c. Tatap muka Setiap kelompok harus bertemu langsung dan berdiskusi. Kegiatan ini
bertujuan agar setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain. Agar bisa
menghargai perbedaan, kelebihan dan kekurangan masing masing setiap anggota kelompoknya.
d. Komunikasi antar anggota Unsur ini harus dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.
Sebelum memberikan tugas kepada siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu tujuan
kelompok juga bergantung pada kesadaran para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan
kemampuan mereka
menyampaikan pendapat mereka.
e. Evaluasi proses kelompok Evaluasi proses kelompok perlu dilakukan supaya dapat mengevaluasi
proses kerja
sama siswa
dalam berkelompok,
supaya bisa
meningkatkan proses kerja sama siswa dalam berkelompok untuk kegiatan yang akan datang.
Metode kooperatif
merupakan metode
yang tepat
untuk meningkatkan dorongan kerjasama murid. Selain itu pembelajaran
kooperatif juga menekankan pada kehadiran teman sebaya yang
berinteraksi antar sesama sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan sebuah
masalah. Menurut Arends 2008: 13, metode pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri :
1 Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan materi belajar.
2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi, sedang, dan rendah serta berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda. 3 Penghargaan lebih berorientasi pada kelompoknya daripada individu.
Ada tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh Slavin 1995: 12, yaitu:
1 Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok dapat diperoleh jika kelompok tersebut
mempunyaiskor di atas kriteria yang ditentukan. 2 Pertanggungjawaban Individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari keterlibatan individu sebagai anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan
pada aktivitas anggota kelompok yang membantu dalam pembelajaran. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap
anggota siap melaksanakan tugas. 3 Kesempatan sama untuk meraih keberhasilan
Pembelajaran kooperatif
menggunakan metode
skoring dimana perkembangkan dan kemajuannya bisa dipantau berdasarkan hasil dari
peningkatan prestasi siswa .
Siswa yang mempunyai prestasi rendah, sedang dan tinggi mempunyai kesempatan yang sama untuk berhasil
dan melakukan semua yang terbaik bagi kelompoknya.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang
baik untuk membangun kerjasama dan aktivitas siswa. Menurut Zamroni 2001:145 “pembelajaran kooperatif menekankan
kebersamaan dan kerjasama dalam pembelajaran diantara para siswa untuk mencapai
tujuan belajar
bersama”. Pembelajaran
ini memberikan
kesempatan bagi para siswa untuk mendiskusikan suatu masalah, mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan memacu siswa untuk
bekerja sama, saling membantu dalam menyelesaikan permasalah. Menurut Slavin yang dikutip oleh Nurdiana Hazmi 2007: 14
menyatakan bahwa “fokus kelompok dan pembelajaran kooperatif dapat mengubah anak untuk lebih dapat diterima diantara teman dan berhasil
baik dalam belajar”. Dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan bagi siswa baik yang berprestasi rendah maupun
yang berprestasi tinggi yang bekerja sama melaksanakan tugas-tugas. Untuk mencapai tujuan pembelajaran kooperatif, pengelolaan kelas
harus diselaraskan dengan metode pembelajarannya. Pengelolaan kelas yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam metode
cooperative learning meliputi : 1
Pengelompokkan yang
heterogen, berdasarkan
kemampuan akademis, latar belakang ekonomis, etnis, keanekaragaman gender,
dan lain-lain.
2 Semangat gotong royong dengan jalan ; kesamaan kelompok,
identitas kelompok, sapaan, sorak kelompok. 3
Penataan ruang kelas yang memungkinkan interaksi di dalam kelas berjalan aktif.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif bergantung pada kemampuan murid untuk berinteraksi dalam kelompok. Menurut Johnson seperti yang
dikutip oleh Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan 2000 : 15, terdapat empat tahapan keterampilan antar pribadi yang menunjang keberhasilan
tujuan pembelajaran kooperatif, yakni : 1 Forming
keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
2 Functioniong keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok
untuk dapat menyelesaikan tugasnya serta membina hubungan kerja sama sesama anggota kelompok.
3 Formating keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman
terhadap bahan-bahan yang dipelajari, 4 Fermenting
keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran,
Model pembelajaran kooperatif mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan guru selama proses
pembelajaran dan mencari upaya untuk pemecahan masalah tersebut dengan siswa lainnya dalam kelompok. Oleh karena itu menurut Arends
2008 : 4-6 tujuan dari metode pembelajaran ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1 Dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang berprestasi tinggi
maupun rendah dalam melaksanakan tugas bersama-sama, dimana siswa yang berprestasi tinggi dapat membantu temannya dalam
menyelesaikan tugas tersebut secara bersama-sama. 2
Memberikan kesempatan kepada semua siswa dari berbagai latar belakang kondisi untuk bekerja sama dan saling ketergantungan satu
sama lain dalam mengerjakan tugas bersama. 3
Dapat mendukung pembentukan sikap dan perilaku sosial siswa dapat belajar untuk saling menghargai satu sama lain
c. Keunggulan dan Keterbatasan Metode Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya 2007: 247-249 terdapat keunggulan dan keterbatasan
dalam pembelajaran
koperatif sebagai
suatu strategi
pembelajaran diantaranya : 1
Keunggulan dalam Strategi Pembejaran Kooperatif SPK a Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif SPK siswa tidak
terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah