah diantara 0,6 knot sampai 1,7 knot.

4.2.2. Kejadian Tuberkulosis Paru Daerah Pesisir

Tabel 4.13 dibawah ini menggambarkan jumlah kejadian Tuberkulosis paru dalam bulan, tertinggi untuk daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai selama kurun waktu tahun 2009 hingga 2012, yaitu pada bulan Mei sebesar 63 kasus. Dan terendah pada bulan Nopember dan Desember sebesar 35 kasus. Sedang jumlah kejadian tuberkulosis paru dalam tahun, tertinggi pada tahun 2012 dengan jumlah sebesar 173 kasus dan terendah pada tahun 2009 dengan jumlah kasus sebesar 92 kasus. Hasil ini menggambarkan bahwa kejadian tuberkulosis paru di daerah pesisir mengalami peningkatan untuk tahun-tahun selanjutnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Jumlah Kejadian Tuberkulosuis Paru kasus Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Kecamatan Jml Perbaungan Sei Rampah Tanjung Beringin 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 4 3 5 9 1 6 2 2 1 3 2 1 39 Feb 4 3 5 10 4 2 4 2 2 1 37 Mar 3 6 8 9 2 4 4 2 1 1 2 2 44 Apr 3 4 3 3 6 4 4 7 1 4 3 3 45 Mei 6 11 5 14 1 2 8 6 2 4 4 63 Jun 10 6 6 4 6 2 5 2 1 4 46 Jul 1 4 5 8 2 7 2 2 3 3 37 Ags 5 3 7 3 6 3 2 1 5 3 2 40 Sep 2 6 4 6 7 4 5 7 3 1 4 3 52 Okt 3 11 5 10 2 1 2 7 1 2 2 7 53 Nop 6 5 2 8 7 2 2 1 2 35 Des 4 3 5 3 2 6 1 2 1 8 35 Jmlh 42 68 54 93 38 44 44 43 12 26 25 37 Jumlah Tahun 2009 92 Jumlah Tahun 2010 138 Jumlah Tahun 2011 123 Jumlah Tahun 2012 173 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai 2009-2012 Jika dilihat dari jumlah kejadian tuberkulosis paru Kecamatan Perbaungan memiliki jumlah kejadian tuberkulosis paru lebih tinggi dibandingkan Kecamatan Sei Rampah dan Tanjung Beringin. Tahun 2009 jumlah kejadian Tuberkulosis paru yang tercatat di Kecamatan Perbaungan sebesar 42 kasus, meningkat menjadi 68 kasus pada tahun 2010, tahun 2011 menurun menjadi 54 kasus dan tahun 2012 meningkat menjadi 93 kasus. Kecamatan Sei Rampah pada tahun 2009 tercatat ada sebesar 38 kasus, di tahun 2010 mengalami kenaikan dengan jumlah kasus sebesar 44, di tahun 2011 tidak mengalami kenaikan tercatat sebesar 44 kasus dan Universitas Sumatera Utara tahun 2012 naik sejumlah 43 kasus. Dan Kecamatan Tanjung Beringin pada tahun 2009 ada sebanyak 12 kasus, meningkat menjadi 26 kasus pada tahun 2010, menurun sedikit pada tahun 2011 dengan jumlah 25 kasus, naik pada tahun 2012 tercatat 37 kasus. Tabel 4.14 Distribusi Kejadian Tuberkulosis Paru kasus Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min-Max 95 CI Kejadian Tuberkulosis Paru kasus 2009 2,6 2 2,4 0-10 2,4-2,7 2010 4 4 2,6 0-11 3,5-4,4 2011 3,4 3 1,9 0-8 3,1-3,6 2012 4,8 4 3,4 0-14 4,4-5,1 2009-2012 3,7 3 2,7 0-14 3,6-3,7 Dari tabel diatas diperoleh rata-rata kejadian tuberkulosis paru tahun 2009 sebanyak 2,6 kasus, tahun 2010 sebanyak 4 kasus, tahun 2011 sebanyak 3,4 kasus, tahun 2012 dan rata-rata keseluruhan dari tahun 2009 hingga 2012 adalah 3,7 kasus. Masih kurangnya pencatatan yang akurat oleh petugas survailanse, menunjukkan kejadian tuberkulosis paru terendah adalah 0 untuk seluruh kurun waktu. Pada tahun 2012, kejadian tuberkulosis paru paling terbanyak sebesar 14 kasus pada bulan Mei.

4.2.3. Gambaran Iklim di Daerah Bukan Pesisir

Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun klimatologi Sampali didapatkan informasi tentang keadaan iklim bulanan tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan tahunan periode 2009–2012 pada daerah bukan pesisir untuk Kecamatan Sipispis, Kotarih dan Tebing Sahbandar. Kondisi iklim tersebut adalah suhu Universitas Sumatera Utara udara, kelembaban udara, curah hujan, lama penyinaran matahari dan kecepatan angin.

4.2.3.1. Suhu Udara Daerah Bukan Pesisir

Pada tabel 4.15, diperoleh rata-rata suhu udara bulanan tertinggi untuk daerah bukan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai periode tahun 2009 hingga 2012 adalah 27,7 o C pada bulan Mei dan Juni, dan rata-rata suhu udara terendah adalah 26,2 o C pada bulan Januari dan Desember. Sedangkan rata-rata suhu udara tahunan tertinggi adalah 27,5 o C pada tahun 2010 dan terendah adalah 26,4 o Tabel 4.15 Variasi Suhu Udara C pada tahun 2011. o Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 C Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Bulan Suhu Udara o Rata- rata C Daerah Bukan Pesisir Sipispis Kotarih Tebing Sahbandar 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 25,7 26,4 25,7 26,0 25,9 26,6 25,9 26,2 26,0 26,8 26,2 26,7 26,2 Feb 26,5 27,6 26,6 26,7 26,7 27,8 26,8 26,9 26,6 27,8 26,8 27,3 27,0 Mar 26,5 27,7 26,5 27,6 26,7 27,8 26,7 27,6 26,9 28,1 26,8 27,8 27,2 Apr 27,3 27,8 25,1 26,5 27,5 28,0 25,3 26,7 27,7 28,6 27,2 27,6 27,1 Mei 27,5 28,3 27,3 26,5 27,7 28,4 27,5 26,7 27,7 29,0 28,0 27,7 27,7 Jun 27,6 27,3 27,3 27,6 27,8 27,5 27,5 27,8 28,1 27,8 27,8 28,2 27,7 Jul 27,1 26,8 27,3 26,9 27,3 27,0 27,5 27,1 27,5 27,3 27,7 27,3 27,2 Ags 26,8 27,1 26,6 26,7 27,0 27,3 26,8 26,9 27,2 27,4 26,9 27,3 27,0 Sep 26,6 26,8 26,5 26,7 26,8 27,0 26,7 26,9 27,0 27,2 27,1 27,4 26,9 Okt 26,3 27,2 26,4 26,4 26,5 27,4 26,6 26,6 26,8 27,5 26,9 27,0 26,8 Nop 26,2 26,2 26,1 26,4 26,4 26,3 26,3 26,6 26,7 26,7 26,6 27,2 26,5 Des 26,2 25,7 25,7 25,9 26,4 25,9 25,9 26,1 26,9 26,3 26,3 27,1 26,2 Rata- rata 26,7 27,1 26,4 26,6 26,9 27,3 26,6 26,8 27,1 27,5 27 27,4 Sumber : BMKG Sampali 2009 – 2012 Untuk suhu udara perwilayah yang diteliti, diperoleh bahwa pada tahun 2009, 2010 dan 2011 dan 2012, suhu udara tertinggi berada di Kecamatan Tebing Sahbandar. Tahun 2009, suhu udara tertinggi 28,1 o C pada bulan Juni, tahun 2010 Universitas Sumatera Utara yakni 29 o C terjadi pada bulan Mei, 2011 yakni 28,2 o C pada bulan Juni dan tahun 2012 yakni 28,2 o C pada bulan Juni. Sedangkan suhu udara terendah tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 tercatat pada Kecamatan Sipispis, dimana tahun 2009, yakni 25,7 o C di bulan Januari, tahun 2010 yakni 25,7 o C di bulan Desember, tahun 2011 yakni 25,1 o C di bulan April dan tahun 2012 yakni 25,9 o Tabel 4.16 Distribusi Suhu Udara C di bulan Desember. o C Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min- Max 95 CI Suhu Udara 2009 C 26,9 26,8 0,6 25,7-28,1 26,7 – 27,1 2010 27,3 27,3 0,8 25,7-29 27,0 - 27,5 2011 26,7 26,7 0,7 25,1-28 26,4 - 26,9 2012 26,9 26,9 0,6 25,9-28,2 26,7 - 27,1 2009-2012 26,9 26,9 0,7 25,1-29 26,8 – 27,0 Hasil univariat dari tabel diatas menjelaskan bahwa tahun 2009 rata-rata suhu udara 26,9 o C, median 26,8 o C standar deviasi 0,6 o C, dengan suhu udara terendah 25,7 o C dan tertinggi 28,1 o C. Dengan kepercayaan 95 suhu udara diantara 26,7 o C sampai 27,1 o C. Tahun 2010 rata-rata suhu udara 27,3 o C, median 27,3 o C, standar deviasi 0,8 o C, dengan suhu udara terendah 25,7 o C dan tertinggi 29 o C. Dan diyakini 95 suhu udara diantara 27 o C sampai 27,5 o C. Tahun 2011 rata-rata suhu udara 26,7 o C, median 26,7 o C, standar deviasi 0,7 o C, dengan suhu udara terendah 25,1 o C dan tertinggi 28 o C. Dari hasil estimasi interval bahwa 95 diyakini suhu udara diantara 26,4 o C sampai 26,9 o C. Tahun 2012 rata-rata suhu udara 26,9 o C, median 26,9 o C, standar deviasi 0,6 o C, dengan suhu udara Universitas Sumatera Utara terendah 25,9 o C dan tertinggi 28,2 o C serta 95 diyakini suhu udara diantara 26,7 o C sampai 27,1 o C. Dan periode tahun 2009-2012 diperoleh bahwa rata-rata suhu udara 26,9 o C, median 26,9 o C, standar deviasi 0,7 o C, dengan suhu udara terendah 25,1 o C dan tertinggi 29 o C. Dan 95 diyakini suhu udara diantara 26,8 o C sampai 27 o

4.2.3.2. Kelembaban Udara Daerah Bukan Pesisir

C. Tabel 4.17 Variasi Kelembaban Udara Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Kelembaban Udara Daerah Bukan Pesisir Rata- rata Sipispis Kotarih Tebing Sahbandar 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 82 82 81 83 81 81 80 82 85 86 85 84 83 Feb 74 80 80 79 73 79 79 78 83 83 83 82 80 Mar 82 79 79 84 81 78 78 83 83 80 84 81 81 Apr 81 81 79 83 80 80 78 82 84 81 84 83 81 Mei 82 80 80 83 81 80 79 82 84 80 83 83 82 Jun 79 82 81 77 78 81 80 76 81 84 81 79 80 Jul 81 83 80 81 80 82 79 80 82 84 82 80 81 Ags 83 82 77 83 82 81 76 82 85 84 84 82 82 Sep 82 81 82 85 81 80 81 84 85 84 84 83 83 Okt 84 80 81 83 83 79 80 82 86 83 84 85 83 Nop 86 84 80 83 85 83 79 82 85 86 86 83 84 Des 87 84 81 87 86 83 80 86 85 86 86 84 85 Rata- rata 82 81 80 83 81 81 79 82 84 83 84 82 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelembaban udara perbulan yang paling tinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 85 dan terendah pada bulan Februari dan Juni sebesar 80 . Berdasarkan tahun, rata-rata kelembaban udara yang paling tinggi terjadi pada tahun 2009 dan 2011 sebesar Universitas Sumatera Utara 84 . Dari ketiga wilayah yang diteliti, diketahui bahwa Kecamatan Sipispis pada tahun 2009 dan tahun 2012 memiliki kelembaban udara tertinggi sebesar 87 tercatat di bulan Desember. Sedang untuk tahun 2010 dan 2011, kelembaban udara tertinggi sebesar 86 diketahui terjadi di Kecamatan Tebing Sahbandar pada bulan Nopember dan Desember. Tabel 4.18 Distribusi Kelembaban Udara Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min- Max 95 CI Kelembaban Udara 2009 82,4 82,1 3,0 73-87 81,2-83,3 2010 81,8 81,4 2,2 78-86 81,1-82,6 2011 81,1 80,6 2,4 76-86 80,2-81,8 2012 82,3 83,0 2,3 76-87 81,4-83 2009-2012 81,9 82,0 2,5 73-87 81,4-82,2 Hasil univariat kelembaban udara pada daerah bukan pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan periode 2009–2012 diperoleh, tahun 2009 rata-rata kelembaban udara bulanan adalah 82,4 , median 82,1 , standar deviasi 3 , kelembaban udara terendah 73 dan tertinggi 87 dan 95 diyakini kelembaban udara berada diantara 81,2 hingga 83,3 . Tahun 2010 diperoleh bahwa rata-rata kelembaban udara bulanan yaitu 81,8 , median 81,4 , standar deviasi 2,2 , kelembaban udara terendah 78 dan tertinggi 86 dengan keyakinan 95 kelembaban udara berada di antara 81,1 sampai 82,6 . Tahun 2011 didapat rata-rata kelembaban udara bulanan yaitu 81,1 , median 80,6 , standar deviasi 2,4 , kelembaban udara terendah 76 dan tertinggi 86 dan kelembaban udara 80,2 sampai 81,8 Universitas Sumatera Utara diyakini sebesar 95 . Tahun 2012 diperoleh rata-rata kelembaban udara bulanan yaitu 82,3 , median 83 , standar deviasi 2,3 , kelembaban udara terendah 76 dan tertinggi 87 . Dan dari hasil estimasi interval disebutkan bahwa 95 diyakini kelembaban udara diantara 81,4 sampai 83 . Selama kurun waktu tahunan 2009-2012 diperoleh rata-rata kelembaban udara yaitu 81,9 , median 82 , standar deviasi 2,5 , kelembaban udara terendah 73 dan tertinggi 87 dengan 95 diyakini kelembaban udara antara 81,4 sampai 82,2 . 4.2.3.3. Curah Hujan Daerah Bukan Pesisir Tabel 4.19 Variasi Curah Hujan mm Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Curah Hujan mm Daerah Bukan Pesisir Rata- rata Sipispis Kotarih Tebing Sahbandar 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 96 112 172 17 80 45 173 55 105 105 101 13 89,5 Feb 11 33 18 109 105 30 63 64 105 90 46 29 58,6 Mar 222 19 143 38 185 40 240 53 62 79 208 119 117,3 Apr 205 88 77 128 80 25 125 320 185 132 98 278 145,1 Mei 283 93 125 63 143 60 108 252 154 99 183 103 138,8 Jun 76 82 149 5 30 94 180 34 37 269 123 69 95,7 Jul 140 111 46 123 65 78 69 301 143 227 155 143 133,4 Ags 108 88 134 97 100 120 375 172 103 47 203 154 141,8 Sep 167 96 129 113 177 130 64 209 353 131 136 171 156,3 Okt 46 269 219 172 225 82 144 233 142 121 207 189 170,8 Nop 215 379 76 191 195 125 225 174 212 361 188 291 219,3 Des 365 223 122 114 70 124 104 138 69 126 51 91 133,1 Rata- rata 161,2 132,8 117,5 97,5 121,3 79,4 155,8 167,1 139,2 148,9 141,6 137 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.19 diatas, diketahui bahwa rata-rata curah hujan tertinggi dalam bulan, adalah terjadi pada bulan Nopember sebesar 219,3 mm dan terendah pada bulan Februari sebesar 58,6 mm. Secara tahunan diketahui bahwa rata-rata curah tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 167,1 mm dan terendah pada tahun 2010 sebesar 79,4 mm. Penyebaran curah hujan untuk kecamatan yang diteliti diperoleh bahwa curah hujan tertinggi pada tahun 2009 sebesar 365 mm pada bulan Desember dan 2010 sebesar 379 mm pada bulan Nopember terjadi di Kecamatan Sipispis. Sedang curah hujan tertinggi pada tahun 2011 sebesar 375 mm pada bulan Agustus dan tahun 2012 sebesar 320 mm di bulan April terjadi di Kecamatan Kotarih. Untuk curah hujan terendah pada tahun 2009 sebesar 11 mm pada bulan Febuari, tahun 2010 sebesar 19 mm pada bulan Maret, tahun 2011 sebesar 18 mm pada bulan Februari dan tahun 2012 sebesar 5 mm pada bulan Juni tercatat di Kecamatan Sipispis. Tabel 4.20 Distribusi Curah Hujan mm Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min- Max 95 CI Curah Hujan mm 2009 140,5 124,0 83,8 11-365 109,4-167,4 2010 120,4 97,5 86,2 19-379 91,2-149,5 2011 138,3 131,5 70,1 18-375 114,6-162,0 2012 134,0 121,0 85,9 5-320 105-163,1 2009-2012 133,3 120,5 81,3 5-379 119,3-146,2 Universitas Sumatera Utara Distribusi bulanan curah hujan daerah pesisir dari hasil tabel 4.20 diatas, tahun 2009 diketahui bahwa rata-rata curah hujan bulanan 140,5 mm, median 124 mm, standar deviasi 83,8 mm, dengan curah hujan terendah 11 mm dan tertinggi 365 mm dan dari hasil estimasi interval dapat disebutkan bahwa 95 diyakini curah hujan adalah 109,4 mm sampai 167,4 mm. Pada tahun 2010, rata-rata curah hujan yang diamati perbulan adalah 120,4 mm, dengan median 97,5 mm dan standar deviasi 86,2 mm serta curah hujan terendah 19 mm dan tertinggi 379 mm. Dan dari hasil estimasi interval diyakini 95 curah hujan diantara 91,2 mm sampai 149,5 mm. Rata-rata curah hujan bulan tahun 2011 diperoleh 138,3 mm, median 131,5 mm, standar deviasi 70,1 mm, curah hujan terendah 18 mm dan tertinggi 375 dan 95 diyakini curah hujan adalah diantara 114,6 mm sampai 162 mm. Dan pada tahun 2012 diperoleh rata-rata curah hujan 134 mm, median 121 mm, standar deviasi 85,9 mm, dengan curah hujan terendah 5 mm dan tertinggi 320 mm. Dengan 95 diyakini curah hujan diantara 105 sampai 163,1 mm. Hasil analisis curah hujan daerah bukan pesisir selama tahun 2009-2012 diperoleh rata-rata curah hujan 133,3 mm, median 120,5 mm, standar deviasi 81,3 mm, dengan curah hujan terendah 5 mm dan tertinggi 379 dengan 95 diyakini curah hujan antara 119,3 mm sampai 146,2 mm.

4.2.3.4. Lama Penyinaran Matahari Bukan Daerah Pesisir

Dari tabel dibawah ini, diperoleh rata-rata lama penyinaran matahari bulanan sebesar 63 pada bulan Februari dan Juni, dan untuk rata –rata terendah terjadi pada bulan Nopember sebesar 40 . Sedangkan rata-rata tahunan, lama Universitas Sumatera Utara penyinaran matahari tertinggi sebesar 58 terjadi merata dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Tabel 4.21 Variasi Lama Penyinaran Matahari Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Lama Penyinaran Matahari Daerah Bukan Pesisir Rata- rata Sipispis Kotarih Tebing Sahbandar 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 49 56 52 48 48 55 51 47 38 48 35 49 48 Feb 62 78 63 66 61 77 62 65 47 71 56 49 63 Mar 58 67 43 63 57 66 42 62 56 58 42 58 56 Apr 64 58 52 63 63 57 51 62 56 55 49 49 57 Mei 71 69 46 61 70 68 45 60 57 61 55 56 60 Jun 76 54 63 73 75 53 62 72 58 44 62 68 63 Jul 62 50 67 62 61 49 66 61 51 47 69 57 59 Ags 50 69 44 56 49 68 43 55 44 68 43 49 53 Sep 50 55 42 45 49 54 41 44 52 48 42 50 48 Okt 50 55 60 34 49 54 59 33 53 48 54 41 49 Nop 55 45 43 14 54 44 42 13 35 39 41 48 40 Des 50 38 42 42 49 37 41 41 42 34 27 42 41 Rata- rata 58 58 51 52 57 57 51 52 49 52 58 51 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Keadaan lama penyinaran matahari untuk tahun 2009, 2010, dan 2012 tertinggi terjadi pada Kecamatan Sipispis, sebesar 76 pada tahun 2009 di bulan Juni, sebesar 78 pada bulan Februari, dan sebesar 73 pada bulan Juni. Sedang untuk tahun 2011, lama penyinaran matahari tertinggi terjadi di Kecamatan Tebing Sahbandar yakni 69 . Lama penyinaran matahari terendah tahun 2009 sebesar 35 pada bulan Nopember, tahun 2010 sebesar 34 pada bulan Desember, tahun 2011 sebesar 27 pada bulan Desember terjadi pada Kecamatan Tebing Sahbandar, sedang Universitas Sumatera Utara untuk tahun 2012, lama penyinaran matahari terendah terjadi di Kecamatan Kotarih yakni 13 pada bulan Nopember. Tabel 4.22 Distribusi Lama Penyinaran Matahari Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min- Max 95 CI Lama Penyinaran Matahari 2009 54,8 53,6 9,4 35-76 51,6-57,9 2010 55,6 55,0 11,2 34-78 51,7-59,3 2011 50,0 47,5 10,1 27-69 46,5-53,4 2012 51,7 52,6 13,8 13-73 46,9-56,3 2009-2012 53,0 53,1 11,4 13-78 51,1-54,8 Pendistribusian lama penyinaran matahari dari tabel 4.22 diatas, pada tahun 2009 diperoleh bahwa rata-rata lama penyinaran matahari sebesar 54,8 , dengan median 53,6 , standar deviasi 9,4 , lama penyinaran matahari terendah 35 dan tertinggi 76 . Serta di yakini sebesar 95 berada diantara 51,6 sampai 57,9 . Pendistribusian lama penyinaran matahari pada tahun 2010 diperoleh rata-rata lama penyinaran matahari sebesar 55,6 , median 55 , standar deviasi 11,2 , lama penyinaran matahari terendah 34 dan tertinggi 78 . Dengan estimasi interval diyakini 95 berada diantara 51,7 sampai 59,3 . Untuk tahun 2011, pendistribusian lama penyinaran matahari dengan rata-rata sebesar 50 , median 47,5 , standar deviasi 10,1 , dengan lama penyinaran matahari terendah 27 dan tertinggi 69 . Dan hasil estimasi interval disebutkan bahwa 95 lama penyinaran matahari diantara 46,5 sampai 53,4 . Sedang tahun 2012 diperoleh rata-rata penyinaran matahari sebesar 51,7 , median Universitas Sumatera Utara 52,6 , standar deviasi 13,8 , lama penyinaran matahari terendah 13 dan tertinggi 73 . Dan dipercaya sebesar 95 diantara 46,9 sampai 56,3 . Hasil univariat selama kurun waktu 2009-2012, diperoleh bahwa rata-rata lama penyinaran matahari sebesar 53 , median 53,1 , standar deviasi 11,4 , dengan lama penyinaran matahari terendah 13 dan tertinggi 78 . Dan dipercaya sebanyak 95 diantara 51,1 sampai 54,8 . 4.2.3.5. Kecepatan Angin Daerah Bukan Pesisir Tabel 4.23 Variasi Kecepatan Angin knot Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Kecepatan Angin knot Daerah Bukan Pesisir Rata- rata Sipispis Kotarih Tebing Sahbandar 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 0,60 1,80 1,10 1,44 0,60 1,80 1,10 1,44 1,05 0,75 1,15 1,03 1,2 Feb 0,60 2,10 1,20 1,54 0,60 2,10 1,20 1,54 1,00 0,75 1,10 0,93 1,2 Mar 0,90 2,20 0,10 1,68 0,90 2,20 0,10 1,68 1,00 0,80 1,30 1,57 1,2 Apr 1,00 1,80 1,40 1,53 1,00 1,80 1,40 1,53 0,90 0,65 1,15 1,11 1,3 Mei 1,00 1,60 1,50 1,44 1,00 1,60 1,50 1,44 0,85 0,90 0,75 0,89 1,2 Jun 0,95 1,60 1,50 1,45 0,95 1,60 1,50 1,45 0,80 0,75 0,95 0,94 1,2 Jul 1,05 1,70 1,80 1,53 1,05 1,70 1,80 1,53 0,90 0,10 0,50 1,33 1,2 Ags 1,00 1,60 1,90 1,47 1,00 1,60 1,90 1,47 0,75 1,10 0,80 0,97 1,3 Sep 0,80 1,40 1,50 1,44 0,80 1,40 1,50 1,44 0,80 1,10 0,75 1,12 1,2 Okt 0,80 1,50 1,10 1,34 0,80 1,50 1,10 1,34 0,80 1,05 0,75 0,74 1,1 Nop 0,90 1,30 1,70 1,29 0,90 1,30 1,70 1,29 0,75 1,20 0,70 0,87 1,2 Des 0,80 1,20 0,86 1,28 0,80 1,20 0,86 1,28 0,80 1,20 0,60 1,28 1,0 Rata- rata 0,9 1,7 1,3 1,5 1,7 1,3 1,5 0,9 0,9 0,9 0,9 1,1 Sumber : BMKG Sampali 2009-2012 Dari tabel diatas, diperoleh rata-rata kecepatan angin bulanan tertinggi adalah 1,3 knot pada bulan April dan terendah adalah 1 knot pada bulan Desember. Sedangkan rata-rata kecepatan angin tahunan tertinggi sebesar 1,7 knot Universitas Sumatera Utara terjadi pada tahun 2009 di Kecamatan Kotarih dan 2010 terjadi di Kecamatan Sipispis. Dan terendah sebesar 0,9 knot pada tahun 2009 terjadi di Kecamatan Tebing Sahbandar dan Sipispis, terendah pada tahun 2010 dan 2011 terjadi di Kecamatan Tebing Sahbandar. Kecepatan angin tertinggi pada tahun 2009 sebesar 1,05 knot pada bulan Juli, tahun 2010 sebesar 2,2 knot pada bulan Maret, tahun 2011 sebesar 1,9 knot pada bulan Agustus dan tahun 2012 sebesar 1,68 knot pada bulan Maret, terjadi di Kecamatan Sipispis dan Kotarih. Sedang kecepatan angin terendah pada tahun 2009 sebesar 0,6 knot pada bulan Januari dan Februari dan tahun 2011 sebesar 0,1 knot pada bulan Maret terjadi di Kecamatan Sipispis dan Kotarih, untuk tahun 2010 sebesar 0,1 knot pada bulan Maret dan tahun 2012 sebesar 0,74 knot pada bulan Oktober terjadi di Kecamatan Tebing Sahbandar. Tabel 4.24 Distribusi Kecepatan Angin knot Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min-Max 95 CI Kecepatan Angin knot 2009 0,9 0,9 0,1 0.6-1,0 0,8-0,9 2010 1,4 1,5 0,5 0,1-2,2 1,2-1,5 2011 1,2 1,2 1,2 0,1-1,9 1-1,3 2012 1,3 1,4 0,2 0,7-1,7 1,2-1,4 2009-2012 1,2 1,1 0,4 0,1-2,2 1,1-1,2 Dari hasil univariat pada tabel diatas, pada tahun 2009, diperoleh rata- rata kecepatan angin yaitu 0,9 knot, median 0,9 knot, standar deviasi 0,1 knot, dengan kecepatan angin terendah 0,6 knot dan tertinggi 1 knot. Dengan 95 Universitas Sumatera Utara diyakini kecepatan angin antara 0,8 knot sampai 0,9 knot. Tahun 2010 diperoleh bahwa rata-rata 1,4 knot, median 1,5 knot, standar deviasi 0,5 knot, dengan kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 2,2 knot. Dan dari hasil estimasi interval bahwa 95 diyakini kecepatan angin antara 1,2 knot sampai 1,5 knot. Tahun 2011 diperoleh rata-rata 1,2 knot, median 1,2 knot, standar deviasi 1,2 knot dan kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 1,9 knot serta diyakini kecepatan angin antara 1 knot sampai 1,3 knot. Tahun 2012 diperoleh bahwa rata- rata kecepatan angin 1,3 knot, median 1,4 knot, standar deviasi 0,2 knot, kecepatan angin terendah 0,7 knot dan tertinggi 1,7 knot. Hasil estimasi interval disebutkan 95 diyakini kecepatan angin antara 1,2 knot sampai 1,4 knot. Sedangkan kecepatan angin daerah pesisir selama tahun 2009-2012 diperoleh rata-rata kecepatan angin 1,2 knot, median 1,1 knot, standar deviasi 0,4 knot, kecepatan angin terendah 0,1 knot dan tertinggi 2,2 knot dan dari hasil estimasi interval disebutkan 95 kecepatan angin antara 1,1 knot sampai 1,2 knot.

4.2.4 Kejadian Tuberkulosis Paru Bukan Daerah Pesisir

Dari tabel 4.25 dibawah ini, diketahui jumlah kejadian tuberkulosis paru bulanan, terbanyak pada bulan September dengan jumlah 30 kasus dan terendah pada bulan Februari sebanyak 20 kasus. Jumlah kejadian tuberkulosis paru tahunan, terbanyak terjadi pada tahun 2011 dan 2012 untuk Kecamatan Sipispis sebanyak 48 kasus, sedangkan terendah pada tahun 2009 dengan jumlah 0 kasus di Kecamatan Kotarih. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.25. Jumlah Kejadian Tuberkulosis Paru kasus Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2012 Bulan Kecamatan Jml Sipispis Kotarih Tebing Sahbandar 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Jan 2 4 4 5 1 1 3 1 21 Feb 1 4 3 4 1 3 1 3 20 Mar 5 2 5 4 1 5 2 2 26 Apr 3 2 3 5 1 1 1 2 3 21 Mei 2 5 5 4 2 4 3 25 Jun 7 3 5 6 2 1 2 2 2 4 34 Jul 2 3 3 5 1 1 1 1 5 22 Ags 2 5 3 4 1 5 1 1 22 Sep 1 5 6 5 2 3 4 2 2 30 Okt 1 4 4 2 1 2 5 4 23 Nop 7 4 2 2 1 2 4 2 5 29 Des 10 5 2 1 2 1 2 2 25 Jmlh 43 41 48 48 2 5 11 8 32 25 35 Jumlah Tahun 2009 51 Jumlah Tahun 2010 75 Jumlah Tahun 2011 78 Jumlah Tahun 2012 94 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai 2009-2012 Terjadi peningkatan jumlah kasus tuberkulosis paru pada daerah bukan pesisir dari tahun 2009 hingga 2012. Pada tahun 2009 jumlah kasus sebanyak 51, meningkat menjadi 75 kasus pada tahun 2010, naik menjadi 78 kasus pada tahun 2011 dan puncaknya pada tahun 2012 sebanyak 94 kasus. Berdasarkan penyebaran kasus tuberkulosis paru untuk ketiga kecamatan yang diteliti, diperoleh bahwa Kecamatan Sipispis memiliki jumlah kasus Tb terbanyak yaitu pada tahun 2009 sebanyak 43 kasus, tahun 2010 sebanyak 41 kasus, tahun 2011 sebanyak 48 kasus dan tahun 2012 sebanyak 48 kasus, diikuti Kecamatan Tebing Sahbandar, pada tahun 2009 sebanyak 8 kasus, tahun 2010 sebanyak 32 kasus, tahun 2011 sebanyak 25 kasus dan tahun 2012 sebanyak 35 Universitas Sumatera Utara kasus, berikutnya Kecamatan Kotarih, pada tahun 2009 sebanyak 0 kasus, tahun 2010 sebanyak 2 kasus, tahun 2011 sebanyak 5 kasus dan tahun 2012 sebanyak 11 kasus. Tabel 4.26. Distribusi Kejadian Tuberkulosis Paru kasus Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009–2012 Variabel Tahun Mean Median SD Min-Max 95 CI Kejadian Tuberkulosis paru kasus 2009 1,4 0,0 2,3 0-10 0,6-2,2 2010 2,1 2,0 1,9 0-5 1,4-2,7 2011 2,2 2,0 1,9 0-6 1,5-2,8 2012 2,6 2,0 1,7 0-6 2,0-3,2 2009-2012 2,1 2,0 2,0 0-10 1,7-2,4 Tabel 4.26 diatas, menggambaran tahun 2009 rata-rata kejadian tuberkulosis paru sebanyak 1,4 kasus meningkat menjadi 2,1 kasus pada tahun 2010, tahun 2011 meningkat sebanyak 2,2 kasus dan tahun 2012 menjadi 2,6 kasus. 4.3 Uji Normalitas Data Uji normalitas pada sebuah data dimaksudkan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis bivariat. Suatu data disebut berdistribusi normal apabila dalam uji normalitas Shapiro-Wilk untuk n ≤ 50 dan Kolmogorov -Smirnov untuk n 50 menunjukkan Dahlan, 2010 : a. Distribusi data normal apabila nilai signifikansi p 0,05. b. Distribusi data tidak normal apabila nilai signifikansi p 0,05. Universitas Sumatera Utara 4.3.1 Uji Normalitas Data Daerah Pesisir Tabel 4.27. Uji Normalitas Data Variabel – variabel Penelitian tahun 2009 - 2012 Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Variabel Nilai p Keterangan 2009 Suhu Udara 0,555 Normal Kelembaban Udara 0,000 Tidak Normal Curah Hujan 0,059 Normal Lama Penyinaran Matahari 0,421 Normal Kecepatan Angin 0,014 Tidak Normal Kejadian Tb paru 0,001 Tidak Normal 2010 Suhu Udara 0,451 Normal Kelembaban Udara 0,007 Tidak Normal Curah Hujan 0,001 Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari 0,303 Normal Kecepatan Angin 0,289 Normal Kejadian Tb paru 0,007 Tidak Normal 2011 Suhu Udara 0,282 Normal Kelembaban Udara 0,075 Normal Curah Hujan 0,158 Normal Lama Penyinaran Matahari 0,140 Normal Kecepatan Angin 0,447 Normal Kejadian Tb paru 0,041 Tidak Normal 2012 Suhu Udara 0,161 Normal Kelembaban Udara 0,018 Tidak Normal Curah Hujan 0,121 Normal Lama Penyinaran Matahari 0,021 Tidak Normal Kecepatan Angin 0,053 Normal Kejadian Tb paru 0,062 Normal 2009-2012 Suhu Udara 0,063 Normal Kelembaban Udara 0,000 Tidak Normal Curah Hujan 0,014 Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari 0,095 Normal Kecepatan Angin 0,001 Tidak Normal Kejadian Tb paru 0,000 Tidak Normal Universitas Sumatera Utara 4.3.2 Uji Normalitas Data Daerah Bukan Pesisir Tabel 4.28. Uji Normalitas Data Variabel – variabel Penelitian tahun 2009 - 2012 Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Variabel Nilai p Keterangan 2009 Suhu Udara 0,799 Normal Kelembaban Udara 0,004 Tidak Normal Curah Hujan 0,037 Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari 0,328 Normal Kecepatan Angin 0,004 Tidak Normal Kejadian Tb paru 0,000 Tidak Normal 2010 Suhu Udara 0,998 Normal Kelembaban Udara 0,068 Normal Curah Hujan 0,000 Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari 0,434 Normal Kecepatan Angin 0,388 Normal Kejadian Tb paru 0,000 Normal 2011 Suhu Udara 0,764 Normal Kelembaban Udara 0,133 Normal Curah Hujan 0,066 Normal Lama Penyinaran Matahari 0,032 Tidak Normal Kecepatan Angin 0,254 Normal Kejadian Tb paru 0,003 Tidak Normal 2012 Suhu Udara 0,884 Normal Kelembaban Udara 0,027 Tidak Normal Curah Hujan 0,156 Normal Lama Penyinaran Matahari 0,014 Tidak Normal Kecepatan Angin 0,004 Tidak Normal Kejadian Tb paru 0,008 Tidak Normal 2009-2012 Suhu Udara 0,200 Normal Kelembaban Udara 0,003 Tidak Normal Curah Hujan 0,000 Tidak Normal Lama Penyinaran Matahari 0,200 Normal Kecepatan Angin 0,035 Tidak Normal Kejadian Tb paru 0,000 Tidak Normal Universitas Sumatera Utara 4.4 Analisis Bivariat 4.4.1 Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di daerah Pesisir dan daerah Bukan Pesisir Secara keseluruhan hasil analisis bivariat antara variabel suhu udara dengan jumlah kejadian tuberkulosis paru di daerah pesisir dan daerah bukan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai, untuk tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2009-2012 menunjukkan tidak ada korelasi dengan nilai p 0,05. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.29. Tabel 4.29. Analisis Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir dan Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Variabel Tahun Nilai p R Suhu Udara Pesisir 2009 0,878 -0,026 2010 0,337 0,165 2011 0,491 0,119 2012 0,979 0,005 2009-2012 0,098 0,138 Suhu Udara Bukan Pesisir 2009 0,666 -0,075 2010 0,617 0,086 2011 0,996 0,000 2012 0,300 0,177 2009-2012 0,446 0,064 Dari hasil uji korelasi pada tabel 4.29 menunjukkan tidak ada korelasi antara suhu udara dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir dan daerah bukan pesisir, tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2009-2012. Bila dibandingkan dengan hasil pengamatan untuk daerah pesisir, menunjukkan suhu udara berada diantara 26 - 29,2 C, dan hasil pada daerah bukan pesisir yaitu Universitas Sumatera Utara antara 25,1 – 29 Hasil uji keeratan hubungan antara suhu udara dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir dan daerah bukan pesisir menandakan hubungan yang lemah. Pola hubungan antara suhu udara dengan kejadian Tuberkulosis paru pada daerah pesisir dapat dilihat pada grafik 4.3 dibawah ini. C yang merupakan suhu baik untuk Mycobacterium tuberculosis tumbuh subur. Gambar 4.3 Grafik Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009- 2012 Grafik 4.3, menggambarkan jumlah kasus tuberkulosis paru tertinggi yaitu 24 kasus pada saat rata-rata suhu udara 27,6 o C di bulan Mei dan 27,1 o C di bulan Oktober tahun 2012. Sedangkan jumlah kasus tuberkulosis paru terendah yaitu 3 5 10 15 20 25 30 24.5 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 28.5 29.0 29.5 Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt 2009 2010 2011 2012 Suhu udara daerah pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru daerah pesisir tahun 2009-2012 S u h u U d a ra o C Ju m lah K e jad ian T u b e rk u lo sis P aru Universitas Sumatera Utara kasus terjadi pada saat rata-rata suhu udara 27,7 o C di bulan Juli tahun 2009. Rata- rata suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Mei tahun 2010 dengan suhu sebesar 29,1 o C dan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebesar 15 kasus. Sedangkan rata- rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2009 sebesar 26,2 o Pola hubungan antara suhu udara dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir, menunjukkan hubungan yang positif, dimana pada saat suhu udara naik kejadian tuberkulosis paru juga naik. Pola positif ini dapat dilihat pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2009-2012, walaupun hanya memiliki hubungan yang lemah. Kenaikan suhu udara diikuti dengan kenaikan jumlah kejadian tuberkulosis paru, selama periode tahun 2009 hingga 2012, diketahui bahwa setiap kenaikan suhu udara di bulan Februari, Maret, Mei, dan September diikuti kenaikan kejadian tuberkulosis paru. Dari kenaikan suhu udara diikuti dengan kenaikan kejadian tuberkulosis paru pada bulan tertentu diatas, yang menjadi prioritas perhatiannya adalah kenaikan suhu udara pada bulan Mei. C dengan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebanyak 6 kasus. Dari grafik 4.4 dibawah ini menunjukkan pola hubungan suhu udara pada daerah bukan pesisir dengan kejadian tuberkulosis paru. Jumlah kejadian tuberkulosis paru tertinggi yaitu 12 kasus terjadi ketika suhu udara tercatat pada rata-rata suhu 26,5 o C di bulan Desember tahun 2009. Dan kejadian Tuberkulosis paru terendah yaitu 1 kasus terjadi ketika suhu udara tercatat pada rata-rata suhu 26,6 o C pada bulan Februari dan bulan September sebesar 26,5 o C tahun 2009, serta pada suhu 26 o C di bulan Desember tahun 2010. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Grafik Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Rata-rata suhu udara tertinggi daerah bukan pesisir terjadi pada bulan Mei tahun 2010 dengan suhu 28,6 o C dan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebesar 7 kasus. Sedangkan rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2009 yaitu 25,9 o

4.4.2 Korelasi Kelembaban Udara dengan Kejadian Tuberkulosis paru

C dengan banyaknya kasus tuberkulosis paru yang terjadi sebesar 2 kasus dan pada bulan April tahun 2011 dengan jumlah kasus tuberkulosis paru sebesar 3 kasus. di Daerah Pesisir dan Daerah Bukan Pesisir Hasil uji korelasi antara kelembaban udara dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah Pesisir dan bukan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2 4 6 8 10 12 14 24.0 24.5 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 28.5 29.0 Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op 2009 2010 2011 2012 Suhu udara daerah bukan pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru Daerah Bukan Pesisir Tahun 2009 S u h u U d a ra o C Ju m la h K e ja d ia n T u b e rk u lo sis P aru Universitas Sumatera Utara 2009, 2010, 2011, 2012 dan periode 2009-2012, menunjukkan tidak ada korelasi, dikar enakan nilai p yang diperoleh lebih besar dari nilai α = 0,05. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.30 Analisis Korelasi Kelembaban Udara dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Daerah Pesisir dan Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Variabel Tahun Nilai p R Kelembaban Udara Pesisir 2009 0,742 0,052 2010 0,505 -0,115 2011 0,417 -0,140 2012 0,579 0,096 2009-2012 0,261 -0,094 Kelembaban Udara Bukan Pesisir 2009 0,471 0,124 2010 0,435 0,134 2011 0,074 0,302 2012 0,518 0,111 2009-2012 0,202 0,107 Hasil tersebut berbeda jika dibandingkan dengan kelembaban udara yang diamati pada daerah pesisir yaitu antara 74–87 dan daerah bukan pesisir sebesar 73-87 , hal ini merupakan keadaan yang baik untuk bakteri-bakteri patogen termasuk Mycobacterium tuberculosis. Dari grafik 4.5, dibawah ini menunjukkan pola hubungan antara kelembaban udara dan kejadian tuberkulosis paru di daerah pesisir. Diperoleh bahwa jumlah kejadian tuberkulosis paru tertinggi yaitu sebanyak 24 kasus terjadi saat rata-rata kelembaban berada pada keadaan 83 di bulan Mei, dan 84,3 di bulan Oktober tahun 2012. Sedangkan kasus tuberkulosis paru yang terendah Universitas Sumatera Utara yaitu sebanyak 3 kasus berada pada keadaan rata-rata kelembaban udara sebesar 81,7 di bulan Juli tahun 2009. Rata-rata kelembaban udara tertinggi sebesar 85,7 pada bulan Desember tahun 2009 dan kejadian tuberkulosis paru yang terjadi pada saat itu sebanyak 5 kasus. Sedangkan pada saat rata-rata kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Juni tahun 2012 sebesar 78,3 dengan banyaknya kasus tuberkulosis paru di saat itu sebanyak 13 kasus. Gambar 4.5 Grafik Korelasi Kelembaban Udara dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Sedangkan pola hubungan daerah bukan pesisir dapat dilihat pada grafik 4.6 dibawah ini, menunjukkan rata-rata kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2009 sebesar 86 , disaat kejadian tuberkulosis paru 5 10 15 20 25 30 74.0 76.0 78.0 80.0 82.0 84.0 86.0 88.0 Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op 2009 2010 2011 2012 Kelembaban udara daerah pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru daerah pesisir tahun 2009-2012 K e le m b ab an Ud ara Ju m lah K e jad ian T u b e rk u lo sis P aru Universitas Sumatera Utara sebanyak 12 kasus, dan kelembaban udara terendah terjadi pada tahun 2009 di bulan Februari sebesar 77 dengan jumlah kasus sebanyak 1 kasus. Jumlah kejadian tuberkulosis paru terbanyak terjadi pada bulan Desember tahun 2009 yaitu 12 kasus disaat kondisi kelembaban udara sebesar 86 . Sedangkan kejadian tuberkulosis paru terendah yaitu sebanyak 1 kasus, terjadi pada saat kondisi kelembaban udara sebesar 77 pada bulan Februari tahun 2009 dan sebesar 83 pada bulan September ditahun yang sama, jumlah kejadian tuberkulosis paru terendah terjadi juga pada keadaan kelembaban udara sebesar 84 di bulan Desember tahun 2010. Gambar 4.6 Grafik Korelasi Kelembaban Udara dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 2 4 6 8 10 12 14 72 74 76 78 80 82 84 86 88 Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op 2009 2010 2011 2012 Kelembaban udara daerah bukan pesisir tahun 2009-2012 K w le m b ab an Ud ara Ju m la h K e ja d ia n T u b e rk u lo sis P aru Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Korelasi Curah Hujan dengan Kejadian Tuberkulosis paru di Daerah Pesisir dan Bukan Pesisir

Tidak ada korelasi antara curah hujan dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir dan daerah bukan pesisir tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan periode 2009-2012, hal tersebut sejalan dengan curah hujan yang terjadi di daerah pesisir dan daerah bukan pesisir, tidak berada pada intensitas yang tinggi, yaitu antara 1 sampai 448 mm. Keadaan ini menyebabkan perkembangan bakteri tuberkulosis tidak berjalan dengan baik. Tabel 4.31 Analisis Korelasi Curah Hujan dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir dan Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Variabel Tahun Nilai p R Curah Hujan Pesisir 2009 0,310 0,174 2010 0,996 0,000 2011 0,141 -0,250 2012 0,397 -0,146 2009-2012 0,304 -0,086 Curah Hujan Bukan Pesisir 2009 0,167 0,235 2010 0,698 0,067 2011 0,903 -0,021 2012 0,205 -0,216 2009-2012 0,709 0,031 Hubungan antara variabel curah hujan dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir, dapat dilihat pada grafik 4.7, dibawah ini. Kejadian tuberkulosis paru tertinggi di daerah pesisir pada bulan Mei dan Oktober tahun 2012, sebesar 24 kasus, berada pada keadaan rata-rata curah hujan 179 mm dan 109 mm. Sedangkan kejadian tuberkulosis paru terendah sebesar 3 Universitas Sumatera Utara kasus, terjadi saat rata-rata curah hujan berada pada 124 mm. Saat rata-rata curah hujan tertinggi sebesar 324 mm pada bulan Nopember tahun 2010, jumlah kejadian tuberkulosis paru yang terjadi sebesar 6 kasus. Sedang saat rata-rata curah hujan terendah sebesar 20 mm, jumlah kejadian tuberkulosis paru yang terjadi sebanyak 10 kasus. Gambar 4.7 Grafik Korelasi Curah Hujan dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Pola hubungan antara curah hujan dengan kejadian tuberkulosis paru daerah bukan pesisir dapat dilihat pada gambar grafik 4.8. Dimana diperoleh kejadian tuberkulosis paru tertinggi sebanyak 12 kasus terjadi ketika rata-rata curah hujan tercatat sebesar 168 mm di bulan Desember tahun 2009. Sedangkan 5 10 15 20 25 30 50 100 150 200 250 300 350 Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt 2009 2010 2011 2012 Curah hujan daerah pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru daerah pesisir tahun 2009-2012 C u rah H u ja n m m Ju m lah K e jad ian T u b e rk u lo sis P aru Universitas Sumatera Utara kejadian tuberkulosis paru terendah yaitu sebanyak 1 kasus ketika rata-rata curah hujan sebesar 73,7 mm. Rata-rata curah hujan tertinggi di daerah bukan pesisir selama periode tahun 2009-2012 terjadi pada bulan Nopember tahun 2010 sebesar 288,3 mm dan jumlah kejadian tuberkulosis paru yang terjadi sebanyak 8 kasus. Sedangkan rata- rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2012 dengan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebanyak 6 kasus. Gambar 4.8 Grafik Korelasi Curah Hujan dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 4.4.4 Korelasi Lama Penyinaran Matahari dengan Kejadian Tuberkulosis paru pada Daerah Pesisir dan Bukan Pesisir Dari tabel 4.32, menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara lama penyinaran matahari dengan kejadian tuberkulosis paru, untuk tahun 2009, 2010, 2 4 6 8 10 12 14 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt 2009 2010 2011 2012 Curah hujan daerah bukan pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru Daerah Bukan Pesisir Tahun 2009 C u rah H u ja n m m Ju m la h K e ja d ia n T u b e rk u lo is is P aru Universitas Sumatera Utara 2011, 2012 dan 2009-2012 baik pada daerah pesisir maupun daerah bukan pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai. Tabel 4.32 Analisis Korelasi Lama Penyinaran Matahari dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir dan Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012. Variabel Tahun Nilai p R Lama Penyinaran Matahari Pesisir 2009 0,775 0,049 2010 0,344 0,162 2011 0,722 -0,061 2012 0,774 0,050 2009-2012 0,758 0,026 Lama Penyinaran Matahari Bukan Pesisir 2009 0,339 0,164 2010 0,228 0,206 2011 0,766 0,051 2012 0,208 0,215 2009-2012 0,196 0,108 Pola hubungan lama penyinaran matahari dengan kejadian tuberkulosis paru di daerah pesisir pada grafik 4.9, menunjukkan bahwa saat rata-rata lama penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2010 sebesar 73,3 , menunjukkan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebanyak 7 kasus. Sedangkan saat rata-rata lama penyinaran matahari terendah sebesar 32 , jumlah kejadian tuberkulosis paru sebanyak 10 kasus. Saat jumlah kejadian tuberkulosis paru tertinggi sebanyak 24 kasus pada bulan Mei tahun 2012, rata-rata lama penyinaran matahari sebesar 57,7 , dan pada bulan Oktober, rata-rata lama penyinaran matahari yang terjadi adalah 38,7. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Grafik Korelasi Lama Penyinaran Matahari dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Pola hubungan antara lama penyinaran matahari dan kejadian tuberkulosis paru daerah daerah bukan pesisir dapat dilihat pada gambar 4.10. Keadaan dimana rata-rata lama penyinaran matahari tertinggi sebesar 75,4 pada bulan Februari tahun 2010, jumlah kejadian tuberkulosis paru yang terjadi sebanyak 7 kasus. Sedang keadaan rata-rata lama penyinaran matahari terendah sebesar 25,1 , jumlah kejadian tuberkulosis paru yang terjadi sebanyak 8 kasus. Pada saat kejadian tuberkulosis paru tertinggi sebanyak 12 kasus pada bulan Desember tahun 2009 tercatat lama penyinaran matahari pada saat itu sebesar 47,1 . Sedangkan saat kejadian tuberkulosis paru terendah sebanyak 1 kasus pada bulan Februari tahun 2009, lama penyinaran matahari tercatat sebesar 5 10 15 20 25 30 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Lama penyinaran matahari daerah pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru daerah pesisir tahun 2009-2012 Lam a P e n y in aran M at ah ari Ju m la h K e ja d ia n T u b e rk u lo sis P aru Universitas Sumatera Utara 56,8 , dan kasus terendah juga terjadi pada tahun yang sama di bulan September, tercatat lama penyinaran matahari sebesar 50,4 , jumlah kejadian tuberkulosis paru terendah juga terjadi pada bulan Desember tahun 2010, dengan lama penyinaran matahari sebesar 36,4 . Gambar 4.10 Grafik Korelasi Lama Penyinaran Matahari dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Pola hubungan yang digambarkan dari grafik 4.9 dan 4.10, menunjukkan jika lama penyinaran matahari meningkat, jumlah kejadian menurun dan sebaliknya. 2 4 6 8 10 12 14 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op 2009 2010 2011 2012 Lama penyinaran matahari daerah bukan pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru Daerah Bukan Pesisir Tahun 2009 Ju m lah K e jad ian T u b e rk u lo sis P aru Lam a P e n y in aran M at ah ari Universitas Sumatera Utara 4.4.5 Korelasi Kecepatan Angin dengan Kejadian Tuberkulosis paru pada Daerah Pesisir dan Daerah Bukan Pesisir Kecepatan angin tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan periode 2009-2012, dengan kejadian Tuberkulosis paru tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2009-2012, daerah pesisir dan bukan pesisir menunjukkan tidak ada korelasi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.33. Tabel 4.33 Analisis Korelasi Kecepatan Angin dengan Kejadian Tuberkulosisparu Daerah Pesisir dan Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012. Variabel Tahun Nilai p R Kecepatan Angin Pesisir 2009 0,952 -0,010 2010 0,797 0,044 2011 0,651 0,078 2012 0,182 -0,228 2009-2012 0,336 0,081 Kecepatan Angin Bukan Pesisir 2009 0,742 0,075 2010 0,566 -0,099 2011 0,816 -0,040 2012 0,816 -0,040 2009-2012 0,437 0,065 Kecepatan angin yang rendah pada daerah pesisir dan bukan pesisir yaitu antara 0,1 hingga 2,2 knot, memungkinkan penyebaran kuman penyebab tuberkulosis paru tidak terjadi. Hembusan angin yang rendah ini tidak membantu droplet yang terbang untuk dibawa ke tempat yang lebih jauh dari posisi dimana penderita berada. Jika dilihat grafik 4.11, menunjukkan pola hubungan rata-rata kecepatan angin dengan kejadian tuberkulosis paru pada daerah pesisir, diperoleh saat Universitas Sumatera Utara jumlah kejadian tuberkulosis paru berada pada angka tertinggi yaitu sebanyak 24 kasus pada tahun 2012, di bulan Mei tercatat kecepatan angin sebesar 1,1 knot dan bulan Oktober tercatat kecepatan angin sebesar 0,9 knot. Sedangkan pada saat jumlah kejadian tuberkulosis paru terendah yaitu sebesar 3 kasus pada bulan Juli tahun 2009 tercatat kecepatan angin sebesar 1 knot. Rata-rata kecepatan angin tertinggi sebesar 1,6 knot terjadi di bulan Maret tahun 2012 dengan jumlah kejadian tuberkulosis paru sebanyak 13 kasus. Sedang kecapatan angin terendah sebesar 0,6 knot terdapat sebanyak 14 kasus kejadian tuberkulosis paru. Gambar 4.11 Grafik Korelasi Kecepatan Angin dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 -2012 5 10 15 20 25 30 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op 2009 2010 2011 2012 Kecepatan angin daerah pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru daerah pesisir tahun 2009-2012 Ju m la h K e ja d ia n T u b e rk u lo sis P aru K e ce p a ta n A n gi n k n o t Universitas Sumatera Utara Gambar 4.12 Grafik Korelasi Kecepatan Angin dengan Kejadian Tuberkulosis paru Daerah Bukan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2012 Pola hubungan yang terjadi di daerah bukan pesisir pada grafik 4.12 diatas. Menunjukkan bahwa pada saat jumlah kejadian tuberkulosis paru terbanyak yaitu 12 kasus pada bulan Desember tahun 2009, rata-rata kecepatan angin sebesar 0,8 knot. Sedang pada saat jumlah kejadian tuberkulosis paru terendah sebanyak 1 kasus pada bulan Februari tahun 2009, rata-rata kecepatan angin tercatat sebesar 0,73 knot dan pada tahun yang sama di bulan September, rata-rata kecepatan angin tercatat sebesar 0,8 knot, serta pada di bulan Desember tahun 2010 tercatat kecepatan angin sebesar 1,2 knot. Rata-rata kecepatan angin tertinggi pada bulan Maret tahun 2010 sebesar 1,73 knot, kejadian tuberkulosis sparu terjadi sebanyak 7 kasus. Dan pada saat kecepatan angin terendah pada 2 4 6 8 10 12 14 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op Ja n Ma r M ei Ju l S ep N op 2009 2010 2011 2012 Kecepatan angin daerah bukan pesisir tahun 2009-2012 Jumlah Kejadian Tb paru Daerah Bukan Pesisir Tahun 2009 Ju m la h K e ja d ia n T u b e rk u lo sis P aru K e ce p a ta n A n gi n k n o t Universitas Sumatera Utara bulan Maret tahun 2011, jumlah kejadian tuberkulosis paru tercatat sebesar 7 kasus.

4.5 Analisis Multivariat

Dahlan 2009, menyatakan langkah – langkah analisis multivariat adalah dengan menyeleksi variabel-variabel pada analisis bivariat yang mempunyai nilai p 0,25. Kemudian variabel – variabel yang memenuhi syarat selanjutnya dianalisis dengan analisis regresi linier berganda, untuk mencari pengaruh iklim suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, lama penyinaran matahari dan kecepatan angin yang paling dominan terhadap kejadian tuberkulosis paru. Metode yang digunakan adalah metode backward. Pada metode backward, sofrware secara otomatis akan memasukkan semua variabel yang terseleksi untuk dimasukan ke dalam multivariat. Secara bertahap, variabel yang tidak berpengaruh akan dikeluarkan dari analisis. Proses akan berhenti sampai tidak ada lagi variabel yang dikeluarkan dari analisis. Dari hasil analisis sederhana yang dapat dilakukan analisis multivariat hanya pada daerah bukan pesisir tahun 2009- 2012. 4.5.1 Faktor Iklim Paling Dominan yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis paru pada Daerah Bukan Pesisir Hasil analisis bivariat pada daerah bukan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai untuk mengetahui pengaruh iklim suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, lama penyinaran matahari dan kecepatan angin dengan kejadian Tuberkulosis paru tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, variabel yang memiliki Universitas Sumatera Utara nilai p0,25 adalah kelembaban udara dan lama penyinaran matahari. Selanjutnya variabel tersebut diolah dengan menggunakan metode backward diperoleh hasil dibawah ini : Tabel 4.34 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Penelitian Daerah Bukan Pesisir Tahun 2009-2012 Model Konstanta p-value 1 Constant -14,926 0,019 Kelembaban udara bukan pesisir 0,181 0,013 Penyinaran matahari bukan pesisir 0,041 0,012 Berdasarkan tabel 4,34 diatas dapat disimpulkan bahwa persamaan akhir garis linier yang diperoleh dinyatakan sebagai berikut : Kejadian Tuberkulosis paru = -14.926 + 0,181 kelembaban udara + 0,041 penyinaran matahari Persamaan ini memiliki nilai konstanta dengan signifikansi sebesar 0,019 0,05 yang berarti nilai konstanta tersebut signifikan untuk memprediksi kejadian tuberkulosis paru di daerah bukan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai. Kemudian nilai koefisien regresi untuk variabel kelembaban udara bukan daerah pesisir memiliki signifikansi sebesar 0,013 0,05 yang berarti variabel kelembaban udara berpengaruh signifikan yang positif untuk memprediksi kejadian tuberkulosis paru di daerah bukan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai. Dan nilai koefisien lama penyinaran matahari bukan daerah pesisir memiliki siginifikansi sebesar 0,012 0,05 yang berarti variabel lama penyinaran matahari berpengaruh signifikan positif untuk memprediksi kejadian tuberkulosis paru di daerah bukan Universitas Sumatera Utara pesisir Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun interpretasi persamaan regresi linier tersebut sebagai berikut : 1. Koefisien konstanta bernilai negative maka ketiadaan variabel kelembaban udara dan lama penyinaran matahari, maka kejadian Tuberkulosis paru cenderung menurun, artinya kejadian tuberkulosis paru -14.926 jika tidak ada kelembaban udara dan lama penyinaran matahari. 2. Koefisien kelembaban udara bernilai positif menunjukkan bahwa dengan ketiadaan variabel independen lama penyinaran matahari maka kejadian tuberkulosis paru cenderung meningkat, artinya kejadian tuberkulosis paru diprediksikan akan bertambah 0,181 jika kelembaban udara bertambah satu satuan dan kejadian tuberkulosis paru diprediksikan berkurang 0,181, jika kelembaban udara berkurang satu satuan. 3. Koefisien lama penyinaran matahari bernilai positif menunjukkan bahwa dengan ketiadaan variabel indepen kelembaban udara maka kejadian Tuberkulosis paru cenderung meningkat, artinya kejadian Tuberkulosis paru diprediksikan akan bertambah 0,041 jika lama penyinaran matahari bertambah satu satuan dan kejadian Tuberkulosis paru diprediksikan berkurang 0,041, jika lama penyinaran matahari berkurang satu satuan.

4.6 Analisis Spasial