Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Tahapan Intervensi Tindakan
dengan siklus III, dimana hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. Tetapi, jika pada saat refleksi dari siklus II sudah tidak ditemukan masalah, dan
indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian diberhentikan. Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut: 1. Penelitian Pendahuluan Pra Penelitian
a. Observasi keadaan kelas Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran matematika di kelas VII-5 Madrasah Tsanawiyah MTs Negeri 2 Jakarta. Peneliti mengamati segala aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika di kelas tersebut, peneliti juga mengamati guru kelas dalam mengajar matematika di kelas tersebut.
b. Wawancara Pada kegiatan ini peneliti melakukan wawancara terhadap siswa dan
guru bidang studi matematika untuk mengetahui respon siswa terhadap pelajaran matematika, aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
terjadi dalam pembelajaran matematika di kelas tersebut. 2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan 1. Peneliti dan guru bidang studi matematika bekerjasama
mempersiapkan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two”.
2. Guru bidang studi matematika menentukan materi yang akan diajarkan oleh peneliti untuk setiap pertemuan.
3. Peneliti juga membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar
matematika siswa, lembar wawancara untuk guru bidang studi matematika dan siswa, lembar kerja siswa LKS serta lembar soal
pada akhir siklus I ini.
b. Tahap Pelaksanaan 1. Peneliti yang berperan sebagai guru yang mengajar di kelas
memberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan.
2. Peneliti menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif ”The
Power of Two”. 3. Peneliti bekerja sebagai guru yang melaksanakan proses
pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two”.
4. Peneliti membagikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan sendiri- sendiri.
5. Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS sendiri-sendiri, siswa dibentuk ke dalam pasangan sehingga siswa terbentuk dalam 20
pasangan pasangan ditentukan peneliti pada setiap pertemuan. Kemudian meminta siswa menghitung nomor urut pasangan dimulai
dari siswa yang duduk paling depan sebelah kanan dari meja guru, dilanjutkan ke belakang. Sampai di belakang, nomor urut dilanjutkan
ke depan lagi, dan seterusnya. 6. Setelah semua siswa berpasangan, peneliti meminta siswa untuk
sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat oleh pasangannya dengan memperbaiki respon masing-masing individu.
Sehingga terbentuklah jawaban baru untuk setiap pasangan. 7. Ketika semua pasangan telah selesai membuat jawaban baru dengan
memperbaiki respon masing-masing individu, peneliti meminta satu siswa dari setiap pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum
di LKS untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. 8. Peneliti meminta pasangan lain untuk membandingkan hasil kerja
pasangan yang mengerjakan di depan kelas, dimulai dari nomor urut pasangan pertama, dan seterusnya. Jika ada pasangan yang berbeda
jawaban dengan pasangan yang mengerjakan di depan kelas, peneliti meminta pasangan tersebut untuk mengemukakan alasannya.
9. Peneliti memperbolehkan pasangan lain untuk memberikan masukan atau tanggapan jika ada perbedaan jawaban antar pasangan.
c. Observasi 1. Guru bidang studi mengisi lembar observasi aktivitas belajar
matematika siswa, lembar observasi guru pada KBM pada format yang telah tersedia.
2. Guru bidang studi yang bertindak sebagai observer mengamati segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung.
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi yang bertindak sebagai
kolaborator melakukan refleksi. Keterlibatan kolaborator sekedar membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan
evaluasi. Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatanobservasi tindakan, kemudian hasil
refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus II. 3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan 1. Peneliti dan guru guru bidang studi bekerjasama mempersiapkan RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two” berdasarkan refleksi siklus I.
2. Peneliti juga membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar
matematika siswa, lembar wawancara untuk guru kelas dan siswa, lembar kerja siswa LKS serta lembar soal pada akhir siklus II ini.
b. Tahap Pelaksanaan 1. Peneliti yang berperan sebagai guru yang mengajar di kelas
memberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan.
2. Peneliti menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif ”The Power of
Two”. 3. Peneliti bekerja sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran
dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two”. 4. Peneliti membagikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan sendiri-
sendiri. 5. Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS sendiri-sendiri, siswa
dibentuk ke dalam pasangan sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan pasangan ditentukan peneliti pada setiap pertemuan.
Kemudian meminta siswa menghitung nomor urut pasangan dimulai dari siswa yang duduk paling depan sebelah kanan dari meja guru,
dilanjutkan ke belakang. Sampai di belakang, nomor urut dilanjutkan ke depan lagi, dan seterusnya.
6. Setelah semua siswa berpasangan, peneliti meminta siswa untuk sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat oleh
pasangannya dengan memperbaiki respon masing-masing individu. Sehingga terbentuklah jawaban baru untuk setiap pasangan.
7. Ketika semua pasangan telah selesai membuat jawaban baru dengan memperbaiki respon masing-masing individu, peneliti meminta satu
siswa dari setiap pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas.
8. Peneliti meminta pasangan lain untuk membandingkan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas, dimulai dari nomor urut
pasangan pertama, dan seterusnya. Jika ada pasangan yang berbeda jawaban dengan pasangan yang mengerjakan di depan kelas, peneliti
meminta pasangan tersebut untuk mengemukakan alasannya.
9. Peneliti memperbolehkan pasangan lain untuk memberikan masukan atau tanggapan jika ada perbedaan jawaban antar pasangan.
c. Observasi 1. Guru bidang studi mengisi lembar observasi aktivitas belajar matematika
siswa, lembar observasi guru pada KBM pada format yang telah tersedia. 2. Guru bidang studi yang bertindak sebagai observer mengamati segala
aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi yang bertindak sebagai
kolaborator melakukan refleksi. Keterlibatan kolaborator sekedar membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Refleksi
dilakukan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatanobservasi tindakan, kemudian hasil refleksi digunakan untuk
perbaikan pada tahap perencanaan siklus III. Jika pada saat refleksi dari siklus II masih terdapat masalah dalam
tindakan, dan indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan dengan siklus III, dimana hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. Tetapi, jika pada
saat refleksi dari siklus II sudah tidak ditemukan masalah, dan indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian diberhentikan.