UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.2 Pembahasan
5.2.1  Karakteristik Pasien 5.2.1.1 Karakteristik Umum Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian ini, jumlah pasien DM perempuan lebih banyak daripada pasien laki-laki. Hal ini sesuai dengan data RISKESDAS tahun 2013 yang
menyatakan bahwa pasien DM pada wanita lebih banyak 1,7 dibandingkan pada laki-laki  1,4.  Pernyataan  tersebut  juga  didukung  dengan  penelitian  lainnya,
dimana  setelah  usia  30  tahun,  wanita  memiliki  risiko  terkena  DM  lebih  tinggi dibandingkan pria  Ramaiah, 2007. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh  Tigauw,  et  al.,  2014  menunjukkan  pasien  DM  perempuan  lebih  banyak 66,7  daripada  laki-laki  33,3.
Namun,  penelitian  yang  dilakukan  oleh ilmuwan dari  University of Glasgow, Skotlandia  menunjukkan jenis kelamin laki-
laki menderita DM lebih tinggi daripada perempuan Pramudiarja, 2011. Penyakit DM lebih banyak terjadi pada perempuan disebabkan karena pada
perempuan  memiliki  peluang  peningkatan  indeks  masa  tubuh  yang  lebih  besar. Sindroma  siklus  bulanan  premenstrual  syndrome,  pasca-menopouse  yang
membuat  distribusi  lemak  tubuh  menjadi  mudah  terakumulasi  akibat  proses hormonal tersebut sehingga wanita beresiko menderita DM  tipe 2 Sustrani, 2006.
5.2.1.2 Karakteristik Umum Berdasarkan Usia
Berdasarkan  hasil  penelitian,  penderita  DM  tipe  2  di  RS  X  di  Tangerang Selatan usia pasien yang paling muda adalah 23 tahun, dan yang paling tua adalah
89  tahun.  Dari  hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  kelompok  usia  penderita  DM paling banyak terjadi pada usia ≥ 45 tahun.
Riskesdas  2013  melaporkan  bahwa  usia  penyakit  DM  dominan  terjadi pada  usia  55-
64 tahun dan cenderung menurun setelah usia ≥65 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Kekenusa, et al. 2006 juga menunjukkan bahwa pasien  DM
tipe 2 didominasi kelompok usia ≥45 tahun. Usia ≥45 tahun memiliki resiko 8 kali lebih besar terkena penyakit DM tipe 2 dibandingkan usia 45 tahun. Hal ini dapat
terjadi karena pada lansia terjadi perubahan fisik dan penurunan fungsi tubuh yang mempengaruhi  kemampuan  fisik  dan  menurunkan  kekebalan  tubuh,  serta  proses
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
metabolisme  yang  menurun  yang  tidak  diimbangi  dengan  peningkatan  aktivitas fisik Maryam, et al., 2008.
Umumnya  manusia  mengalami  perubahan  fisiologis  yang  secara  drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun.  DM sering muncul setelah seseorang
memasuki  usia  rawan  tersebut,  terutama  setelah  usia  45  tahun  Irawan,  2010. Menurut  Waspadji  2008,  usia  lanjut  mengalami  peningkatkan  produksi  insulin
glukosa  dari  hati  hepatic  glucose  production,  cenderung  mengalami  resistensi insulin,  dan  gangguan  sekresi  insulin  akibat  penuaan  dan  apoptosis  sel  beta
pankreas.  Pada  usia  lanjut  dengan  indeks  tubuh  normal,  gangguan  lebih  banyak pada  sekresi  insulin  di  sel  beta  pankreas,  sementara  pada  usia  lanjut  dengan
obesitas,  gangguan  lebih  banyak  pada  resistensi  insulin  di  jaringan  perifer  seperti sel otot, sel hati, dan sel lemak adiposit Pramono, 2010.
5.2.1.3 Karakteristik Umum Berdasarkan Penyakit Penyerta
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penderita DM paling banyak memiliki  ≤5  penyakit  penyerta.  Menurut  literatur,  dikatakan  bahwa  pasien  DM
mengalami  rata-rata  5  penyakit  penyerta  Cipolle,  et  al.,  2013.  Jenis  penyakit penyerta yang dialami pasien rawat inap penyakit DM tipe 2 di RS X di Tangerang
Selatan yang paling banyak adalah hipertensi dan dispepsia. Penyakit  Hipertensi  pada  pasien  DM  adalah  komplikasi  makroangiopati
kelainan pada pembuluh darah besar Carlisle,2005. Tingginya penyakit penyerta hipertensi yang dialami pasien DM tipe 2 dikarenakan terjadinya peningkatan kadar
gula  darah  pada  pasien  DM  yang  dapat  menyebabkan  hiperfiltrasi  glomeruler  dan albuminuria.  Hiperglimia  dapat  menyebabkan  perubahan  jalur  metabolisme  dan
feedback  tubuloglomeruler  akibat  stres  oksidatif  dan  agregasi  AGE  Advance Glycosolation  End  Product.  Perubahan  feedback  tubuloglomeruler  dapat
menyebabkan  perubahan  hemodinamik  dalam  ginjal,  termasuk  hiperfiltrasi, vasodilatasi renal, dan peningkatan aliran darah ginjal. Adanya tekanan glomeruler
dapat  meningkatkan  aktivasi  sistem  renin-angiotensin  dan  endotelin  yang  dapat meningkatkan tekanan darah sistemik Schutta, 2007.