11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, artinya berusaha berlatih dan sebagainya supaya mendapat suatu kepandaian. Dari definisi
tersebut dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain.
Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkunganya dalam memenuhi kehidupan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tungkah laku. Pendapat tersebut
sesuai dengan pengertian belajar menurut Slameto 2003: 2 yang didefinisikan sebagai berikut: “belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi
dengan lngkunganya”.
Menurut Gagne Dimyati dan Mudjiono, 2009:10, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar seseorang dapat
memperoleh atau memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
12 Gagne menjelaskan bahwa belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu
kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Belajar merupakan proses internal yang kompleks.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulakan bahwa di dalam belajar ada suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa
pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar. Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi
dengan lingkungan. Interaksi tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran yang diperoleh di sekolah. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa dengan belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
2. Prinsip-prinsip Belajar
Guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar di dalam tugas melaksanakan peroses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik. Prinsip-prinsip belajar menurut Sardiman 2007:24 adalah sebagai
berikut. a.
Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta
kematangan diri para siswa. c.
Belajar lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi.
d. Di dalam banyak hal belajar merupakan proses percobaan
dan conditioning atau pembiasaan.
13 e.
Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.
f. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak
mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan. g.
Belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas sehingga anak-anak melakukan dialog dalam
dirinya atau mengalaminya sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan peneliti bahwa
belajar memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: a.
Belajar merupakan proses dan penahapan serta kematangan diri siswa.
b. Belajar akan ebih mantap dan efiektif bila didorong dengan motivasi
sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
c. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi
kemampuan belajar yang bersangkutan. d.
Belajar perlu adanya interaksi siswa dengan lingkungan.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Zainal Arifin 2011:12, mengatakan bahwa kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia
menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Menurut Muhibbin Syah 2000: 141, prestasi adalah “tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Hasan Alwi, dkk 2005: 895 menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
14 melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka nilai
yang diberikan oleh guru. Hasil pengukuran dan penilaian hasil prestasi belajar itu dicatat dalam buku akademik yang merupakan alat implementasi
program bimbingan lembaga dan alat untuk laporan orang tua siswa pada tiap semester untuk mengetahui kemajuan anaknya. Seperti yang dikatakan
oleh Oemar Hamalik 1989:11, bahwa prestasi belajar adalah ukuran tentang angka atau nilai untuk mengetahui perkembangan siswa.
Adapun pengertian prestasi belajar menurut Oemar Hamalik 1989:5 adalah seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh
siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Guru memberikan ulangan harian, kemudian ada tes tengah semester dan tes semester untuk mengetahui sejauh
mana siswa dapat memahami pelajaran setelah diberikan oleh guru. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Siswa
belajar bersama guru kemudian di tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dapat berupa nilai ulangan, dan nilai raport di setiap akhir semester.
Muhibbin Syah 2000:135 mengatakan bahwa “kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi
belajar tinggi”. Jadi, sebuah kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa memperoleh prestasi belajar yang baik.
Prestasi belajar berbeda dengan hasil belajar, seperti yang dikemukakan oleh Zainal Arifin 2009:12, bahwa prestasi belajar pada
umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Fungsi prestasi belajar
15 sendiri bagi guru adalah sebagai umpan balik sehingga dapat menentukan
apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik. Prestasi belajar biasanya diukur menggunakan Tes prestasi
belajar, yaitu alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau untuk menentukan taraf
keberhasilan sebuah program pengajaran Muhibbin Syah, 2000:141. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai
atau angka. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang siswa harus dilakukan tes.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Semiawan 2008:9-14, prestasi belajar anak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini:
a. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis
Setiap anak mempunyai kebutuhan yang berbeda, misalnya kebutuhan untuk bermain, kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan
perhatian dari siswa. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, misalnya adalah anak yang
setiap harinya belajar didampingi orang tua tentu berbeda dengan anak yang ditinggal bekerja orang tuanya dan harus belajar sendiri atau hanya
di damping pembantu di rumah.
16 b.
Intelegensi, Emosi dan Motivasi Tingkat kecerdasan masing-masing siswa tergantung dari beberapa
faktor. Pada dasarnya kecerdasan atau intelegensi siswa dapat dibangun dan ditumbuhkan apabila dia mempunyai motivasi yang besar dari dalam
dirinya, seperti yang dikatakan Dimyati dan Mudjiono 2002:42, bahwa motivasi adalah tenaga yang mengarahkan dan menggerakkan aktivitas
seseorang. Motivasi dapat datang dari dirinya sendiri, dan dapat pula datang dari orang lain.
c. Pengembangan Kreativitas
Kreativitas siswa dapat dikembangkan hanya bagaimana guru dalam merancang pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas yang
dimiliki siswa. Seorang yang kreatif tentu mempunyai cara-cara tersendiri dalam melakukan beberapa hal, termasuk dalam belajar.
Seorang anak kretif mempunyai cara tersendiri untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Winarno Surachmad 1979: 29, menyampaikan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar adalah:
a. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa yang meliputi: faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan struktur tubuh, serta
faktor rohani yaitu motivasi, pengetahuan awal, disiplin dan rasa ingin tahu.
17 b.
Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Misalnya
tempat belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, lingkungan belajar. c.
Faktor kegiatan pembelajaran Faktor kegiatan pembelajaran berasal dari cara guru mengajar dalam
kelas, misalnya metode pembelajaran, alat peraga pembelajaran, sistem penilaian, dan lainnya.
B. Tinjauan tentang IPS Ilmu Pengetahuan Sosial