UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan DM, sementara toleransi glukosa secara umum tidak diubah pada individu normal Tatro, 2009. Tanda-tanda hipoglikemia termasuk sakit kepala, pusing,
kantuk, kegugupan, bingung, tremor, nausea, lapar, lemah, perspirasi, palpitasi, dan detak jantung cepat. Penyesuaian dosis dan monitoring kadar glukosa darah secara
ketat diperlukan pada pasien yang menerima terapi metformin dengan insulin drugs.com, 2016.
c. Mekanisme Tidak Diketahui Unknown
Selain interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik, potensi interaksi obat yang terjadi dapat berupa interaksi yang tidak diketahui mekanismenya unknown
seperti glimepirid-asam mefenamat dan glimepirid-ketorolac. Kejadian interaksi antara glimepirid dan asam mefenamat diketahui asam mefenamat meningkatkan
efek glimepirid melalui mekanisme yang tidak diketahui dan beresiko menyebabkan hipoglikemia drugs.com, 2016. Penggunaan kombinasi kedua obat
ini perlu penyesuaian dosis glimepirid atau memantau risiko hipoglikemia Medscape, 2016.
5.2.6 Tingkat Keparahan Interaksi Obat Antidiabetes pada Subjek Penelitian
Berdasarkan tingkat keparahan, potensi interaksi obat yang terjadi pada penilitian ini mayoritas mempunyai tingkat keparahan moderate. Beberapa interaksi
lainnya memiliki tingkat keparahan minor. Tingkat keparahan dari interaksi penting dalam menilai resiko dan
keuntungan dari suatu alternatif terapi. Dengan penyesuaian dosis yang tepat atau modifikasi jadwal pemberian, efek negatif kebanyakan interaksi dapat dihindari
Tatro, 2009. Dalam penelitian ini ditemukan tingkat keparahan antara lain minor dan moderate. Suatu interaksi termasuk kedalam tingkat keparahan minor efeknya
biasanya ringan, konsekuensinya dapat mengganggu atau tidak terlihat tetapi seharusnya tidak mempengaruhi keberhasilan terapi secara signifikan. Perlakuan
tambahan biasanya tidak diperlukan Tatro, 2009. Kejadian potensi interaksi kategori minor pada penelitian ini sangat sedikit terjadi, salah satu contohnya
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah interaksi antara metformin dengan ISDN. Diketahui ISDN dapat menurunkan level metformin dengan mekanisme interaksi tidak diketahui. Perlu
dilakukan pemantau KGD, simptom hiperglikemia, serta pengaturan dosis drugs.com, 2016.
Interaksi kategori moderate menyebabkan penurunan status klinis pasien. Pengobatan tambahan, rawat inap, atau perpanjang perawatan di rumah sakit
mungkin diperlukan Tatro, 2009. Kejadian potensi interaksi kategori moderate yang banyak ditemukan adalah metformin dengan ranitidin, diketahui ranitidin
merupakan obat bersifat kationik dan secara teori dapat menurunkan eksresi metformin dengan berkompetisi untuk transport tubular ginjal. Peningkatan level
metformin dapat meningkatkan resiko asidosis laktat. Oleh karena itu titrasi dosis metformin direkomendasikan. Monitoring kadar glukosa darah dan tanda-tanda
asidosis laktat seperti malaise, myalgia, gangguan pernapasan, hiperventilasi, detak jantung lambat atau tidak normal, kantuk, tidak nyaman pada perut, atau tanda-
tanda tidak biasa lainnya Medscape, 2016.
5.2.7 Potensi Interaksi Obat yang Mempengaruhi Outcomes Pasien Diabetes
Mellitus
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas pasien yang memiliki potensi interaksi obat, memiliki kadar glukosa darah tidak mencapai nilai yang
direkomendasikan outcome klinik tidak tercapai. Berdasarkan efek yang mempengaruhi outcomes klinik pasien, potensi interaksi obat yang terjadi dapat
mengakibatkan hipoglikemia, hiperglikemia dan beberapa diantaranya mengalami efek interaksi obat yang tidak diketahui.
Hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa darah pasien mengalami penurunan glukosa darah 80-85 mgdL atau kadar glukosa darah 100mgdL
Restu, et al., 2015. Pada pasien dengan usia lajut dan pasien yang mengalami hipoglikemia berulang, respon sistem saraf otonom dapat berkurang sehingga
pasien yang mengalami hipoglikemia tidak menyadari kalau kadar gula darahnya rendah hypoglycemia unawareness. Kejadian ini dapat memperberat akibat dari