temperatur dan presipitasi, tetapi juga sinar matahari dan angin. Apabila variasi rata-rata iklim digambarkan dalam peta, masalah geografis yang muncul dari
distribusi spasial akan terungkap. Menurut Putri 2008, penggunaan rata-rata bulanan, dan bukannya rata-rata tahunan, dapat memperlihatkan karakteristik dari
perubahan-perubahan musim. Dan karena rata-rata temperatur tiap bulan biasanya berbeda dari rata-rata iklim untuk jangka waktu yang panjang, penyimpangannya
dari statistik dari rata-rata juga dapat dihitungkan dan dicantumkan pada peta. Penelitian Aprisa, et.al 2004, bahwa kecenderungan kluster tuberkulosis
di daerah yang berdekatan dengan sungai. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dengan membuat zona buffer sungai, dan diketahui bahwa 30,32 kasus berada
100m dari sungai; 54,79 kasus berada dalam range 250m dari sungai 77,66 kasus terjadi dalam jarak 500m dari sungai dan hanya 22,34 kasus
yang terletak 500m dari sungai.
2.2.1. Suhu atau Temperatur Udara
Suhu merupakan keadaan udara panas atau dingin suatu waktu yang diperoleh dari hasil pengukuran harian dan dirata-ratakan setiap bulan. Hubungan
antara iklim dengan kejadian penyakit bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Efek langsung pemanasan global pada kesehatan manusia misalnya
stress akibat kepanasan heat stress. Selain itu kenaikan temperatur lingkungan juga akan mempengaruhi dampak polusi udara terutama di daerah perkotaan dan
berpengaruh terhadap individu dengan penyakit-penyakit kronik seperti penyakit jantung, asma dan penyakit saluran pernafasan lainnya Achmadi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Goul dan Brooker dalam Ruswanto 2010, bakteri mycobacterium tuberculosis memiliki rentang suhu yang disukai, tetapi di dalam
rentang ini terdapat suatu suhu optimum saat mereka tumbuh pesat. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri mesofilik yang tumbuh subur
dalam rentang 25 - 40 º C, akan tetapi akan tumbuh secara optimal pada suhu 31- 37 º C.
Suhu optimal pertumbuhan bakteri sangat bervariasi, ada yang tumbuh pada suhu yang rendah 15
o
C – 20
o
C, bahkan ada pula yang tumbuh pada suhu yang tinggi. Kuman mycobacterium tuberculosis tumbuh optimal pada suhu
sekitar 37
o
2.2.2. Kelembaban Udara
C yang memang kebetulan sesuai dengan suhu tubuh manusia Depkes, 1999. Penelitian Ruswanto di Kabupaten Pekalongan tahun 2010, terdapat
hubungan signifikan antara kejadian tuberkulosis paru dengan suhu udara ruangan dalam rumah OR = 4,354 dan adanya asosiasi antara kejadian tuberkulosis paru
dengan suhu udara di luar rumah OR = 3,842.
Kelembaban udara adalah prosentase jumlah kandungan air dalam udara. Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi dua yaitu: kelembapan mutlak dan
kelembaban nisbi. Kelembaban mutlak absolut ialah jumlah massa uap air yang ada dalam suatu satuan volume di udara. Kelembaban nisbi relatif ialah
banyaknya uap air di dalam udara berupa perbandingan antara jumlah uap air yang ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara tersebut Ruswanto, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Goul Brooker dalam Ruswanto 2010, bakteri mycobacterium tuberculosis seperti halnya bakteri lain pada umumnya, akan tumbuh dengan
subur pada lingkungan dengan kelembaban yang tinggi. Air membentuk lebih dari 80 volume sel bakteri dan merupakan hal essensial untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup sel bakteri. Kelembaban udara yang meningkat merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen termasuk tuberkulosis.
Kelembaban merupaan sarana yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, termasuk Mycobacterium tuberculosis sehingga viabilitasnya lebih lama
Achmadi, 2008. Pada waktu bersin atau batuk pasien tuberkulosis paru BTA positif menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak droplet
nuclei. Penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama, dan percikan ini dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan gelap dan lembab Depkes RI, 2007. Berdasarkan hasil penelitian Mulyadi tahun 2003 di Kota Bogor
menyebutkan bahwa penghuni rumah yang mempunyai kelembaban ruang keluarga lebih besar dari 60 berisiko terkena tuberkulosis paru 10,7 kali
dibanding penduduk yang tinggal pada perumahan yang memiliki kelembaban lebih kecil atau sama dengan 60 .
2.2.3. Curah Hujan