2 Menggambar Rencana Instalasi Tenaga Kompetensi dasar Menggambar Rencana Instalasi Tenaga memiliki dua
indikator yaitu, konsep dan teknik dalam perencanaan instalasi tenaga listrik bangunan sederhana dipahami dengan tepat sehingga memenuhi
standar atau spesifikasi instalasi listrik dan gambar instalasi tenaga listrik bangunan sederhana digambar dengan benar sesuai standar IEC dan PUIL.
3 Memasang Instalasi Tenaga Diluar Permukaan Kompetensi dasar Memasang
Instalasi Tenaga Diluar Permukaan
memiliki lima indikator yaitu 1. Ketentuan pemasangan instalasi tenaga diluar permukaan di patuhi sesuai standar internasional standar IEC dan
PUIL, 2. Perangkat hubung bagi utama dipasang dengan benar sesuai standar IEC dan PUIL, 3. Gawai pengaman dipasang dengan benar sesuai
standar IEC dan PUIL, 4. pengaman terhadap bahaya tegangan bocor ELCB dipasang dengan benar sesuai standar IEC dan PUIL, 5.
Kapasitor dipasang dengan benar pada jaringan listrik tegangan rendah sesuai standar IEC dan PUIL. Materi yang diajarkan pada kompetensi ini
adalah 1. Standar Internasional Standar IEC dan PUIL pemasangan instalasi tenaga diluar permukaan, 2. Perangkat hubung bagi utama, 3.
Pemilihan gawai pengaman, 4. Pengamanan terhadap bahaya tegangan bocor ELCB, 5. Pemakaian kapasitor dalam jaringan listrik tegangan
rendah.
4 Memasang Instalasi Tenaga Di Dalam Permukaan. Kompetensi dasar Memasang Instalasi Tenaga Di Dalam Permukaan.
memiliki lima indikator yaitu 1. Ketentuan pemasangan instalasi tenaga di dalam permukaan dipatuhi sesuai standar internasional Standar IEC dan
PUIL, 2. Perangkat hubung bagi utama dipasang dengan benar sesuai standar IEC dan PUIL, 3. Gawai pengaman dipasang dengan benar sesuai
standar IEC dan PUIL, 4. pengaman terhadap bahaya tegangan bocor ELCB dipasang dengan benar sesuai standar IEC dan PUIL, 5.
Kapasitor dipasang dengan benar pada jaringan listrik tegangan rendah sesuai standar IEC dan PUIL. Materi yang diajarkan pada kompetensi ini
adalah 1. Standar Internasional Standar IEC dan PUIL pemasangan instalasi tenaga didalam permukaan, 2. Perangkat hubung bagi utama, 3.
Pemilihan gawai pengaman, 4. Pengamanan terhadap bahaya tegangan bocor ELCB, 5. Pemakaian kapasitor dalam jaringan listrik tegangan
rendah. 5 Memasang Kotak Kontak 1 Fasa
Kompetensi dasar ini memiliki dua indikator yaitu 1. Ketentuan pemasangan kotak kontak 1 fasa dipatuhi sesuai standar internasional
Standar IEC dan PUIL, 2. Kotak – kontak 1 fasa dipasang dengan benar sesuai standar IEC dan PUIL. Materi yang diajarkan pada kompetensi ini
adalah 1. Standar internasional Standar IEC dan PUIL pemasangan kotak – kontak 1 fasa, 2. Pemasangan kotak – kontak 1 fasa.
Mengenai Pembelajaran Instalasi Listrik Bangunan Sederhana itu sendiri secara umum bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa tentang
keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada Bangunan Sederhana. Sedangkan tujuan pembelajaran secara khusus agar siswa program keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik dapat memahami dan mengerjakan pekerjaan Instalasi Bangunan Sederhana dengan baik dan benar sesuai dengan Standar
Internasional dan PUIL.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Lutfi Ariani yang berjudul Model Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa kelas VII – D SLTPN 2 Kejajar Wonosobo Dalam Pembelajaran Ekonomi. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah di
terapan model kooperatif tipe kepala bernomor struktur hasil belajar
siswa mengalami
meningkatan. Hal
tersebut ditunjukan
dengan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada siklus I jumlah
siswa yang tuntas belajar sebesar 2,44 1 siswa, siklus II sebesar 21.95 9 siswa, siklus III sebesar 26.83 11 siswa, siklus IV sebesar
65.85 27 siswa dan siklus V Jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 85.37 35 siswa. begitu juga rata-rata hasil belajar mengalami
peningkatan secara terus menerus setiap siklusnya pada siklus I sebesar 54.07 meningkat menjadi 55 pada siklus II, meningkat menjadi 59.98
pada siklus III, meningkat menjadi 68.9 pada siklus IV dan meningkat menjadi 82 pada siklus V. penelitian ini memiliki kesamaan dalam
menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together NHT, sedangkan perbedaanya terdapat pada subyek, tempat penelitian dan mata
pelajaran di sekolah. 2. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Evi Septyandari yang berjudul
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together NHT Untuk Meningkatkan Partisipasi Dan Prestasi Belajar
Dalam Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Pakem Tahun Ajaran 20082009. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diterapkan model
pembelajaran Koperatif Tipe Numbered Head Together prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya
peningkatan hasil rata rata tes siswa. Rata-rata nilai pre test sebesar 62.08, pada siklus 1 sebesar 73.48 dan dan pada siklus II sebesar
89.08. penelitian ini memiliki kesamaan dalam menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together NHT, sedangkan perbedaanya
terdapat pada subyek, tempat penelitian dan mata pelajaran di sekolah. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hargiono yang berjudul Implementasi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together NHT Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar
Pada Kompetensi Pelaksanaan Operasi Penanganan Secara Manual Siswa Kelas X.Mb Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 1 Sedayu.
Hasil penelitian menunjukan bahwa adaya peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa saat proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa
pada siklus I hanya 68.75 dan siklus II 81.25 dan pada siklus III
meningkat menjadi sebesar 90.63 siswa yang sudah memenuhi standar KKM. Penelitian ini memiliki kesamaan dalam menggunakan metode
pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head
Together NHT, sedangkan perbedaanya terdapat pada subyek, tempat penelitian dan mata
pelajaran disekolah. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Emeresiana Angreniwuri yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Head Together NHT Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar
Melakukan Prosedur Administrasi Siswa Kelas X AP 2 Semester II SMK Negeri 1 Bantul. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tehnik NHT, keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dengan adanya kenaikan
persentase dari tiap-tiap indikator keaktifan yang telah melampaui kriteria yang telah ditetapkan, antara lain : melaksanakan tugas yang
diberikan kelompok pada siklus I sebesar 88,6 , siklus II mencapai 90,5. Kemauan siswa bertanya atas permasalahan yang belum
dimengerti, pada siklus I sebesar 50,5 , siklus II hanya mencapai
78,1. Kepedulian terhadap seluruh anggota kelompok pada siklus I sebesar 80 , siklus II mencapai 86,7. Keikutsertaan dalam pembuatan
laporan pada siklus I sebesar 90,5 , siklus II mencapai 95,2. Memberikan ide atau pendapat pada siklus I 72,4 , siklus II mencapai
84,8. Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, hal tersebut ditunjukkan dengan hasil post test yang melampaui kriteria yang telah