tangan kirinya. Gerakan-gerakannya pun lincah dan terarah. Untuk memperoleh keterampilan jasmani diperlukan pengamatan, latihan, dan
praktik. 2. Perkembangan kognitif cognitive development
Perkembangan kognitif cognitive development, yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak
anak. Hasil riset para ahli psikologi kognitif menyimpulkan bahwa aktivitas
ranah kognitif manusia berlangsung antara 0-2 tahun. Hasil riset kognitif yang dilakukan dalam kurun waktu 20 tahun menyimpulkan bahwa semua bayi
manusia sudah berkemampuan menyimpan informasi-informasi yang berasal dari penglihatan, pendengaran, dan informasi-informasi lain yang diserap
melalui indera-indera lainnya.
4
3. Perkembangan sosial dan moral social and moral development Perkembangan sosial dan moral social and moral development, yakni
proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan objek orang lain baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok. Misalnya proses perkembangan anak ketika sedang beradaptasi dengan gurunya, sebagai contoh ketika gurunya sedang
melakukan kegiatan sosial seperti menerima tamu, berjabatan tangan dengan orang lain. Diharapkan siswa tersebut mampu meniru sebaik-baiknya
perbuatan sosial yang dilakukan oleh gurunya itu. Dalam proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan kegiatan yang
paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian hasil pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Ada
beberapa definisi belajar, Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama
berbunyi:....acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah
laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan
4
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…………….., h.67.
keduanya Process of acquiring responses as a result of special practice, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan
khusus
5
. Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri.
6
Sedangkan menurut Morgan, dalam buku Introduction to Psychology 1978
mengemukakan :”Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
7
Menurut Abu Ahmadi dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar, belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan.
8
Belajar pada hakikatnya adalah usaha untuk mewujudkan perubahan tingkah laku.
9
Dalam hal ini Muh Surya 1997 mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu:
10
1. Perubahan yang disadari dan disengaja Seseorang yang sedang dalam keadaan belajar, ia akan berusaha untuk
memperoleh suatu perubahan. Ketika perubahan itu terjadi pada diri individu yang belajar, maka ia sadar ternyata dalam dirinya telah terjadi
perubahan. Kemudian ia pun menyadari bahwa belajar yang dilakukan dengan sengaja pada dirinya telah memperoleh hasil perubahan sesuai
dengan apa yang ia harapkan. 2. Perubahan yang berkesinambungan
Setiap individu pasti memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperolehnya. Ketika individu tersebut melakukan proses pembelajaran,
pengetahuan atau keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya akan menjadi acuan bagi proses pembelajaran selanjutnya. Belajar bisa
5
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru……………., h.90.
6
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 13.
7
M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, h.84.
8
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: Pustaka Setia, 2005, Cet. II, h.17.
9
Gurukul: “Hakikat Belajar Mengajar” dalam http:ic- ypsa.blogspot.com200901hakikat-belajar.html, 21 Januari 2009, 18.10
10
Akhmad Sudrajat. “Hakikat Belajar” dalam http:akhmadsudrajat.wordpress.com20080131hakikat-belajar 31 Januari 2008, 10.00
bermakna apabila ada kesinambungan konsep dengan pemahaman sebelumnya. Misalnya seorang guru tidak akan berhasil menugaskan
siswa-siswanya untuk mengerjakan soal sejenis yang belum pernah diajarkan sebelumnya.
3. Perubahan yang fungsional Perubahan yang terjadi diharapkan dapat memberi manfaat bagi diri
individu yang belajar dan bagi proses belajar berikutnya. Misalnya seorang anak yang sedang belajar menulis, ia akan akan mengalami
perubahan belajar sampai ia terampil menulis. Keterampilan menulisnya ini akan berkembang menjadi lebih baik sehingga ia
mampu menulis cerita, menulis karangan, dan sebagainya. 4. Perubahan yang bersifat positif
Keberhasilan seseorang yang telah mengikuti proses belajar adalah adanya perubahan positif dari segi akademik kognitif, sikap afektif,
dan perilaku psikomotor. Perubahan positif itu juga tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
5. Perubahan yang bersifat aktif Individu yang belajar haruslah ia berusaha giat, tekun dalam mencapai
perubahan sesuai yang diinginkan. Perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi karena usaha dari individu itu sendiri.
6. Perubahan yang bersifat permanen Dalam proses belajar, ketika individu telah memperoleh perubahan,
perubahan tersebut berlangsung lama, tetap tidak hanya untuk sementara saja. Lama kelamaan perubahan tersebut menjadi bagian
dalam individu itu sendiri. 7. Perubahan yang bertujuan dan terarah
Individu yang memiliki proses belajar, pasti mempunyai tujuan. Tujuan dari belajar itu, yaitu memperoleh pengetahuan, pemahaman,
sikap, keterampilan, atau tujuan lain yang diinginkan sehingga individu tersebut dapat mengarah yang lebih baik.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan Seseorang yang melakukan proses belajar, orang tersebut tidak hanya
ingin sekedar memperoleh suatu pengetahuan saja. Tetapi, selain ia memperoleh pengetahuan, ia juga ingin memperoleh perubahan dalam
bentuk sikap, dan keterampilan serta perubahan lain yang ada pada individu yang belajar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Jadi, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
seseorang dari yang sebelumnya tidak dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu yang disebabkan karena latihan dan
pengalaman dalam jangka waktu tertentu.Hakikat dari belajar adalah perubahan dalam tingkah laku individu yang belajar, dimana
perubahan itu bersifat aktif, positif, seperti berubah ilmu pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan atau perubahan lain yang ada
pada diri individu yang belajar.
b. Pengertian Aktivitas Belajar
Sebelum membahas tentang aktivitas belajar, akan diuraikan terlebih dahulu maksud dari belajar itu sendiri. Belajar memiliki beberapa maksud
antara lain untuk
11
: 1. mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya
tidak pernah diketahui; 2. dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat diperbuat, baik
tingkah laku maupun keterampilan; 3. mampu mengombinasikan dua pengetahuan atau lebih ke dalam suatu
pengertian baru, baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikaptingkah laku;
4. dapat memahami danatau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
11
Sardiman AM, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h.3.
Dengan melihat beberapa maksud belajar seperti disebut di atas, faktor keaktifan siswa sebagai subjek belajar sangat menentukan. Pada prinsipnya
belajar adalah berbuat, berbuat untuk melakukan tingkah laku, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak
ada aktivitas.
12
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan
keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.
13
Jadi, aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang baik fisik maupun mental dalam proses pembelajaran sebagai latihan yang
dilaksanakan secara sengaja. Aktivitas siswa merupakan salah satu ciri interaksi belajar mengajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Edi Suardi
dalam bukunya Pedagogik 1980, yaitu bahwa siswa merupakan sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi
belajar mengajar.
14
Aktivitas belajar yang dimaksud merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Aktivitas yang dilakukan di dalam kelas terjadi bila ada kegiatan yang dilakukan antara guru dan siswa. Aktivitas siswa itu sendiri berupa
aktivitas mendengarkan penjelasan guru, aktivitas bertanya pada guru, berdiskusi antar teman, dan sebagainya. Aktivitas siswa dalam hal ini baik
secara fisik maupun secara mental aktif. Sebab para siswalah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya.
c. Macam-macam Aktivitas Belajar
Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi. Situasi yang dimaksud adalah situasi keadaan fisik misalnya proses
12
Sardiman AM, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar,....................., h.95
13
Fikri Subi. ”Contoh Proposal Penelitian Pengaruh Kegiatan Ektrakurikuler Pengajian Alquran terhadap Aktivitas Belajar Siswa kelas I pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islamiyah
Pontianak”, dalam http:fikrinatuna.blogspot.com 23 Juni 2008, 12.30
14
Sardiman AM, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar,....................., h.17
belajar mengajar di kelas. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi
dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar seperti menulis, mencatat,
mamandang, mengingat, berfikir, latihan atau praktek, dan sebagainya. Berikut
adalah beberapa contoh aktivitas belajar:
15
1. Mendengarkan Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang
belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. 2. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu
matalah yang memegang peranan penting. 3. Meraba, membau, dan mencicipimengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mencicipimengecap adalah indera manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
4. Menulis atau mencatat Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
aktivitas belajar. 5. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah.
6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat
atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa – masa yang akan datang.
7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan batang-batang
jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.
15
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,............................, h.38
8. Menyusun paper atau kertas kerja Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus
metodologis dan sistematis. 9. Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat sesuatu dapat dilihat dari sikap dan
perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
10. Berfikir Berfikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir orang memperoleh
penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
11. Latihan atau praktek Latihan merupakan cara yang terbaik untuk memperkuat ingatan.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti yang
lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat
digolongkan sebagai berikut:
16
1. Visual activities, yaitu kemampuan siswa dalam memahami suatu pelajaran dengan cara siswa tersebut membaaca, memerhatikan gambar
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, yaitu kemampuan siswa dalam mengembangkan ide-ide
yang dimilikinya dengan cara mengeluarkannya ke dalam pertanyaan, mengeluarkan pendapat dari apa saja yang tidak diketahui siswa seperti
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities, yaitu aktivitas siswa dalam mendengarkan suatu hal sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan diskusi, musik,
pidato.
16
Sardiman AM, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar,..........................h.101
4. Writing activities, yaitu aktivitas siswa dalam menulis sesuatu seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5. Drawing activities, yaitu aktivitas siswa dalam menggambar sesuatu misalnya: membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yaitu kemampuan siswa dalam melakukan suatu percobaan lebih mendekatkan kepada kontekstual yang termasuk di
dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan. 8. Emotional activities, ekspresi yang dirasakan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Sehingga guru sebaiknya lebih kreatif dalam
menciptakan suasana kelas yang menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
d. Aktivitas Belajar yang Dikembangkan
Dalam penelitian ini, aktivitas yang dikembangkan meliputi: 1. Visual activities, meliputi:
a. Aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru b. Aktivitas siswa dalam memperhatikan pertanyaan atau tanggapan
teman 2. Oral activities, meliputi:
a. Aktivitas siswa dalam bertanya pada guru b. Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan guru
c. Aktivitas siswa dalam melakukan tanggapan terhadap teman atau guru
d. Aktivitas siswa dalam berdiskusi antar teman
3. Emotional activities, meliputi:aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas di kelas
4. Motor activities, meliputi:aktivitas siswa dalam mengerjakan soal pada LKS pada siklus I, dan melukis sudut pada siklus II
Aktivitas-aktivitas tesebut menjadi dasar dalam pembuatan lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa.
e. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan
melakukan aktivitas peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan
keterampilan yang bermakna untuk hidup bermasyarakat. Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa,
karena:
17
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.
3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.
7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan
verbalitas.
17
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet ke-VIII, h. 175
8. Pengajaran di sekoalah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.
2. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Terdapat beberapa pengertian matematika, yaitu: 1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik. 2. Pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.
4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
18
Menurut Jhonson Myklebust 1967:224 matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Lerner 1988:430 mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai
bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan
kuantitas. Kline 1981:172 mengemukakan matematika juga merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif tetapi juga
tidak melupakan cara bernalar induktif. Menurut Paling, ide manusia tentang matematika berbeda-beda. Tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-
masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali, dan bagi. Tetapi adapula yang melibatkan topik-
topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri.
19
18
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2000, h.11
19
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2003, h.252.
Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa definisi tradisional yang menyatakan
bahwa matematika sebagai ilmu tentang kuantitas the science of quantityilmu tentang ukuran diskrit dan kontinu the science of discrate and continuous telah
ditinggalkan. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa secara kontemporer pandangan tentang hakikat matematika lebih
ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri. Jadi, matematika pada hakekatnya lebih ditekankan pada cara-cara
pencapaian suatu konsep daripada konsep itu sendiri. Seseorang berupaya mencapai suatu konsep dari konsep yang sudah ada.
b. Belajar Matematika
Ada beberapa pendapat tentang belajar matematika seperti yang dikemukakan oleh Herman Hudoyo 1990:25-27:
20
1. Robert Gane mengemukakan bahwa belajar matematika dimulai dari tahap yang rendah, kemudian baru dilanjutkan ke tahap yang lebih tinggi.
2. Bruner mengemukakan bahwa belajar matematika adalah belajar mengenai konsep dan struktur matematika serta mencari hubungan antar keduanya.
3. Z. P. Dienes berpendapat bahwa belajar matematika dapat dipahami oleh peserta didik jika disampaikan dalam bentuk konkrit. Sri Wardani 2003:3-4
mengemukakan pada beberapa pakar: a. Kolb 1949 mendefinisikan belajar matematika adalah proses memperoleh
pengetahuan yang dilakukan oleh peserta didik melalui pengalaman peserta didik sebelumnya.
b. Heuvel-Panhuizen 1998 dan Verchaffel-De-Corte 1977 berpendapat bahwa belajar matematika dalam memecahkan masalah tergantung dari
pengetahuan yang dimiliki siswa itu sendiri.
20
Hafis Muaddab, “Pembelajaran dan Inovasi”, dalam http:blog-indonesia.comblog- archive-13203-7.html, 13 Januari 2010. 18.00