BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Intervensi Tindakan
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah MTs Negeri 2 Jakarta di kelas VII-5
serta melakukan wawancara terhadap guru matematika kelas VII-5 dan 7 orang siswa kelas VII-5. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 – 6 November 2009
dan 11-13 November 2009. Penelitian diawali dengan melakukan kunjungan ke Sekolah MTsN 2
Jakarta untuk konfirmasi tentang penerapan strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two” pada pembelajaran matematika sudah atau pernah diterapkan di
MTsN 2 Jakarta. Setelah mendapat izin, penentuan kelas yang dapat dijadikan objek
penelitian yaitu kelas VII-5. Berdasarkan hasil wawancara terhadap Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum bahwa kelas ini termasuk dalam kategori kelas yang
prestasi belajarnya rendah diantara 4 kelas yang lain, selain itu rata-rata hasil belajarnya pun rendah, yaitu 62, 5 sehingga dianggap tepat untuk diterapkan
strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two”. Pada tanggal 2 November 2009, penelitian masuk pada tahapan
wawancara dengan guru matematika kelas VII-5. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa, tanggapan
guru tersebut mengenai strategi pembelajaran aktif “The Power of Two” dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Beberapa siswa menyukai pelajaran matematika, tetapi sebagian siswa ada
yang kurang senang dengan matematika disebabkan bekal pengetahuan dasar yang mereka bawa sejak sekolah dasar masih kurang.
51
2. Umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi terkadang masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tergantung kondisi guru
tersebut. 3. Beberapa siswa masih merasa takut untuk bertanya. Siswa berani untuk
bertanya jika diberi motivasi oleh guru, jika tidak diberi motivasi tidak ada siswa yang bertanya.
4. Jika diberi pertanyaan oleh guru, ada siswa yang menjawab pertanyaan secara spontan, ada yang harus berpikir terlebih dahulu, ada juga yang ceplas ceplos
kalau menjawab sehingga perlu diarahkan. 5. Beberapa siswa masih merasa takut jika diminta oleh guru untuk maju ke
depan kelas, karena khawatir jawabannya akan salah. 6. Hanya sekitar 20 siswa yang bertanya jika mereka belum paham mengenai
materi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang bertanya justru mereka yang sudah paham, sedangkan siswa yang belum paham mereka bingung apa yang
ingin mereka tanyakan. Pada tanggal 4–6, dan 11–13 November 2009, penelitian memasuki tahap
observasi pembelajaran matematika di kelas VII-5. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika di kelas tersebut dan
aktivitas-aktivitas belajar matematika siswa. Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru adalah metode ceramah dan pemberian tugas.
2. Siswa masih merasa takut untuk bertanya tentang materi pelajaran yang tidak dipahami atau belum dipahami.
3. Siswa tidak berani mengerjakan soal di depan kelas jika diminta oleh guru untuk mengerjakan soal di depan kelas, karena dikhawatirkan jawaban akan
salah. 4. Guru lebih mendominasi jalannya pembelajaran di kelas, sehingga
mengakibatkan siswa pasif. 5. Hasil persentase aktivitas belajar siswa rata-ratanya hanya mencapai 50,51
data dapat dilihat pada lampiran 20.