Dasar Pendidikan Agama Islam

8                 Artinya: ” Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al kitab Al- Quran ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” 2 Dasar Yuridis Formal Menurut Zuhairini dkk, yang dimaksud dengan Yuridis Formal pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang berasal dari perundang- undangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, di sekolah – sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia. Adapun dasar yuridis formal ini terbagi tiga bagian, sebagai berikut : a Dasar Ideal Yang dimaksud dengan dasar ideal yakni dasar dari falsafah Negara : Pancasila dimana sila yang pertama adalah ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung pengertian, bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha esa, atau tegasnya harus beragama 9 . b Dasar Konstitusional Struktural Yang dimaksud dengan dasar konstitusional adalah dasar UUD tahun 2003 Pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi sebagai berikut : 1 Negara berdasarkan atas Tuhan Yang Maha Esa Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamnya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya 10 . 9 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama,…h.22 10 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama,… h.22 9 Bunyi dari UUD di atas mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama, dalam pengertian manusia yang hidup di bumi Indonesia adalah orang-orng yang mempunyai agama. Karena itu, umat beragama khususnya umat Islam dapat menjalankan agamnya sesuai ajaran Islam, maka diperlukan adanya Pendidikan Agama Islam. Dan UUD 2003 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang membahas tentang pendidikan, yang berbunyi: 2 Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran dan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang- undang. 3 Dasar Sosial Psikologis Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentran sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an :       Artinya: Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Dengan demikian pegangan hidup seseorang itu hanyalah kepada Tuhan-Nya dan oleh sebab itu manusia akan selalu berusaha mendekatkan diri dan mengabdi kepada Tuhan-Nya, hanya saja cara mendekatkan diri yang berbeda-beda sesuai dengan agama yang dianutnya 10

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiah Dradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam menyatakan, bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu kepribadian yang membuatnya menjadi ”insan kamil” dengan pola taqwa Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. 3 Sehubungan dengan ini maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, dan mutu kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu kegiatan yang tanpa disertai tujuan sasarannya akan kabur, akibatnya program dan kegiatannya akan berantakan. Secara praktis, Muhammad Athiyah al-abrasyi menyimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam terbagi atas 5 sasaran, yaitu : 1 Membentuk akhlak mulia 2 Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat 3 Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya 4 Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik 5 Mempersiapkan tenaga professional yang terampil 14 Imam al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat 15 . Berdasarkan rumusan tujuan di atas, dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses membimbing dan membina fitrah kesucian peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai insan kamil. Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan 3 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, cet-5, h.59 14 Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta Ciputat Press, 2005 h.37 15 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulis, 2004 Cet-4, h.72 11 fungsi iman, ilmu dan amal secara seimbang bagi terbinanya kehidupan yang harmonis di dunia dan akherat.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam mempunyai pastinya mempunyai fungsi yang sangat besar dalam proses pendidikan peserta didik. Adapun fungsi Pendidikan Agama Islam bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk, yaitu : 1 Alat untuk memelihara, memperluas, dan menghubungkan tingkat- tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan nasional. 2 Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan. Pada garis besarnya, upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan skiil yang dimiliki, serta melatih tenaga-tenaga manusia peserta didik yang produktif dalam menemukan pertimbangan perubahan sosial dan ekonomi yang demikian dinamis 16 . Dalam pasal 3 UUSPN dinyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia 17 . Menurut H.M. Arifin bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam adalah untuk membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan juga memiliki kemampuan mengembangkan diri individualis bermasyarakat sosialitas serta kemampuan untuk bertingkah laku berdasarkan norma-norma susila menurut agama Islam 18 . Secara garis besar penulis menyimpulkan fungsi dari Pendidikan Agama Islam yaitu untuk membentuk kepribadian muslim yang benar- 16 Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, h.34 17 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Paradigma Pendidikan Islam, Yogya : Pustaka Pelajar, Cet-1, h.182 18 Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam dilingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta : Bulan Bintang, Cet.-2.h.18