meningkat menjadi sebesar 90.63 siswa yang sudah memenuhi standar KKM. Penelitian ini memiliki kesamaan dalam menggunakan metode
pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head
Together NHT, sedangkan perbedaanya terdapat pada subyek, tempat penelitian dan mata
pelajaran disekolah. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Emeresiana Angreniwuri yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Head Together NHT Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar
Melakukan Prosedur Administrasi Siswa Kelas X AP 2 Semester II SMK Negeri 1 Bantul. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tehnik NHT, keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dengan adanya kenaikan
persentase dari tiap-tiap indikator keaktifan yang telah melampaui kriteria yang telah ditetapkan, antara lain : melaksanakan tugas yang
diberikan kelompok pada siklus I sebesar 88,6 , siklus II mencapai 90,5. Kemauan siswa bertanya atas permasalahan yang belum
dimengerti, pada siklus I sebesar 50,5 , siklus II hanya mencapai
78,1. Kepedulian terhadap seluruh anggota kelompok pada siklus I sebesar 80 , siklus II mencapai 86,7. Keikutsertaan dalam pembuatan
laporan pada siklus I sebesar 90,5 , siklus II mencapai 95,2. Memberikan ide atau pendapat pada siklus I 72,4 , siklus II mencapai
84,8. Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, hal tersebut ditunjukkan dengan hasil post test yang melampaui kriteria yang telah
ditetapkan yaitu mencapai 87,2. Penelitian ini memiliki kesamaan dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together NHT, sedangkan perbedaanya terdapat pada subyek, tempat penelitian dan mata pelajaran disekolah.
C. Kerangka Berpikir
Sesuai dengan latar belakang masalah dan kajian teori bahwa proses pembelajaran Instalasi listrik Bangunan Sederhana di SMK Negeri 2 Pengasih
masih berjalan monoton, konvensional, dan cenderung teacher centered. Maka perlu ditemukan sebuah terobosan baru untuk mengatasi masalah tersebut dan
menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Solusi yang ditawarkan adalah penggunaan metode pembelajaran baru yaitu pembelajaran model kooperatif
dengan teknik NHT. Penentuan pemilihan model ini didasarkan pada alasan bahwa model
pembelajaran kooperatif dengan teknik NHT akan lebih meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, bekerjasama dengan teman secara efektif
dan berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas akan menjadi lebih kondusif untuk belajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik NHT
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Sesuai dengan kerangka masalah yang telah dibuat, maka akan didapatkan gambaran kondisi awal, pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan , dan hasil
yang diharapkan dari siklus-siklus nantinya.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Head Together NHT efektif dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas X TITL 2 SMK Negeri 2
Pengasih pada mata pelajaran Instalasi Listrik Bangunan Sederhana. 2. Model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Head Together NHT
efektif dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X TITL 2 SMK Negeri 2 Pengasih pada mata pelajaran Instalasi Listrik Bangunan Sederhana .
Guru
KBM
Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Together NHT
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas classroom action research, penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif dan partisipatori.
Kolaboratif artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru mata pelajaran Instalasi Listrik Bangunan Sederhana, yang tergabung dalam
satu tim untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam praktik pembelajaran. Partisipatif artinya
peneliti dibantu guru mata pelajaran intalasi listrik bangunan sederhana terlibat secara langsung dalam penelitian.
Penelitian tindakan kelas dilakukan karena ada kepedulian bersama terhadap situasi pembelajaran kelas yang perlu ditingkatkan. Secara singkat
dalam PTK, secara bersama harus melaksanakan empat aspek penting yaitu menyusun rencana tindakan bersama-sama, bertindak, mengamati secara
individual bersama-sama, dan melakukan refleksi bersama-sama pula.