Pembelajaran Aktif Kerangka Teori

Active learning juga sebuah pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan potensi yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. 31 Jadi, pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, tidak hanya mental, tetapi juga melibatkan fisik, sehingga peserta didik merasa senang, tidak merasa bosan, dan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimum. Active learning juga suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. 32 Pembelajaran aktif merujuk kepada kaedah dimana pelajar peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran seperti menemukan ide pokok dari suatu materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari ke dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan menggunakan kaedah pembelajaran aktif, bukan berarti guru pendidik tidak perlu lagi memberikan arahan kepada peserta didik, walau bagaimanapun pemberian arahan merupakan suatu yang penting untuk disampaikan. Cara lain mengaktifkan belajar siswa adalah dengan memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan siswa dengan memberikan rangsangan tugas, tantangan, memecahkan masalah atau mengembangkan pembiasaan agar dalam dirinya tumbuh kesadaran bahwa belajar menjadi kebutuhan hidupnya dan oleh karena itu perlu dilakukan sepanjang hayat. 33 Menurut Bonwell dalam Ari Samadhi, 2009, pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut : • Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topk atau permasalahan yang dibahas. 31 Hartono, “Strategi Pembelajaran Active Learning”, dalam sditalqalam.wordpress.com…strategi-pembelajaran-active-learning9 Januari 2008, 10. 05 32 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan Madani, 2003, h.xiv. 33 Marno dan M. Idris, Strategi Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, h.150. • Siswa tidak hanya mendengarkan materi secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi. • Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi. • Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir kritis, menganalisa, dan melakukan evaluasi-evaluasi. • Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. 34 Confusius dalam Mel Silberman, 2002 memulai konsep belajar aktif sebagaimana yang ia ungkapkan:“Apa yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat, dan yang saya lakukan, saya paham.” Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di kursi sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran. Kemudian pernyataan ini dimodifikasi oleh Mel Silberman 2002, menjadi yang dinamakan dengan paham belajar aktif yaitu : What I hear, I forget What I hear and see, I remember a little What I hear and see, and ask a questions about our discuss with someone else, I begin to understand What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill What I teach to another, I master 35 Active learning pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. 36 Jadi, konsep active learning adalah menekankan pada perilaku peserta didik agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga apa yang mereka lakukan di dalam kelas, mereka lebih ingat dan paham, karena merekalah yang lebih mendominasi aktivitas pembelajaran. Jadi peserta didik akan lebih ingat bila dibandingkan dengan hanya mendengarkan penjelasan guru saja. Dengan memberikan active 34 Ari Samadhi,”Pembelajaran Aktif Active learning”,…………………………., 10. 05 35 Mel Silberman, Active Learning, Yogyakarta, Bumi Media, 2002, h.1. 36 Hartono, “Strategi Pembelajaran Active Learning”……………9 Januari 2008.10. 05 learning pada anak didik dapat membantu ingatan mereka, sehingga apa yang mereka lakukan dalam proses pembelajaran mereka lebih ingat karena mereka terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai yang diharapkan oleh pendidik. Menurut Comy Semiawan terdapat 8 prinsip yang harus dihayati oleh guru agar dapat melaksanakan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA dengan baik, efektif, dan efisien, yaitu: 37 1. Prinsip Motivasi Motivasi Abdullah, 1979:37 berarti kondisi psikologis dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan, pengaktifan tingkah laku. 38 Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin karena ia tidak senang dengan pelajarannya, mungkin sakit, atau ada masalah lain. Hal ini berarti pada diri siswa tersebut tidak terangsang motoriknya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan seperti ini perlu diusahakan untuk dicari solusi agar siswa mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan. Dengan kata lain, siswa harus diberikan dorongan, atau rangsangan agar dalam dirinya tumbuh motivasi untuk belajar. 2. Prinsip Latar atau Konteks Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai konteks yang akan dipelajari. Guru terlebih dahulu mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dimilikisi siswa. Sehingga apa yang disampaikan oleh guru, sesuai dengan tingkat pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dimilikinya. 37 Darwyan Syah, dkk. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Diadit Media, 2009, h.114. 38 Jamali Sahrodi, “Strategi Pembelajaran: Sebuah Ikhtisar Menuju Perubahan Perilaku dalam Proses Pendidikan” , dalam Lektur Jurnal Pendidikan Islam, vol 12. No.1. Juni 2008, h. 57. 3. Prinsip pengarahan kepada titik pusat atau fokus tertentu Agar pembelajaran berjalan sesuai yang diinginkan, sebaiknya guru harus menentukan titik pusat pembelajaran terhadap materi yang akan disampaikan. Titik pusat pembelajaran diciptakan dengan merumuskan masalah yang hendak dipecahkan, sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran. 4. Prinsip hubungan sosial atau sosialisasi Dalam kegiatan belajar mengajar, kerjasama antara siswa dengan siswa sangat diperlukan, khususnya dalam pembelajaran active learning pembentukan kelompok-kelompok kecil yang melibatkan kerjasama antara siswa dengan siswa dalam menyelesaikan tugas sangat diperlukan. 5. Prinsip belajar sambil bekerja Dalam proses belajar mengajar, selain belajar, guru harus menciptakan peserta didik untuk melakukan aktivitas atau kegiatan bekerja yang melibatkan fisik. Sehingga selain siswa memiliki kemampuan berfikir, siswa juga memiliki kemampuan bekerja sesuai dengan aktivitas yang dilakukan pada proses pembelajaran. 6. Prinsip perbedaan perorangan atau individualisasi Setiap siswa memiliki pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Maka dari itu, guru harus lebih memperhatikan perbedaan-perbedaan yang ada pada diri masing-masing siswa. Misalnya, siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah, harus diberikan perhatian yang lebih dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah tidak merasa tertinggal dengan siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi. Selain itu siswa yang memiliki kemampuan rendah dapat mengikuti proses belajar mengajar yang lebih optimal. 7. Prinsip menemukan Dalam kegiatan belajar mengajar, tidak semua materi pelajaran diberikan oleh guru. Guru hanya memberikan konsep-konsep inti, sedangkan siswa diminta untuk menemukan pencapaian suatu konsep tersebut. Karena pada dasarnya siswa sudah memiliki pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan sebelumnya menjadi acuan bagi pengetahuan berikutnya. Sehingga siswa diminta untuk menemukan sendiri cara mencapai suatu konsep yang telah diberikan oleh guru. 8. Prinsip pemecahan masalah Agar siswa mampu memecahkan masalahnya sendiri, guru harus mengarahkan siswa pada pemecahan masalah. Mula-mula siswa dihadapkan pada masalah, kemudian siswa dilatih untuk mencapai solusi dalam memecahkan masalahnya dengan baik. Terdapat beberapa alasan perlunya menerapkan pembelajaran aktif: 39 1. Riset kognitif menunjukkan bahwa menggunakan teknik ceramah saja bukanlah strategi pembelajaran yang efektif. Jika peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk membaca, mendengar, melihat, mempraktikkan, dan mendiskusikan materi pelajaran, maka mereka akan lebih banyak mengingatnya. 2. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran aktif dapat mencegah terjadinya sesi yang monoton sehingga peserta didik akan lebih banyak memberikan perhatian dan lebih menikmati sesi pembelajaran. 3. Pembelajaran aktif dapat mengintegrasikan bahan-bahan ataupun pengetahuan, baik yang lama ataupun yang baru. 4. Dalam pembelajaran aktif, peserta didik dilibatkan dengan keterampilan berfikir tingkat tinggi. 5. Kegiatan-kegiatan mandiri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melibatkan gaya belajarnya sendiri dalam berbagai kegiatan. 6. Peserta didik akan lebih mampu mengulang langkah-langkah penting jika kegiatan tersebut dilakukan sendiri. 39 Junaedi, dkk, Strategi Pembelajaran, Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008, h.12-12. 7. Pembelajaran aktif memerlukan tanggung jawab individual dan sekaligus tingkat kerjasama yang tinggi. 8. Pembelajaran aktif mendorong interaksi peserta didik dengan peserta didik lain baik laki-laki maupun perempuan dan guru. 9. Keterlibatan peserta didik yang tinggi dalam pembelajaran menyebabkan minat dan motivasi belajar peserta didik meningkat. Dalam active learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan materi pelajaran sebelumnya. Agar murid dapat belajar secara aktif, guru perlu menciptakan strategi yang tepat sedemikian sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Adapun beberapa jenis strategi pembelajaran aktif adalah : 1. Active debate Debat Aktif 2. Silent Demonstration Demonstrasi Bisu 3. Practice-rehearsal Pairs Praktek Berpasangan 4. Crossword Puzzle Teka-Teki Silang 5. Indeks Card Match Mencari Pasangan 6. Card Sort Sortir Kartu 7. The Power of Two Kekuatan Berdua 8. Team Quiz Kekuatan Kelompok 9. Snow Balling Bola Salju 10. Peer Lessons Belajar Dari Teman Strategi pembelajaran aktif yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran aktif “The Power of Two”. Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh lebih baik daripada berpikir sendiri. 40

b. Pembelajaran Aktif “The Power of Two”

Kekuatan berdua The Power of Two termasuk bagian dari belajar aktif adalah belajar dengan kelompok kecil dengan menumbuhkan kerjasama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman 40 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif……………h.52. sendiri dengan anggota dua orang didalamnya untuk mencapai kompetensi dasar Mafatih, 2007. 41 Menurut Muqowin 2007 kekuatan berdua The Power of Two adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang lebih baik dari pada satu orang. Prosedur pembelajaran aktif “The Power of Two” yang dilakukan dalam penelitian ini dikembangkan dari Muqowin 2007 dan Sanaky 2006, yaitu sebagai berikut : a. Guru memberi peserta didik beberapa pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran. b. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri. c. Setelah semua melengkapi jawabannya, guru membentuk siswa kedalam pasangan dan meminta mereka untuk berbagi sharing jawabannya dengan jawaban yang dibuat teman yang lain. d. Guru meminta pasangan tersebut untuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu. e. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, guru membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Dwi Ayu Cahyaningrum 2007 dalam penelitiannya yang berjudul ”Pembelajaran Matematika dengan Strategi Active Learning pada Materi Aljabar di Kelas VII-F SMPN 3 Batu”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan strategi active learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. 41 Tarmizi Ramdhan, “Strategi Belajar Kekuatan Berdua The Power of Two dalam Pembelajaran Matematika”, dalam tarmizi.wordpres.com. 9 Februari 2009, 11.25 2. Aan Suyatmi 2009 dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning dengan Metode Index Card Match terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa melalui strategi pembelajaran Active Learning dengan metode Index Card Match, hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan.

D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Strategi pembelajaran aktif “The Power of Two” mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh lebih baik daripada berpikir sendiri oleh karena itu siswa dapat menumbuhkan kerjasama melalui kegiatan pembelajaran dengan teman sendiri yang beranggotakan dua orang di dalamnya dalam memecahkan masalah yang sulit dengan saling berdiskusi. Strategi pembelajaran aktif “The Power of Two” yang akan diterapkan adalah pada pelajaran matematika. Dalam penerapan strategi pembelajaran aktif “The Power of Two”, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran. Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka diharapkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif “The Power of Two” dapat meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar matematika siswa.

Dokumen yang terkait

Pengaruh strategi pembelajarn aktif teknik the power of two terhadap hasil belajar matematika siswa

1 6 85

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif The Power Of Two Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ips Pada Siswa Kelas VIII

0 3 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif The Power Of Two Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ips Pada Siswa Kelas VIII

0 2 13

PENERAPAN STRATEGI PCMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI MAN KUALUH HULU TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 21

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATA Penerapan Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Ips Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Karanganyar 01 Weru Suko

0 1 12

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ALGEBRA

2 7 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DAN JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA.

0 0 8

PERBANDINGAN ANTARA PEMBELAJARAN STRATEGI THE POWER OF TWO DENGAN STRATEGI QUESTIONS STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN PERBANDINGAN ANTARA PEMBELAJARAN STRATEGI THE POWER OF TWO DENGAN STRATEGI QUESTIONS STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIS

0 0 14

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DENGAN MENGOPTIMALKAN LEMBAR KERJA SISWA SEBAGAI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DENGAN MENGOPTIMALKAN LEMBAR KERJA SISWA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PA

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA.

0 1 56