Obat Kardiovaskular Pengaruh Drug Related Problem Terhadap Outcomes Klinik Pasien Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap RS X di Tangerang Selatan Periode Juli 2014 – Juni 2015

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuat biovailabilitasnya manjadi sekitar 50.Antagonis H 2 menunjukkan inhibisi kompetitif di reseptor H 2 sel parietal dan menean sekresi asam, baik eksresi asam basal maupun yang di rangsang oleh makanan, secara linear dan bergantung pada dosis. Obat ini sangat selektif dan tidak mempengaruhi reseptor H 1 dan H 2 volume sekresi lambung dan kadar pepsin berkurang Katzung, 2010.

e. Cairan Untuk Keseimbangan Air, Elektrolit, Dialisis dan Nutrisi

Obat yang digunakan pada golongan obat ini yaitu KSR yang diberikan dalam bentuk sediaan tablet. Kedua obat ini digunakan untuk membantu meningkatkan kadar ion kalium dalam darah yang kurang.

f. Anti Infeksi

Penggunaan antiinfeksi sebagai agen antibakteri pada pasien DM sangat penting karena jika terjadi luka akan lebih sukar sembuh. Hal ini karena pada lingkungan yang mengandung kadar glukosa yang tinggi merupakan tempat perkembangan bakteri yang baik. Obat yang digunakan pada penelitian terdapat beberapa golongan yaitu golongan penicillin, sefalosforin, antifungi dan golongan lain. Salah satu yang banyak digunakan adalah siprofloksasin yang termasuk dalam kelompok kuinolon. Siprofloksasin dapat melawan bakteri gram positif dan negatif. Antibiotik ini diindikasikan untuk mengobati pneumonia dan beberapa beberapa stafilokokus. Mekanisme aksi obat siprofloksasin ini dengan menyekat sintesis DNA bakteri dengan menghambat topoisomerase II DNA girase dan topoisomerase IV bateri. DNA girase mencegah relaksasi DNA supercoiled positif yang diperlukan untuk trasnkripsi dan replikasi normal sehingga sintesis DNA terganggu katzung, 2010.

g. Vitamin dan Mineral

Vitamin dan beberapa mineral penting untuk metabolisme. Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan sering kali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme. Sedangkan mineral merupakan senyawa anorganik yang merupakan bagian penting dari enzim, mengatur berbagai fungsi fisiologis, dan dibutuhkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan termasuk tulang Gunawan, dkk., 2009.

h. Obat Penyakit Kulit

Obat yang digunakan untuk penyakit kulit yaitu fluconazol golongan imidazol. Obat fluconazol digunakan secara topikal seperti kulit, atau pada membran mukosa untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh fungi. Fluconazol terutama efektif untuk histoplasmolisis paru, tulang, sendi, dan jaringan lemak. Mekanisme kerjanya dengan cara fluconazol masuk kedalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan dinding sel sehingga permeabilitas terhadap zat intrasel meningkat. Sedangkan obat kemisetin umumnya bersifat bakteriostatik. Obat ini terikat pada ribosom subunit 50S dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman, mekanisme ini juga diduga dapat menyebabkan efek toksik pada obat ini Gunawan, dkk., 2009. 5.2.3 Karakteristik Potensi Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus

5.2.3.1 Karakteristik Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh potensi interaksi obat paling tinggi terjadi pada pasien dengan usia ≥ 45 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang, pasien DM yang berusia ≥ 45 tahun lebih berisiko mengalami interaksi obat dibandingkan dengan pasien yang berusia 45 tahun Putro, 2011. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sivva, et al. 2015 juga menunjukkan hal serupa, kelompok usia lansia adalah usia yang terbanyak mengalami interaksi obat, secara umum pasien lansia memiliki resiko terjadinya interaksi obat karena mereka kebanyakan memiliki banyak penyakit dan polifarmasi yang biasanya muncul dengan meningkatnya durasi dari kondisi penyakit dan perubahan fisiologi Aravind, et al., 2011.

Dokumen yang terkait

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015

8 22 167

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015.

0 2 167

Pengaruh Drug Related Problem (DRP) Terhadap Outcomes Klinik Pasien Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap RS X di Tangerang Selatan Periode Juli 2014 – Juni 2015

0 6 158

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2015 Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Potensial Pada Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2015.

1 6 19

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS “Y” Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

4 37 21

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 7 13

PENDAHULUAN Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 8 14

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

1 9 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

0 3 13

PENDAHULUAN Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

1 16 14