2.1.4. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru
Faktor lingkungan sangat berkontribusi untuk mempengaruhi keadaan kesehatan seseorang seperti yang dikemukakan H.L. Blum 1974 dalam
Notoadmodjo 2008 yaitu status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari keempat
komponen tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan paling besar memberikan kontribusi terhadap terjadinya suatu penyakit, yaitu sebesar 40
sedangkan yang paling kecil adalah pelayanan medis sebesar 10. Pendapat lain yang memperkuat bahwa faktor lingkungan memiliki
kontribusi yang besar terhadap terjadinya suatu penyakit dapat dipelajari pada teori simpul kejadian penyakit yang dikemukakan Achmadi 2005 dimana suatu
penyakit itu terjadi oleh karena adanya interaksi antara faktor lingkungan dan faktor kependudukan. Timbulnya suatu penyakit pada masyarakat tertentu pada
dasarnya merupakan hasil interaksi antara penduduk setempat dengan berbagai komponen di lingkungannya. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
berinteraksi dengan pangan, udara, air serta serangga. Apabila berbagai komponen lingkungan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti beracun, ataupun bahan
mikroba yang memiliki potensi timbulnya penyakit, maka manusia akan jatuh sakit dan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Bulto 2006, iklim adalah salah satu faktor yang dapat menimbulkan kondisi yang memudahkan perkembangan beberapa penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme. Iklim berperan dalam setiap kejadian penyakit dan
Universitas Sumatera Utara
kematian, oleh karena penyakit bounded terhadap ekosistem, dan manusia bagian dari sebuah ekosistem. Sementara itu kejadian penyakit merupakan inti
permasalahan kesehatan, dan kesehatan merupakan salah satu kontributor utama penyebab kemiskinan. Hasil telaahan juga mengindikasikan, ada tiga variabel
utama yang harus dilakukan secara simultan, yaitu: pendidikan, kesehatan dan pengendalian kemiskinan perbaikan ekonomi. Berbagai tinjauan kepustakaan
lainnya juga menyebutkan bahwa iklim bermakna kehidupan. Perubahan iklim akan diikuti perubahan ekosistem. Atau tata kehidupan yang pada akhirnya
merubah pola hubungan interaksi antara lingkungan dan manusia yang berdampak terhadap derajat kesehatan masyarakat. Hubungan iklim dengan penyakit
merupakan hubungan yang rumit. Dua aspek dasar pengaruh iklim dengan penyakit, yaitu: hubungan faktor iklim terhadap organisme penyakit atau
penyebarannya, dan pengaruh cuaca dan iklim terhadap ketahanan tubuh. Banyak penyakit yang berhubungan dengan iklim atau musim tertentu, terutama dengan
suhu dan kelembaban. Sejumlah parasit hanya dapat menginfeksi manusia di daerah tropis dan sub tropis yang panas dan lembab.
Variabel-variabel yang merupakan komponen iklim menurut Achmadi 2008, seperti: suhu lingkungan, kelembaban lingkungan, kelembaban ruang,
kemarau panjang dan curah hujan mempengaruhi pertumbuhan dan persebaran berbagai spesies mikroba dan parasit serta berbagai variabel kependudukan.
Cuaca dan iklim berpengaruh terhadap patogenesis berbagai penyakit yang berbeda dan dengan cara berbeda satu sama lain pula. Salah satu pengaruh
Universitas Sumatera Utara
perubahan iklim adalah terhadap potensi peningkatan kejadian timbulnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti: demam berdarah, malaria, dan sebagainya.
Hubungan antara lingkungan, kependudukan dan determinan iklim serta dampaknya terhadap kesehatan dapat digambarkan kedalam teori simpul kejadian
penyakit atau paradigma kesehatan lingkungan yang pada hakekatnya juga merupakan model patogenesis kejadian penyakit. Tidak semua variable
dipengaruhi oleh perubahan iklim. Namun perubahan iklim secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap model hubungan berbagai variable
kependudukan dan lingkungan tersebut. Lebih lanjut Achmadi 2008 menyatakan bahwa semua penyakit harus
digambarkan dalam sebuah model dinamika transmisi dengan menggunakan prosedur tertentu, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.1. berikut.
Gambar 2.1 Teori Simpul Kejadian Penyakit
Sumber, Achmadi, 2008 Berdasarkan gambar 2.2 di atas, maka patogenesis atau proses kejadian
penyakit dapat diuraikan ke dalam 4 simpul yaitu :
Sumber Penyakit
simpul 1 Media
Transmisi simpul 2
Kependudukan simpul 3
SakitSehat simpul 4
Variabel lain yang berpengaruh topografi, iklim, dan lain-lain simpul 5
Universitas Sumatera Utara
a. Simpul 1 Sumber Penyakit Merupakan titik yang secara konstan maupun sporadis berpotensi meluar
pada manusia. Dalam hal ini berupa virus, bakteri, parasit, atau yang lain Anies, 2006. Sumber penyakit menular adalah penderita penyakit menular itu sendiri,
atau bisa juga sebuah proses kegiatan, misalnya sumber penyakit tuberkulosis paru adalah penderita penyakit yang bersangkutan. Selanjutnya sumber penyakit
ini dapat disebut agent penyakit. Agen penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui kontak langsung atau
melalui media perantara yang juga komponen lingkungan Achmadi, 2008. b. Simpul 2 Media Transmisi Penyakit
Media transmisi penyakit yaitu komponen lingkungan yang dapat memindahkan agent penyakit, yang pada hakikatnya hanya ada 5 komponen, yaitu
udara, air, tanah pangan, binatang dan manusia. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit kalau di dalamnya tidak mengandung bibit penyakit
atau agent penyakit. Udara dikatakan memiliki potensi menimbulkan penyakit kalau di dalamnya terdapat mycobaterium tuberculosis Achmadi, 2008. Dalam
penelitian ini media transmisi yang diteliti adalah suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, lama penyinaran matahari dan kecepatan angin.
Universitas Sumatera Utara
c. Simpul 3 Perilaku Pemajanan Agent penyakit, dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain,
masuk ke dalam tubuh melalui satu proses yang kita kenal sebagai proses “hubungan interaktif”. Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan
penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan atau behavioural exposure. Perilaku pemajanan adalah jumlah
kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit agent penyakit Achmadi, 2008. Misalnya jumlah bakteri
mycobacterium tuberculosis yang terhirup manusia sehat ketika berada dekat dengan penderita tuberkulosis paru saat mengeluarkan batuk yang disertai kuman
tuberkulosis paru. d. Simpul 4 Kejadian Penyakit
Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang potensi bahaya gangguan kesehatan. Seseorang
dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama mengalami kelainan dibandingkan rata-rata penduduk lainnya. Biasanya kelainan bentuk atau kelainan
fungsi, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial Achmadi, 2008.
e. Simpul 5 Variabel Suprasistem Kejadian penyakit masih dipengaruhi oleh variabel iklim, topografi, temporal
dan suprasistem lainnya, yaitu keputusan politik berupa kebijakan makro yang bisa mempengaruhi semua simpul Achmadi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Iklim dan Kejadian Tuberkulosis Paru