Latar Belakang Masalah Ayahand dan Ibunda tercinta yang begitu gigih mengalirkan semangat
mengelola kelas, Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, Keterampilan menjelaskan, Keterampilan mengajar perseorangan.
”
1
Keterampilan dasar variasi stimulus merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, sebab seorang guru yang profesional harus
memiliki keterampilan dalam proses pengelolaan pembelajaran, termasuk variasi strategi dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Guru merupakan faktor yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan keefektivan pembelajaran, agar proses belajar mengajar bisa lebih bermakna dan
dapat mencapai hasil yang optimal. Pembelajaran juga akan efektif dan bermakna jika dalam pembelajaran tersebut, siswa menjadi lebih mudah dan aktif dalam memahami
pelajaran, sehingga dengan pembelajaran itu pula siswa menjadi senang, semangat, termotivasi untuk terus belajar dan tidak mudah jenuh.
2
Kenyataannya yang terjadi, tidak sedikit guru yang kurang memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang efektif dan bermakna, sehingga
hasilnya kurang maksimal dalam meningkatkan potensi anak didik. Hal ini terjadi karena mayoritas para guru hanya terus berupaya meningkatkan kualitasnya pada
pengembangan bidang studi, tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan teknis atau keterampilan mengajarnya. Akhirnya, para guru hanya tampil memukau dalam
menyampaikan materi pembelajaran, tetapi hasilnya kurang maksimal akibat dari belum optimalnya para guru dalam mengembangkan keterampilan teknis dalam
pembelajaran, yang salah satunya adalah kemampuan mengadakan variasi stimulus dalam pembelajaran.
Padahal dalam konteks pembelajaran yang efektif, selain kemampuan mengembangkan bahan studi, para guru juga dituntut untuk juga mampu
mengembangkan aspek lainnya. Aspek lain yang dimaksud tentu saja berkaitan dengan berbagai kemampuan didaktik metodik, baik menyangkut pengembangan
1
Uzer Usman, Menjadi guru Profesional,Bandung, Remaja Rosdakarya, Cet.1, hal .74
2
M. Sobry Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna Mataram: NTP Press, 2007, cet. 2, hal 5
strategi, metode, dan teknis pembelajaran yang dampaknya juga sangat besar dalam menentukan hasil pembelajaran.
Kemampuan guru mengembangkan strategi dan metode pembelajaran inilah yang hampir dirasakan oleh para pengelola satuan pendidikan di berbagai daerah,
termasuk di wilayah Madura, sehingga berdampak pada rendahnya kualitas hasil pembelajaran. Padahal, dengan kemampuan inilah yang paling besar dampaknya
dalam menentukan kualitas pembelajaran, meskipun kurang didukung dengan pengetahuan yang mumpuni. Sebab, pada aspek inilah, kemampuan guru akan teruji
apakah mampu mendesain pembelajaran yang berkualitas atau tidak? Termasuk kemampuan guru dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai educator,
motivator, facilitator, dan demonstrator yang handal dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk tampil sebaik mungkin menjalankan peran
dan fungsinya, baik sebagai motivator, fasilitator, maupun sebagai innovator dalam rangka mendorong, membimbing, dan menfasilitasi belajar siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Untuk itulah guru dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan dasar dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa di dalam
kelas, termasuk di dalamnya keterampilan mengadakan variasi stimulus. Setiap langkah kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut untuk selalu
terampil dan dapat melakukan berbagai macam cara di dalam proses mengajar, tentunya dengan memiliki berbagai macam keterampilan dasar mengajar. Salah
satunya adalah keterampilan mengadakan variasi stimulus untuk memberikan rangsangan belajar terhadap siswa.
Menurut Slameto “hal ini bertujuan agar siswa tetap berpartisipasi aktif, semangat, dan tidak membosankan ketika mengikuti proses
pembelajaran di dalam kelas ”
3
. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Sebagaimana dalam undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2003, yaitu:
3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003 cet.4, hal 29
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
4
Variasi stimulus merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap guru
untuk menghindari kebosanan siswa. Wina Sanjaya, mengatakan bahwa “variasi
stimulus guru merupakan keterampilan guru dalam mengajar agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap
antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran
”.
5
Dalam model-model pembelajaran yang berkembang belakangan ini, keterampilan ini sangat penting terutama dalam upaya
mengimplementasikan kurikulum KBK atau KTSP. Untuk itulah, dalam konteks ini guru perlu menjaga agar iklim belajar tetap kondusif dan menyenangkan.
Dengan demikian, guru dapat menggunakan variasi stimulus pada waktu bertatap muka dengan siswa di dalam kelas atau pada waktu proses belajar mengajar
berlangsung.Yang paling terpenting dalam melakukan interaksi dengan siswa jangan monoton, sebisa mungkin melakukan interaksi secara berbeda-beda sehingga siswa
selalu terangsang untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya variasi stimulus yang diberikan oleh guru secara psikis anak
menerimanya dalam berbagai respon sesuai dengan iklim situasi dan kondisi belajar yang tercipta. Semakin banyak pengalaman anak dalam belajar maka akan
berkembang keterampilan fisik, kerja, berfikir, kekayaan intelektual dan spiritual sebagai kekayaan kepribadian yang diharapkan. Menurur Syafarudin dan Irwan
“semakin banyak pengalaman belajar melalui berbagai rangsangan, maka semakin banyak pula respon yang diberikan anak untuk mengembangkan watak dan
4
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005 cet. 3. hal. 166.
kepribadiannya ”
6
. Pemberian rangsangan kepada anak dalam proses belajar mengajar, maka akan mempengaruhi perubahan pola atau cara belajar dan tingkah laku anak.
Adapun kaitannya dengan lingkungan belajar mengajar yang terjadi di
Madrasah Aliyah I Putri Annuqayah Sumenep Madura, khususnya pada mata
pelajaran IPS Ekonomi, bisa di lihat bahwa proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dilansungkan oleh para guru mata pelajaran IPS Ekonomi, telah mengedepankan
kompetensi dan keaktifan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan para guru telah berusaha semaksimal mungkin mengadakan berbagai macam bentuk variasi
stimulus agar dapat mendorong siswa lebih aktif dan senang dalam belajar. Nampaknya para guru mata pelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri
Annuqayah Sumenep Madura sudah berupaya untuk melakukan berbagai variasi mengajar, sehingga siswa merasa semangat belajar dengan materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru. Akan tetapi yang perlu diteliti di sini mungkinkah variasi stimulus yang telah dilakukan oleh para guru tersebut dapat menjamin motivasi dan
semangat belajar siswa? Berangkat dari hal itulah, penulis merasa perlu untuk menelusuri hal tersebut
dalam sebuah penelitian, guna mendapatkan gambaran dan informasi yang benar dan mendalam tentang kondisi pembelajaran di atas dengan mengangkat sebuah judul
penelitian “Urgensi Penggunaan Variasi Stimulus dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah I Putri
Annuqayah Sumenep Madura ” .
6
Syafaruddin H. Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran. Ciputat: PT Ciputat Press, 2005 cet 1, hal. 69