UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
munculnya interaksi baru antar obat akan semakin sering terjadi Ament PW, 2000.
Beberapa laporan studi menyebutkan proporsi interaksi obat dengan obat lain antar obat berkisar antara 2,2 sampai 30 terjadi pada pasien rawat-inap
dan 9,2 sampai 70,3 terjadi pada pasien-pasien rawat jalan, walaupun kadang- kadang evaluasi interaksi obat tersebut memasukkan pula interaksi secara teoretik
selain interaksi obat sesungguhnya yang ditemukan dan terdokumentasi Peng, CC, et al, 2003. Di Indonesia, data yang pasti mengenai insidens interaksi obat
masih belum terdokumentasi antara lain juga karena belum banyak studi epidemiologi dilakukan di Indonesia untuk hal tersebut. Sebagian besar informasi
diperoleh dari laporan-laporan kasus terpisah, uji-uji klinik, danatau studi-studi farmakokinetik pada subyek sehat dan usia muda yang tidak sedang menggunakan
obat-obat lainnya, sehingga untuk menetapkan risiko efek samping akibat suatu interaksi obat pada seorang pasien tertentu seringkali tidak dapat secara langsung.
Profil keamanan suatu obat seringkali baru didapatkan setelah obat tersebut sudah digunakan cukup lama dan secara luas di masyarakat, termasuk oleh populasi
pasien yang sebelumnya tidak terwakili dalam uji klinik obat tersebut.
2.7.3 Diabetes Mellitus Tipe 2
DM tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
danatau ganguan fungsi insulin yang terjadi melalui 3 cara, yaitu rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar virus, zat kimia,dll; penurunan reseptor
glukosa pada kelenjar pankreas; atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer. Penderita DM biasanya mengeluhkan gejala khas seperti poliphagia
banyak makan, polidipsia banyak minum, poliuria banyak kencingsering kencing di malam hari nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan
cepat 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu mudah lelah, dan kesemutan. Kejadian DM Tipe 2 lebih banyak terjadi pada wanita sebab wanita memiliki peluang
peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008 prevalensi DM di Indonesia membesar hingga
57. Peningkatan Kejadian DM tipe 2 di timbulkan oleh faktor faktor seperti
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
riwayat diabetes melitus dalam keluarga, umur, obesitas, tekanan darah tinggi, dyslipidemia, toleransi glukosa terganggu, kurang aktivitas, riwayat DM pada
kehamilan. Untuk menegakkan diagnosis DM Tipe 2 yaitu ditemukan keluhan dan gejala yang khas dengan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200 mgdl,
glukosa darah puasa 126 mgdl. Penatalaksanaan DM dapat dilakukan dengan pemilihan obat oral hiperglikemik dan insulin serta modifikasi gaya hidup seperti
diet, dan olahraga teratur untuk menghindari komplikasi seperti ketoasidosis diabetik, koma hiperosmoler non ketotik KHNK dan kemolakto asidosis,
penyakit jantung koroner, gagal jantung kongetif, stroke, nefropati, diabetik retinopati kebutaan, neuropati, dan ulkus diabetikum Fatimah, Restyana Noor.,
2015.
2.7.4 Interaksi Obat DM tipe 2
Interaksi Obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat drug related problems yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi
obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi obat terjadi ketika farmakokinetika atau farmakodinamika obat dalam tubuuuh diubah
oleh kehadiran suatu enzim yang berinteraksi Piscitelli, 2005. Interaksi obat adalah suatu intekasi yang terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran
obat lain, obat herbal, makanan atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat bersaing satu dengan
yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir bersama satu dengan yang laiinya Baxter, 2008.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nazria Sabella 2015 yang berjudul Studi Potensi Interaksi Obat pada Pasien DM Tipe 2 di RSUD dr.
Zainoel Abidin, Banda Aceh, ditemukan sebanyak 62,3 resep yang memiliki potensi interaksi obat, dimana potensi interaksi obat paling tinggi terjadi pada
pasien dengan usia 45 tahun 62,9. Interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah antara insulin dengan metformin sebanyak 46 kasus 22,28, diikuti
dengan glimepirid dan simvastatin sebanyak 21 kasus 10,45. Mekanisme interaksi obat metformin dan insulin diduga melibatkan peningkatan mekanisme
seluler yang dikendalikan oleh insulin seperti uptake glukosa, sintesis glikogen