Hakikat Kecerdasan Emosional Hakikat Kecerdasan Emosional

12 dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak. 12 Beberapa ahli mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya adalah: Amstrong berpendapat bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar dari perguruan tinggi atau reputasi bergengsi. Dari beberapa pengertian kecerdasan yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan solusi terbaik dalam penyelesaian masalah yang dihadapinya sesuai dengan kondisi ideal suatu kebenaran. Kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: kecerdasan linguistic yaitu kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Kecerdasan logis-matematis yaitu kemampuan berfikir menalar dan menghitung, berfikir logis dan sistematis. Kecerdasan visual-spasial yaitu kemapuan berfikir menggunakan gambar, memvisualisasikan hasil masa depan. Kecerdasan musikal yaitu kemampuan mengubah atau mencipta musik, dapat bernyanyi dengan baik atau memahami dan mengapresiasi musik serta ritme. Kecerdasan kinestetik-tubuh yaitu kemampuan menggunakan tubuh secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan barang serta dapat mengemukakan gagasan dan emosi. Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain dan berempeti. Kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan menganalisis diri sendiri, membuat rencana dan menyusun tujuan yang akan dicapai.

5. Hakikat Kecerdasan Emosional

Setelah mengetahui apa itu kecerdasan intelensi dan apa itu emosi, selanjutnya akan dibahas tentang Emotional Intelligence EI atau kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan seperti kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi; 12 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h. 115. 13 mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan di Amerika pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan Jhon Mayer dari university of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. “kualitas-kualitas ini antara lain adalah empeti, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antara pribadi, ketekunan, kesetikawanan, keramahan, dan sikap hormat.” 13 Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh manusia. Goleman 1997 mengemukakan bahwa ada lima indikator untuk meningkatkan kecerdasan emosi yaitu kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. 1. Kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk menyadari emosi yang sedang dialaminya; dapat mengenal emosi itu, memahami kualitas, intensitas dan durasi emosi yang sedang berlangsung serta tahu penyebab terjadinya. 2. Pengendalian diri adalah kemampuan mengendalikan emosi diri, mengolah emosi agar dapat terungkap dengan tepat. 3. Motivasi diri yaitu kemampuan untuk bertahan dan terus berusaha menemukan berbagai cara untuk mencapai tujuan. 4. Empati adalah kemampuan membaca emosi orang lain, kemampuan merasakan perasaan orang lain. 5. Keterampilan sosial yaitu kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, membaca reaksi perasaan orang lain, memimpin, mengorganisasi dan menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia. 14

6. Pengukuran Kecerdasan Emosional