Rekam Medik Pengaruh Drug Related Problem Terhadap Outcomes Klinik Pasien Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap RS X di Tangerang Selatan Periode Juli 2014 – Juni 2015

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta munculnya interaksi baru antar obat akan semakin sering terjadi Ament PW, 2000. Beberapa laporan studi menyebutkan proporsi interaksi obat dengan obat lain antar obat berkisar antara 2,2 sampai 30 terjadi pada pasien rawat-inap dan 9,2 sampai 70,3 terjadi pada pasien-pasien rawat jalan, walaupun kadang- kadang evaluasi interaksi obat tersebut memasukkan pula interaksi secara teoretik selain interaksi obat sesungguhnya yang ditemukan dan terdokumentasi Peng, CC, et al, 2003. Di Indonesia, data yang pasti mengenai insidens interaksi obat masih belum terdokumentasi antara lain juga karena belum banyak studi epidemiologi dilakukan di Indonesia untuk hal tersebut. Sebagian besar informasi diperoleh dari laporan-laporan kasus terpisah, uji-uji klinik, danatau studi-studi farmakokinetik pada subyek sehat dan usia muda yang tidak sedang menggunakan obat-obat lainnya, sehingga untuk menetapkan risiko efek samping akibat suatu interaksi obat pada seorang pasien tertentu seringkali tidak dapat secara langsung. Profil keamanan suatu obat seringkali baru didapatkan setelah obat tersebut sudah digunakan cukup lama dan secara luas di masyarakat, termasuk oleh populasi pasien yang sebelumnya tidak terwakili dalam uji klinik obat tersebut.

2.7.3 Diabetes Mellitus Tipe 2

DM tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas danatau ganguan fungsi insulin yang terjadi melalui 3 cara, yaitu rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar virus, zat kimia,dll; penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas; atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer. Penderita DM biasanya mengeluhkan gejala khas seperti poliphagia banyak makan, polidipsia banyak minum, poliuria banyak kencingsering kencing di malam hari nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu mudah lelah, dan kesemutan. Kejadian DM Tipe 2 lebih banyak terjadi pada wanita sebab wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008 prevalensi DM di Indonesia membesar hingga 57. Peningkatan Kejadian DM tipe 2 di timbulkan oleh faktor faktor seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta riwayat diabetes melitus dalam keluarga, umur, obesitas, tekanan darah tinggi, dyslipidemia, toleransi glukosa terganggu, kurang aktivitas, riwayat DM pada kehamilan. Untuk menegakkan diagnosis DM Tipe 2 yaitu ditemukan keluhan dan gejala yang khas dengan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200 mgdl, glukosa darah puasa 126 mgdl. Penatalaksanaan DM dapat dilakukan dengan pemilihan obat oral hiperglikemik dan insulin serta modifikasi gaya hidup seperti diet, dan olahraga teratur untuk menghindari komplikasi seperti ketoasidosis diabetik, koma hiperosmoler non ketotik KHNK dan kemolakto asidosis, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongetif, stroke, nefropati, diabetik retinopati kebutaan, neuropati, dan ulkus diabetikum Fatimah, Restyana Noor., 2015.

2.7.4 Interaksi Obat DM tipe 2

Interaksi Obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat drug related problems yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi obat terjadi ketika farmakokinetika atau farmakodinamika obat dalam tubuuuh diubah oleh kehadiran suatu enzim yang berinteraksi Piscitelli, 2005. Interaksi obat adalah suatu intekasi yang terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain, obat herbal, makanan atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir bersama satu dengan yang laiinya Baxter, 2008. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nazria Sabella 2015 yang berjudul Studi Potensi Interaksi Obat pada Pasien DM Tipe 2 di RSUD dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh, ditemukan sebanyak 62,3 resep yang memiliki potensi interaksi obat, dimana potensi interaksi obat paling tinggi terjadi pada pasien dengan usia 45 tahun 62,9. Interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah antara insulin dengan metformin sebanyak 46 kasus 22,28, diikuti dengan glimepirid dan simvastatin sebanyak 21 kasus 10,45. Mekanisme interaksi obat metformin dan insulin diduga melibatkan peningkatan mekanisme seluler yang dikendalikan oleh insulin seperti uptake glukosa, sintesis glikogen

Dokumen yang terkait

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015

8 22 167

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015.

0 2 167

Pengaruh Drug Related Problem (DRP) Terhadap Outcomes Klinik Pasien Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap RS X di Tangerang Selatan Periode Juli 2014 – Juni 2015

0 6 158

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2015 Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Potensial Pada Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2015.

1 6 19

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS “Y” Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

4 37 21

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 7 13

PENDAHULUAN Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 8 14

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

1 9 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

0 3 13

PENDAHULUAN Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

1 16 14