Deskripsi Hasil Intervensi Tindakan
2. Umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi terkadang masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tergantung kondisi guru
tersebut. 3. Beberapa siswa masih merasa takut untuk bertanya. Siswa berani untuk
bertanya jika diberi motivasi oleh guru, jika tidak diberi motivasi tidak ada siswa yang bertanya.
4. Jika diberi pertanyaan oleh guru, ada siswa yang menjawab pertanyaan secara spontan, ada yang harus berpikir terlebih dahulu, ada juga yang ceplas ceplos
kalau menjawab sehingga perlu diarahkan. 5. Beberapa siswa masih merasa takut jika diminta oleh guru untuk maju ke
depan kelas, karena khawatir jawabannya akan salah. 6. Hanya sekitar 20 siswa yang bertanya jika mereka belum paham mengenai
materi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang bertanya justru mereka yang sudah paham, sedangkan siswa yang belum paham mereka bingung apa yang
ingin mereka tanyakan. Pada tanggal 4–6, dan 11–13 November 2009, penelitian memasuki tahap
observasi pembelajaran matematika di kelas VII-5. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika di kelas tersebut dan
aktivitas-aktivitas belajar matematika siswa. Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru adalah metode ceramah dan pemberian tugas.
2. Siswa masih merasa takut untuk bertanya tentang materi pelajaran yang tidak dipahami atau belum dipahami.
3. Siswa tidak berani mengerjakan soal di depan kelas jika diminta oleh guru untuk mengerjakan soal di depan kelas, karena dikhawatirkan jawaban akan
salah. 4. Guru lebih mendominasi jalannya pembelajaran di kelas, sehingga
mengakibatkan siswa pasif. 5. Hasil persentase aktivitas belajar siswa rata-ratanya hanya mencapai 50,51
data dapat dilihat pada lampiran 20.
Dokumentasi aktivitas siswa saat memperhatikan penjelasan guru pada penelitian pendahuluan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru pada Penelitian
Pendahuluan
Pada tanggal 13 November 2009, penelitian dilakukan dengan mewawancarai 8 orang siswa kelas VII-5. Kedelapan siswa ini terdiri dari 2
orang siswa aktif, 3 orang siswa cukup aktif, dan 3 orang siswa pasif. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika
siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran matematika sebelumnya. Berdasarkan
hasil wawancara dengan 8 orang siswa, diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Dari 8 orang siswa, hanya 3 orang saja yang menjawab senang dengan
matematika, yang lain kurang senang atau biasa saja. 2. Siswa yang senang dengan matematika, mereka beralasan bahwa mereka
senang berhitung, pelajarannya enak, digemari sejak sekolah dasar, guru menjelaskan cukup enak. Sedangkan siswa yang kurang senang dengan
matematika, mereka beralasan bahwa pelajarannya sulit sehingga memusingkan siswa untuk berhitung, cara berhitung yang cukup sulit.
3. Sebagian siswa bertanya, sebagian siswa malu bertanya karena takut, bingung apa yang akan ditanyakan.
4. Sebagian siswa malu untuk mengerjakan soal di depan kelas, sebagian siswa takut dengan gurunya, sebagian siswa takut salah karena ditertawakan teman
kalau jawabannya salah. 5. Pernah bosan karena cara mengajar guru membuatnya ngantuk.
Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas tersebut serta wawancara terhadap guru dan siswa digunakan sebagai bahan untuk
merencanakan tindakan pada siklus I selanjutnya.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap perencanaan
Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, pada penelitian ini dilakukan proses perencanaan penelitian. Adapun proses perencanaannya adalah
merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two”, membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP, membuat instrumen-instrumen penelitian yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa, pedoman
wawancara untuk guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus I ini.
Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dibuat dan didiskusikan bersama guru matematika kelas VII-5 yang bertindak sebagai kolaborator
sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut. Selain itu, peneliti juga menjelaskan cara mengisi
lembar observasi serta cara penilaian baik pada lembar observasi guru pada KBM, ataupun lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa.
b. Tahap pelaksanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 6 pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif “The Power of Two”. Pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif “The Power of Two” ini terdiri dari 3 bagian, yaitu penjelasan materi, pemberian LKS dengan strategi pembelajaran
aktif “The Power of Two”, serta tes yang diadakan pada akhir siklus. Dalam penelitian ini, ketiga bagian dibuat dalam 1x pertemuan sehingga dalam 6x
pertemuan terdapat 5x pembahasan materi dan pemberian LKS, dan pada pertemuan ke-6 diadakan tes akhir siklus. Pembahasan pelaksanaan tindakan pada
siklus I ini adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan ke-1Rabu, 27 Januari 2010
Pertemuan ini berlangsung selama 1x40 menit 1 jam pelajaran. Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa
yang tidak masuk hari ini. Tercatat 1 siswa tidak hadir hari ini yaitu S19 dikarenakan sakit. Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa
dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan. Selain itu, siswa juga diberitahu bahwa strategi yang akan diterapkan pada
penelitian ini adalah strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two”, kemudian siswa dijelaskan langkah-langkah strategi pembelajaran aktif ”The Power of
Two”. Kegiatan selanjutnya adalah tahap penjelasan materi mengenai kedudukan
garis-garis sejajar, berimpit, berpotongan, dan bersilangan. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti. Di tengah penjelasan, siswa diberikan pertanyaan menyebar.
Beberapa siswa menjawab secara bersamaan, sehingga tidak dapat di dengar dengan jelas oleh peneliti. Siswa diminta untuk terlebih dahulu mengangkat
tangannya ketika akan menjawab pertanyaan. Namun, hanya 3 orang siswa saja yang berani mengangkat tangannya. Kemudian siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan secara bergantian. Tetapi, satu siswa menjawab dengan suara kecil seperti tidak yakin atas jawabannya. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
mungkin ada pembahasan yang belum dimengerti. Tercatat hanya satu siswa yang bertanya. Siswa yang bertanya langsung menyebutkan pertanyaaannya dengan
spontan ”Bu, kalau dua garis berimpit itu, dua garis jadi satu garis ya bu?” Beberapa siswa lain hanya mendengarkan pertanyaan teman saja, dan langsung
dijawab secara bersamaan dengan beberapa siswa lain. Siswa diberikan LKS untuk dikerjakan. Setelah LKS selesai dikerjakan,
siswa diminta untuk berpasangan. Pasangan ditentukan berdasarkan teman
sebangku. Tercatat ada satu siswa yang tidak mempunyai pasangan dikarenakan teman sebangkunya tidak hadir. Siswa yang tidak mempunyai pasangan diminta
untuk berpasangan dengan salah satu siswa dari pasangan yang lain. Sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah semua siswa berpasangan, siswa
diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat pasangannya. Di tengah-tengah siswa mengerjakan LKS secara berpasangan,
peneliti mengadakan supervisi pemanduan yaitu dengan cara mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan.
Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan LKS secara individu dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS Secara Individu pada Pertemuan Ke-I
Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta
untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara pasangan yang lain memperhatikan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas. Setelah
beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, pasangan lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan
nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan meminta
pasangan lain untuk menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada 2 pasangan yang menanggapi pasangan yang berbeda jawaban dengan pasangan
yang mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas.
Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
2. Pertemuan ke-2Kamis, 28 Januari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2x40 menit 2 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat seluruh siswa hadir semua. Sebelum
menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Tahap selanjutnya yaitu mereview materi pelajaran lalu, mengenai kedudukan dua garis. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti, tetapi masih ada
siswa yang berbicara dengan teman sebelahnya di awal pelajaran. Siswa tersebut ditegur dan diminta untuk memperhatikan kembali penjelasan peneliti.
Dokumentasi aktivitas siswa yang berbicara dengan temannya ketika sedang mereview pelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa yang Berbicara dengan Temannya Ketika Mereview
Pelajaran
Siswa dijelaskan materi baru, yaitu mengenai satuan sudut yang sering digunakan. Siswa diberikan pertanyaan tentang merubah satuan sudut dari menit
ke detik. Siswa dibimbing untuk berani mengemukakan pendapatnya dengan
lantang. Beberapa dari siswa menjawab pertanyaan secara bersamaan dengan lantang.
Siswa dijelaskan cara merubah satuan sudut dari derajat ke menit dan sebaliknya, dari menit ke detik dan sebaliknya, dan dari derajat ke detik dan
sebaliknya. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti, siswa diberikan pertanyaan menyebar. Beberapa siswa menjawab secara bersamaan sehingga tidak dapat
didengar dengan jelas oleh peneliti. Siswa diminta untuk terlebih dahulu mengangkat tangannya ketika akan menjawab pertanyaan. Siswa menjawab
pertanyaan dengan antusias, tetapi hanya beberapa siswa saja yang aktif, siswa yang lain hanya terlihat pasif dan mendengarkan saja tanpa berani menjawab. Di
tengah penjelasan ada 3 orang siswa yang mengajukan pertanyaan. Siswa lain diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya. Tercatat 2 orang
siswa menanggapi pertanyaan temannya. Siswa dijelaskan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat
disertai beberapa contoh. Siswa diberikan contoh lain dan siswa diminta untuk maju ke depan mengerjakan contoh tersebut. Siswa diminta mengangkat tangan
terlebih dahulu ketika akan maju ke depan kelas. Tidak ada satupun siswa yang berani mengerjakan ke depan kelas. Peneliti menunjuk beberapa siswa untuk maju
mengerjakan di depan kelas. Siswa yang ditunjukpun mau mengerjakan di depan kelas. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mungkin ada pembahasan yang
belum dimengerti. Tercatat ada beberapa siswa yang bertanya pada guru mengenai mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat.
Masing-masing siswa diberikan LKS untuk dikerjakan. Setelah LKS selesai dikerjakan sendiri-sendiri oleh masing-masing siswa, siswa diminta untuk
berpasangan. Siswa diminta menghitung nomor urut pasangan 1-20 dimulai dari siswa yang duduk paling depan sebelah kanan meja guru, dilanjutkan ke samping
dan seterusnya. Kemudian masing-masing siswa diminta untuk mencari nomor urut yang sama dengan nomor urut masing-masing siswa. Sehingga mereka dapat
berpasangan dan menempati tempat duduk sesuai dengan nomor urut pasangan dimulai dari tempat duduk paling depan sebelah kanan meja guru, terus ke
belakang, sampai di belakang, dilanjutkan ke depan lagi, dan seterusnya. Sehingga
siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah semua siswa berpasangan, siswa diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat
pasangannya. Di tengah-tengah siswa mengerjakan LKS secara berpasangan, peneliti mengadakan supervisi pemanduan yaitu dengan cara mendekati setiap
pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan. Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan LKS dengan pasangannya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.4 Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS dengan Pasangannya
Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta
untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara pasangan yang lain memperhatikan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas. Setelah
beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, pasangan lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan
nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan pasangan lain
diminta untuk menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada 8 pasangan yang menanggapi pasangan yang berbeda jawaban dengan pasangan yang
mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
3. Pertemuan ke-3Jum’at 29 Januari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2x40 menit 2 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat seluruh siswa hadir semua. Sebelum
menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Tahap selanjutnya yaitu mereview materi pelajaran lalu, mengenai mengukur sudut dengan busur derajat. Beberapa siswa ada yang lupa tentang
materi lalu. Tercatat ada 2 siswa yang bertanya, tetapi mengenai satuan sudut. Siswa yang bertanya langsung menyebutkan pertanyaaannya dengan spontan ”Bu,
kalau 150 detik berapa menit bu?” ,satu siswa lagi bertanya “Bu, kalau 150 menit berapa derajat bu?”. Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan
teman. Beberapa siswa berusaha menghitung-hitung jawaban. Tetapi, ada juga siswa yang cuek dengan pertanyaan temannya. Siswa yang menghitung-hitung
jawaban langsung menjawab pertanyaan secara spontan diikuti dengan beberapa siswa lainnya. Pertanyaan dibahas bersama-sama oleh peneliti dan siswa. Siswa
memperhatikan penjelasan peneliti, tetapi masih ada siswa yang asyik memainkan handphone dengan teman sebangkunya di awal pelajaran. Siswa yang memainkan
handphone ditegur dan diminta kembali untuk memperhatikan penjelasan peneliti. Siswa dijelaskan materi baru, yaitu mengenai jenis sudut siku, lancip,
tumpul. Siswa diberikan pertanyaan menyebar tentang perbedaan ketiga jenis sudut tersebut. Siswa dibimbing untuk berani mengemukakan pendapatnya
dengan lantang. Beberapa dari siswa menjawab pertanyaan secara bersamaan dengan lantang. Beberapa dari siswa hanya benar menjawab jenis sudut siku saja,
sedangkan sudut yang lain mereka masih keliru menjawabnya. Siswa dijelaskan tentang perbedaan jenis sudut siku, lancip, tumpul
disertai contoh gambar masing-masing. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti, peneliti memberikan pertanyaan menyebar. Beberapa siswa menjawab
secara bersamaan sehingga tidak dapat didengar dengan jelas oleh peneliti. Siswa diminta untuk terlebih dahulu mengangkat tangannya ketika akan menjawab
pertanyaan. Siswa menjawab pertanyaan dengan antusias, tetapi hanya beberapa
siswa saja yang aktif, siswa yang lain hanya terlihat pasif dan mendengarkan saja tanpa berani menjawab. Di tengah penjelasan ada 1 orang siswa yang mengajukan
pertanyaan. Siswa lain diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya. Tercatat 6 orang siswa menjawab pertanyaan temannya secara
bersama-sama. Siswa dijelaskan mengenai sudut berpelurus dan berpenyiku disertai
contoh. Siswa diberikan contoh lain dan diminta untuk maju ke depan mengerjakan contoh tersebut. Siswa diminta mengangkat tangan terlebih dahulu
ketika akan maju ke depan kelas. Ada satu siswa yang berani mengerjakan ke depan kelas. Untuk contoh soal yang belum dijawab, peneliti menunjuk beberapa
siswa untuk maju mengerjakan di depan kelas. Siswa yang ditunjukpun mau mengerjakan di depan kelas. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mungkin ada pembahasan yang belum dimengerti. Tidak ada satu siswapun yang bertanya.
Masing-masing siswa diberikan LKS untuk dikerjakan. Setelah LKS selesai dikerjakan, siswa diminta untuk berpasangan. Siswa yang duduk pada
bagian kiri diminta untuk menghitung nomor urut pasangan 1-20 dimulai dari siswa yang duduk paling depan sebelah kanan meja guru, dilanjutkan ke belakang,
terus ke depan, dan seterusnya. Setelah itu, nomor urut dilanjutkan terhadap siswa yang duduk pada bagian kanan untuk menghitung nomor pasangan dimulai dari
siswa yang duduk paling depan sebelah kiri dari meja guru, dilanjutkan kebelakang, terus ke depan lagi, dan seterusnya. Kemudian siswa diminta untuk
mencari nomor urut yang sama dengan nomor urut masing-masing siswa. Sehingga mereka dapat berpasangan dan menempati tempat duduk sesuai dengan
nomor urut pasangan dimulai dari tempat duduk paling depan sebelah kanan meja guru, terus ke belakang, sampai di belakang, dilanjutkan ke depan lagi, dan
seterusnya. Sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah semua siswa berpasangan, siswa diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan jawaban
yang dibuat pasangannya. Di tengah-tengah siswa mengerjakan LKS secara berpasangan, peneliti mengadakan supervisi pemanduan yaitu dengan cara
mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan.
Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta
untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara pasangan yang lain memperhatikan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas. Setelah
beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, pasangan lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan
nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan meminta
pasangan lain untuk menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada 3 orang siswa yang menanggapi pasangan yang berbeda jawaban dengan pasangan yang
mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
4. Pertemuan ke-4Rabu, 3 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 1x40 menit 1 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan siswa yang tidak masuk hari ini. Seluruh siswa hadir semua pada hari ini. Sebelum
menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Tahap selanjutnya yaitu mereview materi pelajaran lalu, mengenai jenis sudut siku, lancip, tumpul. Beberapa siswa ada yang lupa tentang materi lalu.
Tercatat ada 3 siswa yang bertanya. Siswa yang bertanya langsung menyebutkan pertanyaaannya dengan spontan ”Bu, kalau gambar sudut lancip gimana ya bu?”
,satu siswa lagi bertanya “Bu, kalau gambar sudut tumpul bu?”, satu siswa lagi bertanya ”Bu, kalau sudut siku itu pasti 90
o
ya bu?”. Siswa lain diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan teman. Beberapa siswa berusaha
menggambar-gambar sudut. Tetapi, ada juga siswa yang cuek dengan pertanyaan temannya. Siswa yang menggambar-gambar sudut diminta untuk menggambar di
depan kelas. Namun, siswa masih terlihat malu jika diminta mengerjakan di depan
kelas. Tetapi, lama kelamaan 2 orang siswa maju ke depan kelas, masing-masing siswa menggambar sudut tumpul dan lancip. Sedangkan untuk pertanyaan
terakhir, dijawab secara bersamaan dengan siswa. Peneliti bersama siswa membahas jawaban siswa yang maju ke depan kelas. Ternyata, siswa menjawab
dengan benar. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti dengan cukup serius. Siswa dijelaskan materi baru, yaitu mengenai sudut-sudut yang termasuk
pasangan sudut sehadap, pasangan sudut dalam bersebrangan, luar bersebrangan, pasangan sudut dalam sepihak dan luar sepihak. Siswa memperhatikan penjelasan
peneliti. Di tengah penjelasan, siswa diberikan contoh lain, siswa diberikan pertanyaan menyebar. Beberapa siswa menjawab secara bersamaan, sehingga
tidak dapat di dengar dengan jelas oleh peneliti. Siswa diminta untuk terlebih dahulu mengangkat tangannya ketika akan menjawab pertanyaan. Namun, hanya
5 orang siswa saja yang berani mengangkat tangannya dan langsung mengerjakan di depan kelas. Siswa lain diminta untuk menanggapi hasil kerja temannya.
Peneliti bersama siswa membahas hasil kerja siswa yang mengerjakan di depan kelas. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mungkin ada pembahasan yang
belum dimengerti. Hanya beberapa siswa saja yang berani bertanya. Siswa yang bertanya langsung menyebutkan pertanyaaannya secara bersamaan ”Bu, tolong
jelaskan lagi sudut dalam sepihak dan luar sepihak bu?” Beberapa siswa lain hanya mendengarkan pertanyaan teman saja. Siswa dijelaskan kembali mengenai
sudut dalam sepihak dan luar sepihak. Masing-masing siswa diberikan LKS untuk dikerjakan sendiri-sendiri.
Setelah LKS selesai dikerjakan, siswa diminta untuk berpasangan berdasarkan teman sebangku. Sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah semua
siswa berpasangan, siswa diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat pasangannya. Di tengah-tengah siswa mengerjakan LKS
secara berpasangan, peneliti mengadakan supervisi pemanduan yaitu dengan cara mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan.
Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta
untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara pasangan yang lain
memperhatikan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas. Setelah beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, pasangan
lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban,
pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan meminta pasangan lain untuk menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada 10
pasangan yang menanggapi pasangan yang berbeda jawaban dengan pasangan yang mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas.
Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
5. Pertemuan ke-5Kamis, 4 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2x40 menit 2 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat seluruh siswa hadir semua. Sebelum
menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Tahap selanjutnya yaitu mereview materi pelajaran lalu, mengenai sifat sudut jika dipotong garis ketiga. Setelah itu peneliti membahas PR. Siswa
memperhatikan penjelasan peneliti, tetapi masih ada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya di awal pelajaran. Siswa yang mengobrol ditegur dan
diminta untuk memperhatikan kembali penjelasan peneliti. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya sebelum peneliti melanjutkan materi baru. Beberapa
siswa meminta penjelasan ulang mengenai sudut dalam bersebrangan, dan luar bersebrangan.
Siswa dijelaskan materi baru, yaitu mengenai sifat sudut yang termasuk pasangan sudut sehadap, pasangan sudut dalam bersebrangan dan luar
bersebrangan, pasangan sudut dalam sepihak dan luar sepihak. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mungkin ada pembahasan yang belum dimengerti.
Tidak ada satupun siswa yang bertanya
Siswa diberikan contoh soal dan dibahas bersama-sama. Siswa diberikan beberapa contoh soal lain untuk dikerjakan di depan kelas. Beberapa siswa
meminta teman yang duduk paling pojok belakang untuk maju ke depan kelas. Sementara siswa yang diminta maju tidak mau mengerjakan di depan kelas,
sehingga peneliti menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas, siswa tersebut maju ke depan kelas. Di saat beberapa teman mengerjakan ke depan kelas, siswa lain
memperhatikan jawaban temannya, tetapi masih ada siswa yang tidak menanggapi jawaban temannya. Beberapa siswa yang menanggapi jawaban temannya, ada
yang bertanya terhadap hasil kerjanya di papan tulis, dan langsung dijawab oleh siswa yang mengerjakan di papan tulis tersebut. Setelah siswa selesai
mengerjakan di depan kelas, peneliti bersama siswa membahasnya. Ditengah pembahasan, siswa diberikan pertanyaan mengenai perolehan jawaban. Siswa
menjawab pertanyaan peneliti secara bersamaan dan sangat antusias. Di tengah penjelasan ada 3 orang siswa yang mengajukan pertanyaan. Siswa lain diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya. Tercatat beberapa siswa lain menjawab pertanyaan teman, tetapi jawaban antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya berbeda-beda. Pertanyaan dibahas bersama-sama oleh peneliti dan siswa.
Siswa diberikan LKS untuk dikerjakan sendiri-sendiri. Setelah LKS selesai dikerjakan, siswa diminta untuk berpasangan. Pasangan ditentukan berdasarkan
nomor absen atas-bawah. Siswa dengan nomor absen 1 berpasangan dengan siswa bernomor absen 40, nomor absen 2 berpasangan dengan nomor absent 39,
dan seterusnya. Sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah semua siswa berpasangan, siswa diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan
jawaban yang dibuat pasangannya. Di tengah-tengah siswa mengerjakan LKS secara berpasangan, peneliti mengadakan supervisi pemanduan yaitu dengan cara
mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan. Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu
siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara siswa yang lain
memperhatikan hasil kerja siswa yang mengerjakan di depan kelas. Setelah
beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, pasangan lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan
nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan pasangan lain
diminta untuk menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada 7 pasangan yang menanggapi hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas
dikarenakan jawaban mereka berbeda dengan jawaban yang ada di papan tulis, sementara pasangan yang mengerjakan di depan kelas langsung menjelaskan cara-
cara mendapatkan jawaban tersebut. Beberapa siswa lain memberikan tanggapan terhadap pasangan yang berbeda jawaban tersebut. Tiap-tiap soal dibahas
bersama-sama oleh peneliti dan siswa. Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
6. Pertemuan ke-6Jum’at, 5 Februari 2010 Pada pertemuan ini, siswa diberikan tes hasil belajar pada akhir siklus I
dengan materi kedudukan dua garis, satuan sudut yang sering digunakan, jenis- jenis sudut, sifat sudut jika dua garis sejajar dipotong garis ketiga, serta
menggunakan sifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal. Kemudian, tahap selanjutnya yaitu wawancara terhadap 3 orang siswa
yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa, peran siswa terhadap pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait
dengan pelajaran matematika sebelumnya. Adapun aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus I dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 4.5 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I
c. Tahap observasi dan analisis
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
No. Komponen
Aktivitas Aspek yang diamati
Skor Pert. 1
Skor Pert. 2
Skor Pert. 3
Skor Pert. 4
Skor Pert. 5
Rata- rata
Memperhatikan penjelasan guru
2 3 3 4 4
80 Visual
activities
Memperhatikan pertanyaantanggapa
n teman 1
2 1 3 3 50
1.
Rata-rata visual activities 37,5
62,5 50
87,5 87,5
65
Bertanya pada guru 1
1 1
2 3
40 Menjawab
pertanyaan guru 2
3 2 3 4 70
Memberikan tanggapan terhadap
teman atau guru 1
1 1 3 3 45
Oral activities
Berdiskusi dengan teman
2 2 3 3 3
65
2.
Rata-rata oral activities
37,5 43,75 43,75 68,75 81,25 55
Motor activities
Mengerjakan soal pada LKS
4 4 4 4 4
100
3.
Rata-rata motor activities
100 100 100 100 100 100
Emotional activities
Semangat siswa dalam mengerjakan
tugas di kelas 1
1 1 3 2 40
4.
Rata-rata emotional activities 25
25 25 75 50 40 Rata-rata aktivitas siklus I
50 57,81
54,68 82,81
79,68 65
Keterangan: Persentase aktivitas siswa 1 = kurang 0 - 25
2 = cukup 25 – 50 3 = baik 50 - 75
4 = sangat baik lebih dari 75 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar
siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1 Aktivitas memperhatikan penjelasan guru
Rata-rata persentase aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebesar 80. Aspek memperhatikan penjelasan guru pada setiap pertemuan
mengalami peningkatan skor. Skor terendah yaitu pada pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan siswa masih belum siap untuk mengikuti pelajaran. Pada
saat penjelasan materi, siswa masih terlihat mengobrol dengan temannya. Tetapi, pada pertemuan selanjutnya aktivitas memperhatikan penjelasan guru
mengalami peningkatan karena siswa mendapat teguran jika tidak memperhatikan penjelasan guru.
2 Aktivitas memperhatikan pertanyaantanggapan teman Rata-rata
aktivitas siswa
memperhatikan poertanyaan atau tanggapan teman sebesar 50. Aktivitas memperhatikan pertanyaan atau tanggapan
teman pada pertemuan pertama mendapat skor 1. Masing-masing siswa terlihat kurang memperhatikan dan merasa cuek dengan pertanyaan yang
diajukan oleh temannya, karena pada pertemuan-pertemuan sebelumnya siswa juga jarang untuk memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman. Tetapi,
pada pertemuan selanjutnya aktivitas memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan siswa yang
tidak memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman mendapat teguran dari peneliti dan diminta kembali untuk mengulang pertanyaan yang diajukan
temannya. 3 Aktivitas bertanya pada guru dan aktivitas menjawab pertanyaan guru
Rata-rata persentase aktivitas siswa yang bertanya pada guru sebesar 40, sedangkan rata-rata persentase aktivitas siswa yang menjawab pertanyaan
guru sebesar 70. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang bertanya lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang menjawab pertanyaan guru. Siswa
lebih sering menjawab pertanyaan guru secara berbarengan, tetapi jika siswa diminta untuk mengangkat tangannya terlebih dahulu sebelum menjawab,
hanya beberapa siswa saja yang berani, dikarenakan beberapa siswa masih merasa kurang yakin dengan jawabannya jika diminta untuk menjawab
sendiri. 4 Aktivitas memberikan tanggapan terhadap teman atau guru
Rata-rata persentase aktivitas siswa yang memberikan tanggapan terhadap teman atau guru sebesar 45. Masih ada siswa yang malu untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas, atau memberikan tanggapan terhadap guru. Kebanyakan siswa hanya
mengandalkan pasangannya saja untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja pasangan lain. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya
perbaikan pada siklus II. 5 Aktivitas berdiskusi dengan teman
Rata-rata persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan teman sebesar 65. Kebanyakan siswa mengandalkan jawaban dari pasangannya saja. Tetapi pada
pertemuan ke tiga, aktivitas ini mengalami peningkatan. Masing-masing pasangan dipantau dan jika dijumpai ada pasangan yang tidak sharing, maka
siswa diminta untuk sharing agar mereka siap untuk diskusi antar pasangan. Hal ini dapat dikatakan belum baik, dan perlu ditingkatkan lagi pada siklus II.
6 Aktivitas mengerjakan tugas di kelas Rata-rata persentase aktivitas siswa mengerjakan tugas di kelas sudah
sangat baik, yaitu sebesar 100. Pada setiap pertemuan, siswa selalu mengerjakan tugas.
7 Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas di kelas Rata-rata persentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas di
kelas sebesar 40. Pada tiga pertemuan berturut-turut, aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas di kelas masih terlihat kurang bersemangat. Siswa masih
terlihat kurang semangat ketika menjawab LKS secara individu, hal ini dapat
dilihat dari siswa yang masih merasa bingung menjawab LKS secara individu, kebanyakan siswa yang kurang mengerti dalam mengerjakan tugas langsung
bertanya pada peneliti, namun ada juga siswa yang semangat mencari-cari cara dari berbagai sumber. Tetapi, pada saat berpasangan siswa terlihat lebih
semangat mengerjakan LKS dibandingkan secara individu. Pada pertemuan keempat, siswa sudah sudah terlihat semangat mengerjakan tugas, sebagian
siswa mencari-cari cara untuk mengerjakan soal dari berbagai sumber Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini, guru matematika kelas VII-5 yang bertindak sebagai observer mengobservasi aktivitas belajar matematika siswa sekaligus
mengamati proses pembelajaran di kelas dengan diterapkannya strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two”.
Hasil belajar siswa selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada pertemuan keenam. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2 Nilai Tes Akhir Siklus I
Interval F
f
relatif
f
relatif
kumulatif
33-40 4 10 100
41-48 5 12,5 90
49-56 9 22,5 77,5
57-64 2 5 55
65-72 7 17,5 50
73-80 10 25 32,5
81-88 3 7,5 7,5
Keterangan: Nilai tertinggi
= 86 Jumlah siswa = 40
Nilai terendah = 33
Rata-rata = 61,45
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 61,45. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I ini masih rendah, dan masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM nilai 65.
Hasil observasi terhadap guru pada KBM oleh observer sudah cukup baik, hanya saja peneliti harus lebih memotivasi siswa untuk bertanya dan
menanggapi pertanyaan teman atau guru.
d. Tahap refleksi
Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti bersama guru kolaborator, setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar
siswa dan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VII-5 dan beberapa siswa kelas VII-5, ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I.
Hasil tersebut dijelaskan dalam tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No. Kekurangan-kekurangan Perencanaan Perbaikan pada
siklus II 1.
Pada awal pembelajaran, masih ada siswa yang ngobrol dengan
temannya, dan masih ada juga siswa yang memainkan
handphone. Memberikan pengurangan skor
pada siswa yang berbuat kesalahan.
2. Ada beberapa siswa yang masih
malas mencatat di awal pelajaran.
Buku catatan siswa dikumpulkan dan diberi nilai pada akhir bab
pelajaran 3. Beberapa siswa masih terlihat
lama dalam mencatat catatan di papan tulis.
Memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mencatat
catatan di papan tulis. 4. Siswa masih malu untuk
mengangkat tangannya ketika akan menjawab pertanyaan yang
Memberikan point tambahan pada siswa yang berani
mengangkat tangnnya untuk
diajukan peneliti. Siswa sering menjawab pertanyaan secara
bersamaan. menjawab pertanyaan yang
diajukan peneliti.
5. Beberapa siswa masih malu untuk bertanya jika ada
pembahasan yang belum dimengerti.siswa.
Mengarahkan siswa untuk bertanya pada pembahasan yang
belum dimengerti.
6. Siswa masih merasa takut untuk
mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga siswa
hanya mengandalkan pasangannya saja.
Memilih satu siswa dari pasangan yang mendapat giliran
mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas.
7. Masih banyak siswa yang merasa bingung dan kurang
yakin jika mengerjakan tugas LKS secara individu sehingga
menyebabkan siswa kurang bersemangat.
Memberikan penjelasan secara detail tentang soal-soal yang
diberikan.
8. Siswa masih malu untuk mengungkapkan pendapatnya
jika hasil kerjanya berbeda dengan hasil kerja pasangan
yang mengerjakan di depan kelas.
Mengarahkan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya
jika hasil kerjanya berbeda dengan hasil kerja pasangan
yang mengerjakan di depan kelas. Selain itu, peneliti
memberi hadiah kepada pasangan yang berani
mengungkapkan pendapatnya dengan pasangan lain.
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 61,45 dan masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
Hal ini menunjukkan bahwa tes hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada siklus I diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa serta nilai tes akhir siklus belum mencapai
indikator keberhasilan penelitian, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I digunakan sebagai perbaikan.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, penelitian dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, membuat instrumen-instrumen penelitian yaitu lembar
observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar pedoman wawancara untuk guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap
pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus II ini.
b. Tahap pelaksanaan
Pembelajaran siklus II ini terdiri dari 6 pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif “The Power of Two”. Pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif “The Power of Two” ini terdiri dari 3 bagian, yaitu penjelasan materi, pemberian LKS dengan strategi pembelajaran
aktif “The Power of Two”, serta tes yang diadakan pada akhir siklus. Dalam penelitian ini, ketiga bagian dibuat dalam 1x pertemuan sehingga dalam 6x
pertemuan terdapat 5x pembahasan materi dan pemberian LKS, dan pada pertemuan ke-12 diadakan tes akhir siklus. Pembahasan pelaksanaan tindakan
pada siklus I ini adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan ke-7Rabu, 10 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 1x40 menit 1 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari ini. Ternyata pada pertemuan ini siswa hadir semua.
Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Guru menjelaskan materi baru yaitu melukis sudut yang besarnya sama dengan sudut yang diketahui. Kemudian siswa diberikan contoh lain untuk
dikerjakan di depan kelas. Salah satu siswa diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas. Masing-masing siswa mengerjakannya di buku latihan, dan belum
ada siswa yang berani untuk mengerjakan di depan kelas. Ketika mengerjakan di buku latihan, ada siswa bertanya mengenai langkah-langkah melukis sudut.
Kemudian, masing-masing siswa diberikan LKS. Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan LKS secara individu dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.6 Aktivitas siswa mengerjakan LKS secara individu pada pertemuan ke-7
Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS secara individu, siswa diminta untuk berpasangan dengan teman sebangku, sehingga siswa terbentuk
dalam 20 pasangan. Setelah semua siswa berpasangan, siswa diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat pasangannya. Di tengah-
tengah siswa mengerjakan LKS secara berpasangan, peneliti mengadakan
supervisi pemanduan yaitu dengan cara mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan.
Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta
untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara pasangan yang lain memperhatikan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas. Setelah
beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, pasangan lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan
nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan meminta
pasangan lain untuk menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada beberapa pasangan yang menanggapi pasangan yang berbeda jawaban dengan
pasangan yang mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
2. Pertemuan ke-8Kamis, 11 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2x40 menit 2 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat seluruh siswa hadir semua. Sebelum
menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Tahap selanjutnya yaitu mereview materi pelajaran lalu, mengenai menyalin sudut yang besarnya sama dengan sudut yang diketahui. Siswa
memperhatikan penjelasan peneliti dengan antusias dan menjawab pertanyaan peneliti disela-sela pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
sebelum peneliti melanjutkan materi baru. Ada siswa yang bertanya, ”Bu, untuk membuat busur lingkaran yang melalui pusat P dan melewati titik Q, lebar
jangkanya dirubah gak bu?”. Siswa yang lain menjawab pertanyaan tersebut secara berbarengan: ”enggaaa...”.
Kegiatan selanjutnya yaitu peneliti menjelaskan materi baru mengenai melukis sudut 60
o
dan 90
o
. Peneliti menjelaskan langkah-langkah melukis sudut 60
o
dan 90
o
dengan menggunakan jangka dan penggaris. Kemudian siswa diberikan contoh lain dengan garis yang berbentuk miring. Siswa tampaknya
sudah memahami materi yang disampaikan peneliti pada hari ini, karena ketika sedang membahas contoh tersebut, siswa dapat menjawab pertanyaan peneliti.
Masing-masing siswa diberikan LKS untuk dikerjakan. Setelah selesai dikerjakan, siswa diminta untuk berpasangan. Pasangan dibentuk berdasarkan
nomor absen atas-bawah. Siswa dengan nomor absen 1 berpasangan dengan siswa bernomor absent 40, nomor absen 2 berpasangan dengan nomor absent 39,
dan seterusnya. Sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah semua siswa berpasangan, siswa diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan
jawaban yang dibuat pasangannya. Di tengah-tengah siswa mengerjakan LKS secara berpasangan, peneliti mengadakan supervisi pemanduan yaitu dengan cara
mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan. Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu
siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara pasangan yang lain
memperhatikan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas. Dokumentasi aktivitas siswa dari pasangan yang mengerjakan hasil kerja
LKS di depan kelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.7 Aktivitas siswa mengerjakan hasil kerja LKS di depan kelas
Setelah beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, pasangan lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari
pasangan dengan nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya,
dan meminta pasangan lain untuk menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada 3 pasangan yang menanggapi hasil kerja pasangan yang
mengerjakan di depan kelas dikarenakan jawaban mereka berbeda dengan jawaban yang ada di papan tulis, sementara pasangan yang mengerjakan di depan
kelas langsung menjelaskan langkah-langkah menggambar sudut tersebut. Beberapa siswa lain memberikan tanggapan terhadap pasangan yang berbeda
jawaban tersebut. Tiap-tiap soal dibahas secara bersama-sama oleh peneliti dan siswa.
Dokumentasi aktivitas siswa dari pasangan yang menanggapi hasil kerja pasangan yang mengerjakan LKS di depan kelas dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 4.8 Aktivitas siswa dari pasangan yang menanggapi hasil kerja pasangan yang
mengerjakan LKS di depan kelas pada pertemuan ke-8
Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
3. Pertemuan ke-9Jum’at, 12 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2x40 menit 2 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat seluruh siswa hadir semua. Sebelum
menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Siswa ditanya tentang materi sebelumnya, beberapa siswa ada yang sudah lupa, dan sebagian yang lain masih ingat. Tahap selanjutnya yaitu mereview
materi pelajaran lalu, yaitu mengenai melukis sudut 60
o
dan 90
o
dengan menggunakan jangka. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti. Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya sebelum peneliti melanjutkan materi baru. Siswa dijelaskan materi baru mengenai membagi sudut menjadi dua
bagian sama besar. Siswa dijelaskan langkah-langkah membagi sudut menjadi dua bagian sama besar. dengan menggunakan jangka dan penggaris. Kemudian
siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mungkin ada pembahasan yang belum dimengerti. Siswa yang duduk paling belakang meminta untuk
menjelaskan kembali langkah-langkahnya. Siswa diberikan contoh lain dengan sudut yang lebih besar dari contoh pertama. Setelah semua siswa paham, masing-
masing siswa diberikan LKS. Masing-masing siswa diminta untuk mengerjakan LKS. Setelah LKS
selesai dikerjakan sendiri-sendiri oleh masing-masing siswa, masing-masing siswa diminta untuk berpasangan. Pasangan ditentukan berdasarkan teman yang
duduk di belakangnya. Untuk siswa yang duduk paling belakang, pasangan ditentukan berdasarkan teman yang duduk di sampingnya dengan urutan lompat
satu. Sehingga mereka dapat berpasangan dan menempati tempat duduk sesuai dengan nomor urut pasangan dimulai dari tempat duduk paling depan sebelah
kanan meja guru, terus ke belakang, sampai di belakang dilanjutkan ke depan lagi, dan seterusnya. Sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah
semua siswa berpasangan, siswa diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat pasangannya. Di tengah-tengah siswa mengerjakan
LKS secara berpasangan, peneliti mengadakan supervisi pemanduan yaitu
dengan cara mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan. Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS,
salah satu siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas.
Dokumentasi aktivitas siswa dari pasangan yang mengerjakan hasil kerja LKS di depan kelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.9 Aktivitas siswa mengerjakan hasil kerja LKS di depan kelas
Sementara pasangan yang lain memperhatikan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas. Setelah beberapa pasangan selesai mengerjakan
hasil kerjanya di depan kelas, pasangan lain dimintaa untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan nomor urut pertama, dan seterusnya.
Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan meminta pasangan lain untuk menanggapi
pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada beberapa siswa yang menanggapi hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas dikarenakan jawaban mereka
berbeda dengan jawaban yang ada di papan tulis, sementara pasangan yang mengerjakan di depan kelas langsung menjelaskan langkah-langkah menggambar
sudut tersebut, dan salah satu siswa ada yang maju mengerjakan hasil kerjanya untuk dibandingkan dengan hasil kerja siswa yang sebelumnya. Beberapa siswa
lain memberikan tanggapan terhadap pasangan yang berbeda jawaban tersebut. Tiap-tiap soal dibahas secara bersama-sama oleh peneliti dan siswa. Ternyata
gambar hasil kerja pasangan yang mengerjakan pertama kurang tepat.
Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
4. Pertemuan ke-10Rabu, 17 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 1x40 menit 1 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan siswa yang tidak masuk hari ini. Ternyata pada pertemuan ini ada satu siswa izin pada jam
pelajaran matematika. Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Tahap selanjutnya, yaitu mereview materi pelajaran lalu mengenai membagi sudut menjadi dua bagian sama besar. Disaat peneliti sedang
menjelaskan materi lalu, beberapa siswa lupa dan siswa lain masih ingat. Siswa dijelaskan materi baru, yaitu mengenai melukis sudut 30
o
dan 45
o
. Ketika sedang membahas sudut 90
o
, beberapa siswa lupa dan siswa langsung melihat catatannya. Ketika peneliti menjelaskan cara membagi sudut menjadi dua
sama besar, siswa masih ingat. Hal ini terlihat ketika peneliti sedang menjelaskan melukis sudut 45
o
, siswa tampak menyimak. Masing-masing siswa diberikan LKS untuk dikerjakan. Setelah semua
siswa selesai mengerjakan LKS, siswa diminta untuk berpasangan dengan teman sebangku, sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah siswa
berpasangan, siswa diminta untuk sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat pasangannya. Di tengah-tengah siswa mengerjakan LKS secara
berpasangan, peneliti mengadakan supervisi pemanduan yaitu dengan cara mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan.
Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta
untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara siswa lain memperhatikan hasil kerja pasangan yang mengerjakan di depan kelas. Setelah
beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, siswa diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan
nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, pasangan tersebut diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan meminta
pasangan lain untuk menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada beberapa siswa yang menanggapi pasangan yang berbeda jawaban dengan
pasangan yang mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
5. Pertemuan ke-11Kamis, 18 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2x40 menit 2 jam pelajaran.
Penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat seluruh siswa hadir semua. Sebelum
menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Tahap selanjutnya yaitu mereview pelajaran lalu, mengenai melukis sudut 45
o
. Kemudian, membahas PR bersama-sama. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mungkin ada pembahasan yang belum dimengerti.
Siswa dijelaskan materi baru, yaitu melukis sudut yang besarnya 120
o
dan 150
o
. Siswa dijelaskan langkah-langkah melukis sudut 120
o
dan 150
o
dengan menggunakan jangka. Siswa diberikan dua buah soal untuk dikerjakan di depan
kelas. Beberapa siswa menunjuk temannya untuk maju ke depan kelas, dan siswa tersebut maju. Sementara soal nomor dua dikerjakan oleh siswa dengan terlebih
dahulu mengangkat tangannya ketika ingin maju. Di saat siswa lain mengerjakan di depan kelas, siswa memperhatikan jawaban temannya, namun ada juga siswa
yang mengerjakan sendiri di buku latihan. Beberapa siswa yang menanggapi hasil kerja teman yang mengerjakan di depan kelas ada yang meminta untuk
dijelaskan kembali terhadap hasil kerjanya. Setelah siswa selesai mengerjakan di depan kelas, peneliti bersama siswa membahasnya.
Masing-masing siswa diberikan LKS untuk dikerjakan. Setelah LKS selesai dikerjakan, siswa diminta untuk berpasangan. Siswa yang duduk pada
bagian kiri diminta untuk menghitung nomor urut pasangan 1-20 dimulai dari siswa yang duduk paling depan sebelah kanan meja guru, dilanjutkan ke
belakang, terus ke depan, dan seterusnya. Setelah itu, nomor urut dilanjutkan terhadap siswa yang duduk pada bagian kanan untuk menghitung nomor
pasangan dimulai dari siswa yang duduk paling depan sebelah kiri dari meja guru, dilanjutkan kebelakang, terus ke depan lagi, dan seterusnya. Kemudian
meminta masing-masing siswa untuk mencari nomor urut yang sama dengan nomor urut siswa lain. Sehingga mereka dapat berpasangan dan menempati
tempat duduk sesuai dengan nomor urut pasangan. Sehingga siswa terbentuk dalam 20 pasangan. Setelah semua siswa berpasangan, siswa diminta untuk
sharing berbagi jawaban dengan jawaban yang dibuat pasangannya. Di tengah- tengah siswa mengerjakan LKS secara berpasangan, peneliti mengadakan
supervisi pemanduan yaitu dengan cara mendekati setiap pasangan agar mereka siap melakukan diskusi antar pasangan.
Setelah masing-masing pasangan selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa dari pasangan yang nomor urut pasangannya tercantum di LKS diminta
untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Sementara siswa lain memperhatikan hasil kerja siswa yang mengerjakan di depan kelas. Setelah
beberapa pasangan selesai mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, pasangan lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dimulai dari pasangan dengan
nomor urut pertama, dan seterusnya. Ketika ada pasangan yang berbeda jawaban, siswa diminta untuk mengemukakan pendapatnya, dan meminta siswa lain untuk
menanggapi pendapat pasangan tersebut. Tercatat ada 4 orang siswa yang menanggapi pasangan yang berbeda jawaban dengan pasangan yang
mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. Dokumentasi aktivitas siswa dari pasangan yang menanggapi hasil kerja
pasangan yang mengerjakan LKS di depan kelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.10 Aktivitas siswa dari pasangan yang menanggapi hasil kerja pasangan yang
mengerjakan LKS di depan pada pertemuan ke-11
Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan, bertanya, guru juga memberi tugas rumah, dan meminta siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
6. Pertemuan ke-12Jum’at, 19 Februari 2010 Pada pertemuan ini, siswa diberikan tes hasil belajar pada akhir siklus II
dengan materi kedudukan dua garis, satuan sudut yang sering digunakan, jenis- jenis sudut, sifat sudut jika dua garis sejajar dipotong garis ketiga, serta
menggunakan sifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal. Kemudian, tahap selanjutnya yaitu wawancara terhadap 3 orang siswa
yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa, peran siswa terhadap pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait
dengan pelajaran matematika sebelumnya. Adapun aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus II dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 4.11 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus II
c. Tahap observasi dan analisis
Tahap observasi ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, guru matematika kelas VII-5 yang bertindak sebagai
observer mengobservasi aktivitas belajar matematika siswa sekaligus mengamati proses pembelajaran di kelas dengan diterapkannya strategi pembelajaran aktif
”The Power of Two”. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus II
No. Komponen
Aktivitas Aspek yang diamati
Pert. 7
Pert. 8
Pert. 9
Pert. 10
Pert. 11
Rata- rata
Memperhatikan penjelasan guru
3 4 4 4 4 95
Visual activities
Memperhatikan pertanyaantanggapan
teman 3 3 3 3 3
75 1.
Rata-rata visual activities 75
87,5 87,5
87,5 87,5
85
Bertanya pada guru 2
3 3
3 3
70 Menjawab
pertanyaan guru 2 3 4 4 3
80 Memberikan
tanggapan terhadap teman atau guru
2 3 3 3 2 65
Oral activities
Berdiskusi dengan teman
3 3 4 3 4 85
2.
Rata-rata oral activities
56,25 75 87,5 81,25 75 75
Motor activities
Melukis sudut 4 4 4 4 4
100 3.
Rata-rata motor activities 100
100 100
100 100
100
Emotional activities
Semangat siswa dalam mengerjakan
tugas di kelas 3 2 3 3 4
75 4.
Rata-rata emotional activities 75
50 75
75 100
75 Rata-rata aktivitas siklus II
76,56 78,12
87,5 85,93
90,62 84
Keterangan: Persentase aktivitas siswa 1 = kurang 0 - 25
2 = cukup 25 – 50 3 = baik 50 - 75
4 = sangat baik lebih dari 75 Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar
siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas memperhatikan penjelasan guru
Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru sebesar 95. Pada tes siklus I, masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM. Sehingga pada siklus II ini, aktivitas memperhatikan penjelasan guru mengalami peningkatan sebesar 15. Pembelajaran pada siklus II ini, selalu
menggunakan jangka untuk melukis sudut. Sehingga menyebabkan siswa lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan peneliti. Karena kalau siswa tidak
memperhatikan, dikhawatirkan siswa tidak dapat melukis sudut dengan menggunakan jangka.
2. Aktivitas memperhatikan pertanyaantanggapan teman Rata-rata persentase aktivitas siswa memperhatikan pertanyaan atau
tanggapan teman sudah cukup baik, yaitu sebesar 75. Aktivitas memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman dalam 5 pertemuan berturut-
turut mendapat skor 3. Siswa terlihat serius dalam memperhatikan pertanyaan yang diajukan temannya, karena jika tidak memperhatikan pertanyaan teman,
siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan teman. 3. Aktivitas memberikan tanggapan terhadap temanguru
Rata-rata persentase aktivitas siswa memberikan tanggapan terhadap temanguru sebesar 65. Pada siklus II ini, siswa masih terlihat malu-malu
dalam memberikan tanggapan terhadap teman, hal ini dapat dilihat dari siswa yang memberikan tanggpan dengan suara yang sangat kecil, akan tetapi pada
siklus II ini aktivitas memberikan tanggapan terhadap teman mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini, siswa yang
mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas masih ada jawaban yang salah, sehingga menyebabkan siswa lain menanggapi jawaban tersebut langsung
mengerjakan di depan kelas. 4. Aktivitas bertanya pada guru dan aktivitas menjawab pertanyaan guru
Rata-rata persentase aktivitas siswa bertanya pada guru sebesar 70, sedangkan rata-rata persentase siswa yang menjawab pertanyaan guru sebesar
80. Pada siklus I maupun siklus II, aktivitas siswa yang bertanya pada guru lebih sedikit dibandingkan dengan aktivitas siswa yang menjawab pertanyaan
guru. Namun, pada siklus II aktivitas bertanya pada guru mengalami peningkatan sebesar 30, sedangkan aktivitas menjawab pertanyaan guru
mengalami peningkatan sebesar 10. Pada siklus II ini, pembelajaran selalu
menggunakan jangka. Sehingga siswa yang belum mengerti cara melukis sudut dengan menggunakan jangka langsung bertanya pada peneliti, dan jika sudut
yang dibentuk dengan siswa berbeda dengan sudut yang ada di papan tulis, siswa masih merasa penasaran sehingga tidak ada siswa yang terlihat malu
untuk bertanya sampai sudut yang digambarnya benar-benar betul. Untuk aspek menjawab pertanyaan guru, siswa sudah tidak malu lagi, karena siswa mendapat
poin tambahan jika berani mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
5. Aktivitas berdiskusi dengan teman Rata-rata persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan teman sebesar
85. Rata-rata aktivitas ini mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 20. Karena, jika pasangan tidak mengerti atau belum paham dengan melukis sudut
menggunakan jangka, maka teman pasangannya mau mengajari pasangan yang belum mengerti.
6. Aktivitas mengerjakan tugas di kelas Rata-rata persentase aktivitas siswa mengerjakan tugas di kelas sudah
sangat baik, yaitu sebesar 100. Pada setiap pertemuan, siswa selalu mengerjakan tugas.
7. Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas di kelas Rata-rata persentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas di
kelas sebesar 75. Siswa terlihat sangat bersemangat ketika belajar dengan menggunakan jangka.
Adapun hasil belajar selama siklus II diperoleh dari tes akhir siklus II pada pertemuan kesembilan. Hasil tes akhir siklus II tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.5 Nilai Tes Akhir Siklus II
Interval F
f
relatif
f
relatif
kumulatif
60-65 4 10 100
66-71 6 15 90
72-77 5 12,50 75
78-83 8 20 62,50
84-89 2 5 42,50
90-95 7 17,50 37,50 95-100 8 20
20 Keterangan:
Nilai tertinggi = 100
Jumlah siswa = 40 Nilai
terendah =
65 Rata-rata
= 82,62
Berdasarkan tabel 4.5 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus 2 ini mencapai rata-rata 82,62. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
pada siklus 2 ini sangat baik, dan sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
d. Tahap refleksi
Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti bersama guru kolaborator, setelah melakukan analisis pada siklus II. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II
ini, siswa terlihat bersemangat, siswa sudah tidak malu untuk bertanya jika ada pembahasan yang belum dimengerti, dan berani untuk mengungkapkan
pendapatnya jika ada jawaban yang berbeda dengan jawaban pasangan lain. Dengan penggunaan jangka, membuat siswa lebih semangat untuk
mengerjakan tugas. Selain itu, jika ada siswa yang belum mengerti mengenai pembahasan yang sedang dibahas, siswa sudah berani bertanya karena
adanya rasa keingintahuan mengenai mengukur besar sudut menggunakan jangka.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 84. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan
penelitian ini, dimana rata-rata persentase aktivitas belajar siswa harus mencapai 70.
Berdasarkan tes hasil belajar yaitu tes akhir siklus II ini mencapai rata- rata 82,62 dengan nilai terendah 65. Hal ini juga menunjukkan bahwa tes
hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 70 dan
sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan
informasi bahwa siswa sangat antusias terhadap pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two” dan guru
kolaborator mengatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif ”The Power of Two” ini telah dilaksanakan dengan baik, sehingga benar-benar
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator
keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II.