b. Membantu
sekolah untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran Instalasi Listrik Bangunan Sederhana.
5. Untuk Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk menambah koleksi pustaka yang bermanfaat bagi Universitas Negeri Yogyakarta dan mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektro.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah aktivitas belajar kelompok yang teratur sehingga ketergantungan pembelajaran pada struktur sosial pada
pertukaran informasi antara anggota dalam kelompok dan tiap anggota bertanggung jawab untuk kelompoknya dan dirinya sendiri dan dimotivasi
untuk meningkatkan pembelajaran lainnya. Etin Solihatin dan Raharjo 2007: 4 berpendapat bahwa pada
dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama
dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Anita Lie 2008: 31 juga mengatakan bahwa alur proses belajar
tidak harus juga berasal dari guru menuju siswa, tetapi siswa juga bisa saling
mengajar sesama
siswa lain.
Bahkan banyak
penelitian menunjukkan pengajaran oleh rekan sebaya peer teaching ternyata lebih
efektif daripada pengajaran oleh guru. Hal tersebut membuktikan bahwa jika siswa bisa saling bertukar pikiran dan berinteraksi dengan teman-
temannya maka mereka akan lebih mudah memahami apa yang sedang mereka pelajari. Dengan demikian metode pembelajaran kooperatif bukan
merupakan model yang baru hanya saja kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh tenaga pengajar di Indonesia. Menurut Anita Lie 2008: 31-
35 untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima prinsip yang harus diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada keterlibatan setiap
anggota kelompoknya seniri. Untuk mendapatkan aktivitas kelompok yang efektif, pemberian tugas kelompok harus disusun sedemikian
rupa, agar setiap anggota kelompok bisa menyelesaikan tugas sendiri. Sehingga teman kelompok yang lain bisa mengerjakan tugas yang lain
untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan b. Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawab pada diri
sendiri dalam penyelesaian tugas. Dengan demikian dapat terlihat siswa yang tidak melaksanakan tugas yang diberikan kelompok
sehingga teman kelompoknya bisa membantu dan menuntunnya dalam penyelesaian
tugas, agar
siswa tersebut
tidak menghambat
penyelesaian tugas kelompoknya.
c. Tatap muka Setiap kelompok harus bertemu langsung dan berdiskusi. Kegiatan ini
bertujuan agar setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain. Agar bisa
menghargai perbedaan, kelebihan dan kekurangan masing masing setiap anggota kelompoknya.
d. Komunikasi antar anggota Unsur ini harus dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.
Sebelum memberikan tugas kepada siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu tujuan
kelompok juga bergantung pada kesadaran para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan
kemampuan mereka
menyampaikan pendapat mereka.
e. Evaluasi proses kelompok Evaluasi proses kelompok perlu dilakukan supaya dapat mengevaluasi
proses kerja
sama siswa
dalam berkelompok,
supaya bisa
meningkatkan proses kerja sama siswa dalam berkelompok untuk kegiatan yang akan datang.
Metode kooperatif
merupakan metode
yang tepat
untuk meningkatkan dorongan kerjasama murid. Selain itu pembelajaran
kooperatif juga menekankan pada kehadiran teman sebaya yang
berinteraksi antar sesama sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan sebuah