Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas 1 semester II SD Kanisius Wirobrajan menggunakan media audio visual

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Aprilia Dien Anggraini

091134119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Aprilia Dien Anggraini

091134119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang

memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4: 13-14)

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,

karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri,

kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Matius 6:34)

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak

hilang (Amsal 23:18)

Butuh waktu untuk menjadi yang nomor satu, butuh

proses untuk menjadi yang terbaik.

Tuhan akan menyelesaikannya bagiku! (Mazmur 138:8a)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus yang senantiasa menyertaiku dalam suka maupun duka

Bunda Maria yang selalu memberi kekuatan dalam setiap langkah kakiku

Keluargaku yang selalu mendukung dan mendoakanku

Kedua dosen pembimbing skripsiku, karena dengan bantuan dan jerih payah

merekalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Aprilia Dien Anggraini

NIM : 091134119

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 16 Juli 2013 Yang menyatakan,


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juli 2013 Peneliti,


(8)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO-VISUAL

Oleh:

Aprilia Dien Anggraini NIM. 091134119

Observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas I SD Kanisius Wirobrajan

menunjukkan ada permasalahan khususnya pada mata pelajaran IPS. Peneliti berasumsi bahwa permasalahan tersebut muncul karena guru menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, dan tidak menggunakan media untuk memperjelas materi yang disampaikan. Permasalahan yang muncul dari hasil observasi tersebut adalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas I semester II SD

Kanisius Wirobrajan menggunakan media audio-visual. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester II SD Kanisius Wirobrajan menggunakan media audio-visual.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian ini ada empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik non tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis, sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data non tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media audio-visual dalam proses pembelajaran IPS, variabel keaktifan mengalami peningkatan dari 4,65 menjadi 7,23 untuk rata-rata turus pada indikator pertama, dari 5,38 menjadi 8,23 untuk indikator kedua, dan dari 5,30 menjadi 7,19 untuk indikator ketiga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan menggunakan media audio-visual dalam proses pembelajaran IPS, variable prestasi belajar mengalami peningkatan dari untuk nilai rata-rata kelas dari 65,33 menjadi 76,63, dan untuk pencapaian KKMnya dari 55,55% menjadi 76,92%. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan media audio-visual dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan pada mata pelajaran IPS siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan dan penggunaan media audio-visua l dalam proses pembelajaran juga dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas I SD

Kanisius Wirobrajan.


(9)

viii ABSTRACT

IMPROVED ACTIVITIES AND LEARNING ACHIEVEMENT OF SOCIAL SCIENCES ON STUDENTS OF FIRST GRADE SECOND SEMESTER,

KANISIUS WIROBRAJAN PRIMARY SCHOOL USING

AUDIO-VISUAL MEDIA By

Aprilia Dien Anggraini 091134119

Observation conducted by researcher in first grade class, Kanisius Wirobrajan

Primary School showed there were problems especially on social sciences. It was assumed by researcher that those problems were raised because teacher used speech method in its learning process, and without media aid in clarifying the materials delivered. The problem aroused from the result of observation was the low of activity and learning achievement of students. The purpose of this research is to increase the activities of social science learning of students in first grade second semester,

Kanisius Wirobrajan Primary School using audio-visual media. In addition to that, the other purpose of this research is to improve social science learning achievement of students of first grade, second semester, Kanisius Wirobrajan Primary School using audio-visual media.

The type of this research is a Class Action Research. There were four steps in this research procedure, those were planning, implementing, observing, and reflecting. Its subjects were first grade students of Kanisius Wirobrajan Primary School amounting to 26 students. Data were obtained with test and non-test techniques. Data analysis used in this research was quantitative and qualitative techniques. Quantitative technique was applied to analyze data obtained from written test results , while that of qualitative was used to analyze non test data.

Results showed that with the use of audio-visual media in social science learning process, there was an increase in the variable of activity from 4,65 to 7,23; for pillar average at first indicator; from 5,38 to 8,23 for second indicator ; and from 5,30 to 7,19 for third indicator. The results also showed that learning achievement variable had increased, for class score averages from 65,33 to 76,63, and for achieving KKM form 55,55% to 76,92%. Based on stated descriptions, the researcher concluded that the use of audio-visual media in the process of learning could increase the activity in the subject of social learning on first grade student

Kanisius Wirobrajan primary school, and the use of audio-visual media in the learning process were also able to increase learning achievement in the subject of social science on first grade students , Kanisius Wirobrajan Primary School.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan kerena kebaikan, dukungan, dan keterlibatan dari berbagai pihak. Peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu secara langsung ataupun tidak langsung. Pada kesempatan ini peneliti dengan tulus hati ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST.,MA., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu E. Catur Rismiati S.Pd.,MA.,Ed.D Selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, motivasi, tenaga, dan pikiran


(11)

x

untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Eny Winarty, S.Pd.,M.Hum.,Ph.D Selaku dosesn pembimbing II yang telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi selama penulisan skripsi.

5. Bapak Drs, YB. Adimassana M.A. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bantuan selama peneliti menempuh kuliah.

6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik, membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat sekali bagi peneliti.

7. Bapak Hr.Klidiatmoko, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 8. Ibu MM. Sri Wahyuni, S.Pd. Selaku guru kelas dan guru kolaborasi dalam

penelitian, yang telah telah memberikan masukan, bantuan, semangat dan dukungan sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

9. Siswa-siswi SD Kanisius Wirobrajan khususnya kelas IB. Trimakasih atas patisipasinya dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10.Papa dan mamaku tercinta Jumadi dan Giok Lien atas doa, kasih sayang, perhatian, pengorbanan, dukungan material maupun finansial,dan kesabaran yang telah diberikan selama ini. Semoga dengan selesainya skripsi ini menjadi hadiah kecil pertama yang membanggakan yang bisa kuberikan.


(12)

xi

11.Kakak dan adikku tersayang Novitasari dan Nabella Dian Anggraini, terimakasih atas doa, semangat, dan dukungan material maupun finansial sehingga peneliti mampu menyelesaikan perkuliahan ini.

12.Sahabat-sahabatku “mbk‟e” Deti, mbk Yuni, “gembel” Vivin, “gembul” Nila, “wau-wau” Nawang, “mak‟e” Melani, Rina, Dimas Frandi, Galih, “lp” Lia, Nurvita, Endah, mbak Wiwin, mbak Risma, mbak Nana. Terimakasih atas doa, semangat, dan bantuan, sehingga terselesaikannya skripsi ini.

13.Teman-teman satu bimbingan yang telah memberikan bantuan dalam menyelasaikan skripsi ini.

14.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mendukung peneliti, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan di masa mendatang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat setiap pembaca.

Yogyakarta, 16 Juli 2013 Peneliti


(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Batasan Masalah... 6

1.3Rumusan Masalah ... 6

1.4Pemecahan Masalah ... 7

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6Manfaat Penelitian ... 7

1.7Definisi Operasional... 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Keaktifan ... 10

2.1.1.1 Jenis-jenis Keaktifan... 11

2.1.1.2 Kegiatan-kegiatan yang Mempengaruhi Siswa Aktif ... 12


(14)

xiii

2.1.2 Prestasi Belajar ... 15

2.1.2.1 Pengertian Belajar ... 15

2.1.2.2 Prestasi Belajar ... 16

2.1.3 Media Pembelajaran ... 17

2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 17

2.1.3.2 Media Audio-Visual ... 17

2.1.4 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 18

2.2 Penelitian yang Relevan ... 19

2.3 Kerangka Berpikir ... 26

2.4 Hipotesis Tindakan... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Setting Penelitian ... 33

3.3 Rencana Tindakan ... 34

3.4 Instrumen Penelitian... 36

3.4.1 Tes Tertulis ... 37

3.4.2 Non Tes... 38

3.4.2.1 Lembar Observasi ... 39

3.4.2.2 Rubrik Penilaian Afektif ... 40

3.4.2.3 Rubrik Penilaian Psikomotor ... 42

3.4.2.4 Rubrik Penilaian Produk ... 44

3.4.2.5 Panduan Wawancara ... 46

3.5 Validitas dan Reliabilitas ... 47

3.5.1 Validitas ... 47

3.5.2 Reliabilitas ... 48

3.5.1.1 Validitas Instrumen Soal ... 49

3.5.1.2 Validitas Instrumen Desain Pembelajaran ... 52

3.5.1.3 Validitas Rubrik Penilaian ... 56

3.5.1.4 Validitas Indikator Keaktifan ... 57


(15)

xiv

3.7 Teknik Analisis Data ... 60

3.7.1 Teknik Kuantitatif... 60

3.7.2 Teknik Kualitatif... 62

3.8 Indikator Keberhasilan ... 62

3.9 Jadwal Penelitian ... 64

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.1.1 Proses PTK ... 65

4.1.1.1 Perencanaan ... 66

4.1.1.2 Pelaksanaan ... 67

4.1.1.3 Pengamatan ... 69

4.1.1.4 Refleksi ... 69

4.1.2 Hasil Proses PTK ... 70

4.1.2.1 Keaktifan ... 70

4.1.2.2 Prestasi Belajar ... 76

4.2 Pembahasan ... 79

4.2.1 Keaktifan Siswa ... 79

4.2.2 Prestasi Belajar ... 82

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN 5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 93

5.3 Keterbatasan ... 94


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel dan Instrumen Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 38

Tabel 3.3 Lembar Observasi Keaktifan ... 40

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Afektif Percaya Diri ... 42

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Psikomotor ... 44

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Produk ... 46

Tabel 3.7 Panduan Wawancara ... 47

Tabel 3.8 Tabel Koefisien Korelasi ... 49

Tabel 3.9 Indikator dan Nomor Soal Tes Sebelum dan Sesudah Validasi ... 50

Tabel 3.10 Hasil Validitas Soal ... 51

Tabel 3.11 Hasil Reliabilitas Statistik ... 52

Tabel 3.12 Hasil Validitas Silabus ... 53

Tabel 3.13 Hasil Validitas RPP ... 55

Tabel 3.14 Indikator Keberhasilan Keaktifan dan Prestasi Belajar ... 63

Tabel 3.15 Jadwal Penelitian... 64

Tabel 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan Pertama ... 71

Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan Kedua ... 73

Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan Ketiga ... 74

Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Tiga Kali Pertemuan... 75

Tabel 4.5 Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas IB... 77


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Penelitian yang Relevan ... 25

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & MC Taggart ... 31

Gambar 4.1 Hasil Cerita Pendek Siswa ... 81

Gambar 4.2 Hasil Karangan Siswa ... 83

Gambar 4.3 Hasil Karangan Siswa ... 85

Gambar 4.4 Hasil Cerita Pendek Siswa ... 86


(18)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Garfik 4.1 Grafik Hasil Peningkatan Keaktifan ... 76 Grafik 4.2. Grafik Hasil Peningkatan Siswa yang Lulus KKM ... 78 Grafik 4.3. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa ... 79


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Peneitian ... 98

Lampiran 2. Kondisi Awal Siswa ... 100

Lampiran 3. Perangkat Pembelajaran Sebelum Validasi ... 103

Lampiran 4. Perangkat Pembelajaran Sesudah Validasi ... 147

Lampiran 5. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 183

Lampiran 6. Lembar Observasi Keaktifan Sebelum Validasi ... 189

Lampiran 7. Lembar Observasi Keaktifan Sesudah Validasi ... 198

Lampiran 8. Hasil Pengamatan Keaktifan ... 199

Lampiran 9. Rubrik Penilaian Sebelum Validasi ... 202

Lampiran 10.Rubrik Penilaian Sesudah Validasi... 205

Lampiran 11. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 208

Lampiran 12. Hasil Validitas SPSS ... 213

Lampiran 13. Hasil Produk Siswa ... 214


(20)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan dengan pendahuluan meliputi: (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Batasan Masalah, (1.3) Rumusan Masalah, (1.4) Pemecahan Masalah, (1.5) Tujuan Penelitian, (1.6) Manfaat Penelitian, (1.7) Definisi Operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 merekomendasikan IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik sekolah dasar hingga sekolah menengah dalam rangka mendukung sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan yang termuat dalam kurikulum pendidikan nasional (Sukarjo, 2005:124). Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar mengacu pada kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam memberikan materi pelajaran IPS yang telah direkomendasikan oleh Permendiknas, guru diharapkan mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat atau memilih ide yang inovatif untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Usaha untuk meningkatan proses pembelajaran IPS, diharapkan dapat tercapai apabila guru mampu menerapkan model Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenang. Menurut Rosdijati (2010)


(21)

menekankan pembelajaran aktif dan kondusif sekarang ini dikenal dengan istilah PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan), untuk memenuhi pembelajaran PAIKEM tersebut, guru dituntut mengelola proses belajar mengajar yang dapat memberikan rangsangan pada siswa, supaya siswa tertarik untuk belajar karena siswalah yang menjadi subjek utama dalam kegiatan pembelajaran.

Kendala yang dihadapi dalam upaya memberikan pembelajaran IPS menurut observasi pertama yang peneliti lakukan pada tanggal 8 Januari 2013 pada kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan adalah penyajian materi dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi IPS. Ketika guru menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi, terlihat bahwa siswa cepat jenuh, bosan dan tidak memperhatikan penjelasan guru, kemudian di dalam kejenuhan tersebut siswa cenderung sibuk dengan dirinya sendiri, mereka kemudian mengalihkan perhatian dengan menggambar, bermain pensil, yang mereka anggap lebih menarik dan ketika diberi pertanyaan oleh guru siswa tersebut tidak bisa menjawab. Selain itu dari observasi tersebut juga menunjukkan siswa cenderung pasif, mereka tidak aktif menanyakan hal-hal yang belum jelas. Ketika guru memberi pertanyaan, respon yang diberikan siswa pun lama, hanya 4 siswa dari 26 siswa yang aktif menjawab, yang lain diam tidak memberikan respon dan guru sebagai penceramah tunggal yang diperhatikan oleh siswa.

Hasil observasi kedua yang peneliti lakukan pada tanggal 11 Januari 2013, ketika guru memberi tugas untuk membaca materi pemebelajaran menunjukkan 12


(22)

dari 26 siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan siswa tersebut sibuk dengan aktivitas yang lain, seperti menggambar, bermain pensil dan sibuk bercerita dengan teman sebangku. Ketika guru melontarkan pertanyaan tentang meteri yang telah dipelajari pada siswa, hanya 3 orang siswa saja yang bisa menjawab yang lain hanya diam dan tidak ada yang berusaha bertanya kepada guru atau teman. Didalam proses pembelajaran tersebut ketika guru mengajak siswa untuk membahas PR, hanya ada 4 siswa yang mengemukakan pendapatnya. Dari observasi tersebut guru juga terlihat kesulitan untuk melatih siswa aktif dan berani bercerita, hal ini dibuktikan ketika guru meminta siswa untuk maju bercerita mengenai pengalamannya, siswa cenderung diam ketika sudah berada di depan kelas, ketika guru meminta siswa untuk bertanya materi pelajaran yang bagi mereka belum jelas, tidak ada satupun siswa yang berani bertanya. Metode pembelajaran yang digunakan guru ketika proses pembelajaran saat itu adalah metode ceramah. Guru tidak menggunakan media untuk memperjelas materi. Dari keseluruhan hasil observasi yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa siswa cenderung pasif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 di SD Kanisius Wirobrajan yang dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2013. Guru mengatakan bahwa hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Guru juga memberi alasan rendahnya hasil belajar IPS karena mungkin pelajaran tersebut terlalu abstrak untuk anak kelas 1. Guru juga mengeluh mengenai keaktifan siswa yang sangat kurang, ketika ditanya materi apa yang belum jelas, siswa hanya diam.


(23)

Berdasarkan data yang peneliti peroleh, KKM untuk mata pelajaran IPS kelas 1 adalah 72, dan menurut data hasil belajar siswa pada tahun 2010/2011 hanya 20 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 55,55% dan 16 siswa tidak mencapai KKM dengan persentase 44,45% sedangkan nilai rata-rata kelasnya 65,33. Dilihat dari banyaknya jumlah siswa yang belum mencapai KKM, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan.

Dari hasil observasi dan wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kurangnya keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Oleh karena hal tersebut menurut Usman (2003:15-16) guru sebaiknya mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, efektif dan kondusif sehingga mampu membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Usman (2003 : 20-31) mengatakan bahwa dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan siswa yakni : (1) melibatkan siswa secara aktif; (2) menarik minat dan perhatian siswa; (3) membangkitkan motivasi siswa; (4) prinsip individualisme; (5) alat peraga atau media dalam pembelajaran. Selain memenuhi lima variabel diatas, guru juga diharapkan mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan proses pembelajaran IPS.

Upaya meningkatkan proses pembelajaran yang memenuhi lima variabel yang dikatakan oleh Usman tersebut dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Usman (2003:47) juga berpendapat bahwa manfaat media diantaranya adalah menarik minat peserta didik,


(24)

membuat pelajaran lebih menetap dan tidak mudah dilupakan, dan memberi pelajaran yang nyata. Penggunaan media pembelajaran diharapkan mempunyai pengaruh yang baik untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan media, ketidakjelasan bahan ajar yang akan disampaikan dapat diperjelas. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikonkretkan, dan apa yang belum jelas tentang materi yang disampaikan oleh pendidik dapat diperjelas oleh media.

Dalam mengatasi permasalahan kurangnya keaktifan dan rendahnya prestasi belajar yang dibuktikan dari hasil observasi dan wawancara, peneliti menerapkan pembelajaran menggunakan media audio-visual. Menurut Ahmad (2000:12) keunggulan media audio-visual adalah (a) memberikan dasar pengalaman konkret bagi pemikiran dengan pengertian-pengertian abstrak; (b) mempertinggi perhatian anak; (c) memberikan realitas sehingga mendorong adanya self activity; (d) memberikan hasil yang permanen; (e) memperbanyak perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami. Selain dilihat dari manfaat media audio-visual, peneliti menggunakan media audio-visual jugadikarenakan guru belum menggunakan media

audio-visual dalam pembelajaran. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh Figaritis (2012) terbukti bahwa media visual berhasil meningkatkan prestasi belajar bagi siswa SD. Sedangkan, penelitian oleh Ratnasari (2012), menunjukkan bahwa media audi- visual dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan dalam menyimak cerita bagi siswa kelas V SD. Penelitian oleh Risana (2010) membuktikan bahwa media audio visual dapat meningkatkan kektifan dan kemampuan membaca puisi, dan penelitian oleh Rinanta (2011) terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan


(25)

hasil belajar Geografi. Oleh sebab itu peneliti memilih menerapkan media audio-visual untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan.

Media audio-visual dapat digunakan oleh guru untuk memanfaatkan waktu secara efektif, efisien, serta mampu menyampaikan pesan dengann tepat. Pemahaman siswa terhadap konsep, fakta, dan prinsip dalam pembelajaran IPS yang guru sajikan dirasa masih kurang. Oleh karena itu penggunaan media audio visual yang diterapkan dalam pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sehingga memudahkan siswa kelas I SD dalam memahami materi pada mata pelajaran IPS.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar melalui media audio- visual pada mata pelajaran IPS kelas I Sekolah Dasar. Mata pelajaran IPS di tematikan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia tetapi fokusnya pada mata pelajaran IPS saja yang khususnya pada standar kompetensi mendiskripsikan lingkungan rumah dan kompetensi dasar menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga.

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Bagaimana penggunaan media audio- visual dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan?


(26)

1.3.2 Bagaimana penggunaan media audio- visual dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan?

1.4 Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar kelas I SD Kanisius Wirobrajan semester II tahun pelajaran 2012/2013 akan dipecahkan dengan menggunakan media audio-visual.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Untuk mengetahui bagaimana media audio visual dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan.

1.5.2 Untuk mengetahui bagaimana media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi peneliti

Dapat memperoleh pengalaman melakukan PTK khususnya dalam menggunakan media audio visual pada mata pelajaran IPS SD Kanisius Wirobrajan kelas IB semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

1.6.2 Bagi siswa

Dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan media audio-visual.


(27)

1.6.3 Bagi guru

Dapat memberikan informasi mengenai upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IB semester 2 SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dengan menggunakan media audio-visual.

1.6.4 Bagi sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam mempertimbangkan pembelajaran, serta dapat menambah dokumen hasil penelitian, sehingga bisa digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran jika terdapat permasalahan dalam keaktifan dan prestasi belajar siswa.

1.7 Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda, beberapa istilah yang diberi batasan pengertian dalam penelitian ini :

1.7.1 Keaktifan belajar

Keaktifan belajar siswa adalah aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari ( Widharyanto, dkk : 2003). 1.7.2 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.


(28)

1.7.3 Media audio visual

Media audio-visual adalah suatu media yang terdiri atas media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar (Rinanto, 1982 : 21).


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan dengan landasan teori meliputi: (2.1) Kajian Pustaka, (2.2) Penelitian yang Relevan, (2.3) Kerangka Berfikir, (2.4) Hipotesis Tindakan.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Keaktifan

Mulyono (2001 : 26 ) mengatakan bahwa keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan- kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Ketika siswa pasif dan hanya menerima informasi dari guru saja, akan cenderung cepat melupakan materi yang telah diberikan oleh guru. Untuk itu perlu perangkat pembelajaran tertentu untuk dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari guru seperti media pembelajaran ataupun alat peraga. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa merupakan subjek yang banyak melakukan kegiatan, sehingga kegiatan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Keaktifan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini ditegaskan oleh Yamin (2007:80–81) yang menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat


(30)

dilaksanakan manakala : (1) pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, (2) guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar, (3) tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), (4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, (5) melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Dengan demikian keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.

2.1.1.1 Jenis – Jenis Keaktifan

Menurut Paul D. Dierich (dalam Martinis Yamin 2007: 84 - 86) keaktifan siswa dalam belajar dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok kegiatan pembelajaran yaitu siswa terlibat dalam proses pembelajaran seperti dalam kegiatan-kegiatan visual yaitu dapat dikemas dalam kegiatan-kegiatan menggambar, eksperimen, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. Di dalam pembelajaran juga dapat dilakukan kegiatan lisan seperti memberi saran kepada siswa lain, diskusi kelompok, ataupun kegiatan wawancara, didalam kegiatan lisan tersebut pasti ada unsur – unsur kegiatan mendengarkan orang lain ketika bercerita ataupun ketika mengemukakan pendapat, dari kegiatan mendengarkan siswa langsung dapat masuk dalam kegiatan menulis dan merangkum dari hasil yang didengar dari wawancara ataupun hasil dari diskusi bersama siswa lain. Dari kegiatan-kegiatan tersebut siswa dapat memecahkan


(31)

masalah-masalah dengan menganalisis factor-faktor dan mampu membuat keputusan. Jadi dalam kegiatan-kegiatan yang diungkapkan oleh Paul D. Dierich dapat membantu siswa lebih aktif di dalam pembelajaran, karena siswa banyak dilibatkan dalam proses pembelajaran.

2.1.1.2Kegiatan – kegiatan yang mempengaruhi Keaktifan Siswa Belajar

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dapat merangsang bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih berpikir kritis, dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari. Menurut Gagne dan Briggs ( dalam Yamin, 2007: 84 ) kegiatan yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu memberi motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menjelaskan kemampuan dasar yang harus dicapai oleh siswa, mengingatkan kompetensi prasyarat, memberi stimulus atau topik yang akan dipelajari, memberi petunjuk cara mempelajarinya, memunculkan aktivitas partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, memberikan umpan balik, memberikan tes untuk memantau kemampuan siswa, dan yang terakhir membuat kesimpulan di akhir pelajaran. Dengan demikian kegiatan yang dapat menumbuhkan siswa aktif dalam pembelajaran dapat dijadikan acuan ketika guru mengajar, agar dalam proses pembelajaran siswa dapat lebih aktif terlibat, dan siswa menjadi subjek utama dalam pembelajaran.


(32)

2.1.1.3 Indikator Keaktifan siswa

Menurut Dimyati & Mudjiono (2006:45) indikator keaktifan mencakup di antaranya: mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan, memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakan tugas rumah, berdiskusi dalam kelompok, melibatkan diri dalam proses tanya jawab, serta terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran. Sedangkan menurut Hariyanto (2011:239-240) peran guru dan siswa dalam pembelajaran PAKEM tentang indikator keaktifan siswa meliputi kesiapan diri untuk menghadapi pembelajaran, mengemukakan gagasan dan melakukan penilaian. Kesiapan diri untuk menghadapi pembelajaran terletak pada tata tertib di kelas dan mencatat hal-hal penting yang dijelaskan guru. Mengemukakan gagasan dapat dikatakan suatu kegiatan aktif ketika siswa mampu mempertanyakan kembali gagasan, mengemukakan gagasan secara spontan dan menyanggah gagasan.

Sudjana (2009:61) juga berpendapat bahwa keaktifan para siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: dalam kegiatan belajar mengajar siswa seharusnya turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya dan terlibat dalam pemecahan masalah, siswa juga harus mampu bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Selain itu siswa juga dituntut untuk berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya. Dalam kegiatan belajar siswa mampu melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan


(33)

petunjuk guru, kemudian menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya selama diskusi kelompok, siswa juga dituntut untuk melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, dan mendapat kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan hasil diskusi kelompok studi yang sama-sama meneliti variabel keaktifan tentang beberapa indikator keaktifan siswa dari para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan indikator keaktifan siswa dalam kegiatan belajar adalah:

a. Bertanya kepada guru dan atau teman tentang materi pembelajaran IPS saat proses pembelajaran. Hal ini ditandai dengan melihat indikator lain yang meliputi: melibatkan diri dalam proses tanya jawab dan bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

b. Mengemukakan gagasan dalam berdiskusi. Indikator tersebut ditandai dengan melihat indikator lain yang meliputi: berdiskusi dalam kelompok dan mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok. Mengemukakan gagasan dapat dikatakan suatu kegiatan aktif ketika siswa mampu:mempertanyakan kembali gagasan, mengemukakan gagasan secara spontan dan menyanggah gagasan, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

c. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Indikator tersebut ditandai dengan melihat indikator lain yang meliputi: Dalam kegiatan belajar mengajar siswa turut serta dalam


(34)

melaksanakan tugas belajarnya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya.

Beberapa indikator tidak kami gunakan dalam lembar observasi keaktifan karena tidak mampu menunjukkan suatu kegiatan aktif ketika dilihat secara langsung. Indikator yang tidak kami gunakan meliputi: mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan, memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakan tugas rumah, kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya, menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, terlibat dalam pemecahan masalah, dan melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.

Indikator lain yang juga tidak kami gunakan adalah menyimpulkan pembelajaran karena kegiatan tersebut tidak terlihat selama proses pembelajaran, tetapi ada di akhir pembelajaran. Lebih lanjut lagi peneliti tidak menggunakan indikator kesiapan diri untuk menghadapi pembelajaran karena kegiatan tersebut tidak mampu menunjukkan keaktifan siswa melainkan minat siswa terhadap pembelajaran.

2.1.2 Prestasi Belajar 2.1.2.1 Pengertian belajar:

Belajar lebih menghasilkan perubahan ketika siswa berinteraksi aktif dengan lingkungannya, pengetahuaannya pun lebih bersifat konkrit karena dalam dunia nyata. Learning is an enduring change in behavior, or in the capacity to behave in a


(35)

given fashion, which result from practice or other forms of experience (Dale,2000). Belajar adalah perubahan yang terjadi secara terus- menerus terhadap tingkah laku, atau pada kemampuan untuk bertingkah laku pada bentuk tertentu, yang merupakan hasil dari latihan atau bentuk pengalaman lain. Belajar dapat lebih bermakna ketika terjadi perubahan perilaku dan siswa dapat belajar dengan ketrampilannya sendiri.

2.1.2.2 Prestasi Belajar

Dalam kamus bahasa Indonesia Kontemporer (1992:1190) prestasi belajar dalah pengusaan pengetahuan ketrampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes. Menurut Arifin (2011) mengemukakan bahwa prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap sesorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi hanya dibatasi dalam bidang pendidikan khususnya pengajaran. Jadi, prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Fungsi prestasi belajar adalah sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Prestasi belajar juga sering dikatakan sebagi bahan infomasi dalam inovasi pendidikan dan dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa.


(36)

2.1.3 Media Pembelajaran

2.1.3.1 Pengertian media pembelajaran

Azhar (2010) mengutarakan bahwa kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harafiah berarti „tengah‟, „pengantar‟. „perantara‟. Dalam

Bahasa Arab, media disebut wasail bentuk jama dari wasila yang sinonim alwasath

yang artinya juga „ tengah „. Kata tengah itu sendiri berarti juga di antara dua sisi, maka disebut sebagai „ perantara‟ (wasilah) atau mengantarai dua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lain. Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. ( Munadhi, 2008: 6-7) sedangkan Danim (1995:7) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Dengan demikian media pembelajaran adalah alat perantara untuk menyalurkan pesan ataupun materi pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga tercipta belajar yang efektif dan efisien.

2.1.3.2 Media audio visual

Menurut Nugraha ( 2005:7) ada berbagai jenis media antara lain media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia. Rinanto (1982) mengatakan audio visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan


(37)

media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar. Jadi media audio visual merupakan media untuk menyampaikan pesan ataupun materi ajar yang berupa gambar dan suara dipadukan menjadi satu.

Ada kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, menurut Kustandi (2011:86) pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yang mengacu pada tiga ranah kognitif, tepat untuk mendukung isi pembelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, praktis dan luwes dalam berbagai kondisi, serta guru harus terampil dalam menggunakannya agar siswa tidak kebingungan dalam menerima materi pembelajaran yang disajikan menggunakan media. Pengelompokan sasaran juga harus diperhatikan untuk kelompok besar dan kelompok kecil. Mutu teknis seperti gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan menurut aturan yang baik dan benar.

2.1.4 Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

Sofa (2010) menyatakan bahwa IPS merupakan penelaahan atau kajian tentang masyarakat. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial yang begitu luas, dan disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut penjelasan UU Sikdiknas pasal 37(dalam Supriya 2009:45) mengatakan bahwa IPS dimaksud untuk mengembangkan pengetahuan,


(38)

pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.

Dengan bertolak dari uraian di atas, kegiatan pembelajaran IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa. Oleh karena itu, guru IPS sebaiknya sungguh-sungguh memahami bidang studi IPS itu.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian keaktifan sudah banyak diteliti. Akan tetapi hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi. Beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian adalah penelitian Ratnasari (2012), Figaritis (2012), Risana (2010), Rinanta (2011).

Ratnasari ( 2012 ) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Audiovisual dalam mengidentifikasi unsur cerita siswa kelas V SD Negeri Taji, Klaten tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian tersebut ternyata menunjukkan terdapat peningkatan pada minat dan pretasi belajar setelah diadakan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal rata-rata minat siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan media audiovisual adalah 8,50. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan media audiovisual, rata-rata minat siswa menjadi 11,97. Pada siklus II, rata-rata minat siswa meningkat menjadi 14,84 dalam skala 0-20. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan menggunakan media audiovisual,


(39)

nilai rata-rata siswa kelas V tahun pelajaran 2010/2011 adalah 60,36 dan persentase yang mencapai KKM yaitu 35,72%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 71,60 dan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 79,16%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II, rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 78,85 dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 87,5%. Perbedaannya terdapat pada meningkatan minat, sedangkan penulis ingin meningkatkan keaktifan.Persamaannya terdapat pada penggunaan media audio visual dan meningkatkan prestasi belajar.

Figaritis ( 2012) melakukan penelitian Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Kelas II dengan Menggunakan Media Visual di SD N Karangtengah 3 Kota Blitar. Berdasarkan observasi pembelajaran IPS kelas II SD N Karangtengah 3 Kota Blitar, diperoleh nilai yang sangat rendah, dari 25 siswa hanya 8 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM, sedangkan 17 siswa belum tuntas belajar. Hal ini dikarenakan guru menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media saat kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian dengan menerapkan media visual menunjukkan adanya peningkatan dalam aktivitas siswa.Pada siklus I, nilai akhir siswa kelas II dalam pembelajran IPS menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal adalah 64. Persentase ketuntasan ketuutasan belajar siswa adalah 56% atau sebanyak 14 siswa telah tuntas belajar. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebesar 44% atau sebanyak 11 siswa yang belum tuntas belajar.Hal tersebut menunjukan bahwa persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar hanya 56% dan persentase tersebut masih belum mencapai ketuntasan yang ingin dicapai


(40)

yaitu minimal 65%. Dalam siklus yang ke II, nilai rata – rata hasil belajar siswa secara klasikal adalah 72. Persentase ketuntasan klasikal satu kelas adalah sebesar 84% atau sebanyak 21 siswa telah tuntas belajar.Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebeasr 16% atau sebanyak 4 siswa yang belum tuntas belajar.Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan media visual dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Ada persamaan dalam penelitian tersebut yaitu sama – sama meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa, sedangkan perbedaannya peneliti menggunakan media visual dan penulis menggunakan media audio visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Risana (2010) melakukan penelitian Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Membaca Puisi dengan Media Audio Visual Pada siswa Kelas VII C SMP Negeri Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2010/2011.Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pracimantoro yang berjumlah 31 siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan mulai dari survei awal, siklus I, siklus II, dan siklus III.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes/pemberian tugas, wawancara, dan analisis dokumen. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran membaca puisi melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Pracimantoro(2) terdapat peningkatan kualitas hasil


(41)

pembelajaran membaca puisi melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Pracimantoro (a) meningkatnya keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan apersepsi. Pada siklus I, keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan apersepsi sebesar 58%.Pada siklus II, persentase keaktifan siswa tersebut meningkat menjadi 64%.Pada siklus III, persentase keaktifan siswa meningkat lagi menjadi 80%; (b) meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada siklus I, minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran sebesar 45%, pada siklus II sebesar 67% dan pada siklus III meningkat menjadi 83%; dan (c) meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi pada siklus I sebesar 48% pada siklus II menjadi 51% pada siklus II dan akhirnya meningkat lagi menjadi 77% pada siklus III. Peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari skor atau nilai pekerjaan siswa pada tiap siklusnya.Pada siklus I, kualitas pembacaan puisi siswa yang sudah memenuhi standar kelulusan sebesar 48%.Pada siklus II, terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya menjadi 74% terhadap nilai kelulusan siswa.Pada siklus III, persentase kelulusan siswa sudah menjadi 77%. Dari penelitian ini ada kesamaan penggunaan media audio visual dan peningkatan keaktifan.Perbedaan dalam penelitian tersebut adalah pada peningkatan kemampuan membaca puisi sedangkan penulis meneliti peningkatan prestasi belajar.

Rinanta (2011) melakukan penelitian Pemanfaatan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Kelas X di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Gedongtengen Yogyakarta. Terjadi peningkatan dan hasil belajar dalam penelitian tersebut. Bukti-bukti yang menunjukkan


(42)

peningkatan keaktifan dan hasil belajar geografi setelah menggunakan media audio visual adalah sebagai berikut: (1) jumlah siswa aktif dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan antara lain; jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan melalui audio visual meningkat dari siklus I (66,7%), siklus II (100%) dan siklus III (100%), mencatat penjelasan materi dari media audio visual siklus I (66,7%), siklus II (100%) dan siklus III (100%), menjawab pertanyaan dari guru secara spontan siklus I (33,3%), siklus II (50%) dan siklus III (83,3%), mengajukan pertanyaan siklus I (33,3%), siklus II (50%) dan siklus III (66,7%), menanggapi respons siswa lain siklus I (50%), siklus II (66,7%) dan siklus III (83,3%), menjawab dengan ditunjuk siklus I (0%), siklus II (50%) dan siklus III (83,3%), memperhatikan penjelasan guru siklus I (83,3%), siklus II (100%) dan siklus III (100%), melaksanakan tugas siklus I (100%), siklus II (100%) dan siklus III (100%), dan berkurangnya aktivitas pasif siklus I (50%), siklus II (33,3%) dan siklus III (16,7%). (2) rata-rata nilai meningkat dari siklus I (61,67 ) siklus II (86,67) Siklus III (92,5). Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Gedongtengen Yogyakarta. Dari penelitian ini ada kesamaan penggunaan media audio visual dan peningkatan keaktifan.Perbedaan dalam penelitian tersebut adalah pada peningkatan hasil belajar sedangkan peneliti ingin meneliti peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.


(43)

Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas tentang keaktifan dan prestasi belajar sudah banyak dilakukan. Perbedaannya setiap penelitian tersebut mempunyai tindakan yang berbeda-beda, sehingga hasilnya pun juga berbeda. Namun penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini masih relevan untuk diteliti meskipun sudah banyak peneliti lain yang meneliti keaktifan dan prestasi belajar, namun penelitian ini bisa jadi pelengkap dari penelitian-penelitian yang sudah ada. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi alternatif peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS. Dilihat dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Febriyanti, Rinanta, Figaritis, dan Ratnasari dengan menggunakan media visual ataupun menggunakan media audio-visual telah berhasil meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. Dilihat dari penelitian-penetian tersebut peneliti juga menggunakan media audio-visual untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester II SD Kanisius Wirobrajan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1


(44)

Gambar 2.1: Diagram Penelitian yang Relevan Keaktifan dan Prestasi Belajar

Keaktifan Prestasi Belajar

Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas I SD Kanisius Wirobrajan Menggunakan Media audio-visual

Figaritis (2012)

Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Kelas II dengan Menggunakan Media Visual di SD N Karangtengah 3 Kota Blitar

Risana Febriyati (2010)

Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Membaca Puisi dengan Media Audio Visual Pada siswa Kelas VII C SMP Negeri Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2010/2011

Rinanta (2011)

Pemanfaatan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Kelas X di Madrasah Aliyah Muhammadiyah

Gedongtengen Yogyakarta Ratnasari (2012)

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Audiovisual dalam mengidentifikasi unsur cerita siswa kelas V SD Negeri Taji, Klaten tahun pelajaran 2011/2012


(45)

Gambar 2.1 merupakan diagram penelitian yang relevan. Diagram tersebut menjelaskan bahwa terdapat beberapa penelitian, salah satunya penelitian yang telah dilakukan oleh Febriyanti yang meneliti tentang variabel keaktifan dan kemampuan membaca puisi pada siswa kelas VII SMP dengan menggunakan media audio-visual. Penelitian yang dilakukan oleh Figaritis yang meneliti tentang hasil belajar IPS pada kelas II menggunakan media visual, dan penelitian yang dilkukan oleh Ratnasari, beliau meneliti tentang varabel minat dan prestasi belajar menggunakan media audio-visual dalam mengidentifikan unsur cerita siswa kelas V SD. Pada kolom tengah terdapat penelitian yang dilakukan oleh Rinanta, beliau meneliti tentana pemanfaatan media audio-visual untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Geografi kelas X. Pada kolom paling bawah merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada penelitian yang relevan yang telah membuktikan bahwa penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Rendahnya keaktifan dan prestasi belajar menurut hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan dikarenakan guru mengunakan metode ceramah ketika menyampaikan materi pembelajaran. Guru juga tidak menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga para siswa cenderung bosan dan tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, mereka mengalihkan perhatian dengan menggambar, bermain pensil, ngobrol dengan teman sebangku yang mungkin menurut mereka kegiatan tersebut lebih menarik. Kegiatan belajar siswa seharusnya


(46)

dapat dirancang dalam kegiatan belajar yang menarik sehingga dapat membuat siswa menjadi aktif dalam belajar, dan prestasinya juga dapat meningkat. Didalam menyampaikan materi pembelajaran guru dapat menggunakan media untuk menyalurkan materi agar lebih menarik. Media pembelajaran tersebut merupakan alat untuk menyalurkan materi pelajaran secara terencana agar materi tersebut dapat dipahami oleh siswa, sehingga dalam belajar siswa tidak berfikir secara abstrak. Ada beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyalurkan materi salah satunya adalah media pembelajaran yang berupa media audio-visual.

Media audio-visual tersebut dapat digunakan untuk menyalurkan materi pembelajaran dengan memberikan dasar-dasar yang konkrit dalam pengertian yang abstrak, mempertinggi perhatian anak, memberikan realitas sehingga mendorong adanya self activity, memberikan hasil yang permanen, memperbanyak perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami. Di dalam proses pembelajaran, disajikan dengan menayangkan video yang berisi gambar-gambar konkrit yang sebagian besar gambar tersebut merupakan gambar peristiwa penting yang pernah dialami oleh siswa sendiri maupun bersama dengan keluarga, disertai dengan lagu yang berjudul “keluarga cemara”, lagu tersebut mampu menanamkan rasa cinta terhadap keluarga pada diri setiap siswa. Dari lagu tersebut siswa juga dapat memahami bahwa setiap peristiwa penting yang dialami bersama dengan keluarga merupakan peristiwa yang bermakna. Dengan menggunakan media audio-visual siswa dapat terbantu untuk berfikir secara kongkrit dan dapat belajar untuk


(47)

lebih aktif dalam mengungkapkan pendapat dengan bahasa mereka sendiri, karena bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, seseorang dapat mengenal dirinya sendiri, budaya, dan orang lain. Agar keaktifan dan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS kelas I SD K Wirobrajan dapat meningkat seperti yang diharapkan. Peneliti bermaksud menggunakan media audio-visual

dalam kegiatan pembelajarannya. Peneliti yakin media audio-visual tersebut dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas I semester II pada mata pelajaran IPS.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan media pembelajaran yang dipakai peneliti, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini. Penggunaan media audio-visual

dengan menayangkan video yang disertai dengan lagu yang berjudul Keluarga Cemara, lagu tersebut sesuai dengan tema yang diajarkan yaitu tema Keluarga. Video tersebut juga berisi gambar-gambar kongkrit tentang materi peristiwa-peristiwa penting yang pernah dialami dalam keluarga. Video yang berisi lagu dan gambar-gambar kongkrit tersebut untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan melalui kegiatan pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa yaitu bertanya pada guru dan atau teman, mengungkapkan gagasan dalam berdiskusi, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Penggunaan media audio-visual dengan menayangkan video yang berisi lagu dan gambar-gambar konkrit tersebut juga


(48)

digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan.


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukan tentang metode penelitian. Hal-hal yang terkait dengan metode penelitian adalah: (3.1) jenis penelitian, (3.2) setting penelitian, (3.3) rencana penelitian, (3.4) instrumen penelitian, (3.5) teknik pengumpulan data, (3.6) teknik analisis data, (3.7) indikator keberhasilan.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas ). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran di kelas yang mungkin belum efektif, dan juga bertujuan untuk mutu hasil pendidikan. Menurut Susilo (2007 : 16). PTK adalah penelitian yang dilakukan guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Namun berbeda dengan Kusumah dan Dedy (2010:9) yang menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru. Sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Penelitian ini merupakan penelitian untuk menemukan cara meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah, dan dilakukan oleh guru di kelas itu sendiri


(50)

yang memang sungguh-sungguh mengetahui kondisi peserta didik, dalam PTK ini guru bisa berkolaboratif dengan guru yang lain untuk melaksanakan atau memperbaiki kondisi pembelajaran di kelasnya.

Prosedur penelitian yang akan di tempuh mempunyai empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang sangat berkaitan dalam satu siklus. Penelitian ini menggunakan siklus yang diterapkan oleh Arikunto (2006:16) dari tahap – tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1: Siklus PTK model Kemmis dan Taggart Arikunto (2006:16)

Setiap siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas meliputi 4 tahapan. Arikunto, (2006:17-19) menjabarkan keempat tahapan tersebut sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi

Perencanaan Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Pengamatan

Siklus I

Siklus II


(51)

1. Perencanaan

Peneliti menyusun rencana tindakan pada tahap ini. Tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, pelaksanaan dalam penelitian ini adalah guru kelas dan peneliti menjadi operator dan observer dalam kegiatan penelitian. Pelaksanaan tindakan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini guru harus berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. 3. Pengamatan (observasi)

Tahap ketiga yaitu pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan ini dilakukan pada saat proses pelaksanaan tindakan. Ketika guru sedang melakukan tindakan, tentunya ia tidak sempat menganalisis peristiwa yang sedang terjadi. Oleh karena itu peneliti meminta bantuan pada teman kelompok studi untuk mengamati proses pembelajaran ketika guru melakukan tidakan. Peneliti juga mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada siklus ini.


(52)

4. Refleksi

Tahap keempat ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

3.2 Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Wirobrajan yang terletak di Jl. Hos Cokroaminoto, Wirobrajan, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yakni bulan Januari-Juli 2013.

3. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IB SD Kanisius Wirobrajan semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 siswa.

4. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS melalui media audio visual pada materi menceritakan kembali peristiwa penting dalam keluarga siswa kelas IB SD Kanisius Wirobrajan tahun pelajaran 2012/2013.


(53)

3.3 Rencana Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Proses pelaksanaan tindakan bertahap dan diharapkan dapat berhasil. Siklus yang pertama akan dilaksanakan dengan menggunakan, media audio-visual. Setiap akhir siklus akan diadakan evaluasi dan tes. Sebelum dilaksanakan siklus maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan didalam pelaksanaan siklus.

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobajan untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas I B untuk memperoleh gambaran mengenai tingkahlaku siswa.

c. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran mengenaikeaktifan dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. d. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas adalah kurangnya keaktifan

dalam bercerita didepan kelas dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS. e. Menganalisis masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang

disampaikan disampaikanguru kurang menarik dan menggunakan metode ceramah. Hal ini disebabkan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran IPS menggunakan metode yang membosankan. Guru juga hanya menggunakan media papan tulis saja tanpa menggunakan media yang lain yang lebih menarik perhatian siswa. Peneliti akan mencoba meningkatkan keaktifan


(54)

dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS menggunakan media

audio-visual.

f. Merumuskan masalah g. Merumuskan hipotesis

h. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus

i. Membuat gambaran awal mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IB ada mata pelajaran IPS.

3.3.1 Prosedur Penelitian pada Siklus I

Setelah diperoleh gambaran permasalahan didalam pembelajaran, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:

1. Siklus 1

a. Siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dimana setiap kali petemuaan beralokasikan waktu 2JP (2x35 menit)

b. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran IPS menggunakan media audio visual dengan langkah-langkah:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.

2. Menyiapkan media pembelajaran yaitu menggunakan media audio visual

3. Menyusun rancangan evaluasi tes dan rubrik penilaian 4. Melakukan kolaborasi bersama guru.


(55)

c. Pelaksanaan tindakan

Guru melaksanakan tidakan dari RPP yang telah dibuat oleh peneliti menggunakan media audio visual.

d. Observasi.

Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung 1. Mengobservasi keaktifan siswa dengan menggunakan

lembar pengamatan yang telah tersedia.

2. Melaksanakan ulangan atau tes untuk mengukur keberhasilan siswa

3. Mendokumentasi proses belajar mengajar e. Refleksi

Setelah pengamatan atau observasi maka hasil tes tertulis siswa dinilai. Hasil tes tersebut nantinya digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan variabel yang akan diteliti, untuk variabel keaktifan akan diteliti menggunakan lembar observasi, dan untuk prestasi belajar akan diukur menggunakan tes. Pada instrument penelitian dibagi menjadi dua yaitu: (1) Instrumen tes, (2) instrumen non tes. Instrument tersebut secara singkat dituliskan pada tabel 3.1.


(56)

Tabel 3.1: Variabel dan Instrumen Penelitian

No Variabel Indikator Data Jenis

Pengum-pulan

Instrumen

1 Keaktifan 1. Bertanya kepada guru dan atau teman.

2. Mengemukakan gagasan dalam berdiskusi.

3. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Jumlah siswa yang terlibat Non tes Pengamatan dan wawancara Lembar pengamatan, dan panduan wawancara

2 Prestasi belajar siswa

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

Nilai tes evaluasi siswa Non tes Tes tertulis Tes Non tes Lembar tes/ulangan siswa dan rubrik penilaian produk Nilai rata-rata kelas Nilai

tes evaluasi siswa

Tes tertulis

Tes Lembar tes/ulangan siswa dan rubrik penilaian 3.4.1Tes tertulis

Tes tertulis (lembar ulangan/evaluasi)

Soal tes tertulis (soal ulangan/evaluasi) berupa soal pilihan ganda yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi soal. Soal pilihan ganda berjumlah 20 nomor, yang masing-masing nomor mempunyai bobot satu (1).


(57)

Dengan ketentuan:

Skor 1 = jika jawaban benar Skor 0 = jika jawaban salah

Tabel 3.2: Kisi – kisi soal evaluasi

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Tema Indikator pencapaian Nomor soal

2.Mendiskripsikan lingkungan rumah 2.1 Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami

Keluarga 2.1.1 Mendiskripsikan perasaan ketika

mengalami peristiwa penting dalam keluarga 2.1.2 Menyebutkan peristiwa gembira yang pernah dialami dalam keluarga.

2.1.3. Menyebutkan peristiwa sedih yang pernah dialami dalam keluarga.

2.1.4 Menemukan contoh dalam hidup sehari –

hari tentang pengalaman dalam keluarga. 2.1.5 Mengidentifikasi kesesuaian peristiwa penting keluarga dalam gambar.

2.1.6 Membedakan pengalaman pribadi yang menyenangkan yang pernah dialami.

2.1.7 Membedakan pengalaman pribadi yang menyedihkan yang pernah dialami.

5,20, 31

7,16, 25, 26

2,4,21,23,22,34,35 ,37,14 1,3,29,24,33,32 9,12,17,40,11,15, 18,19 10,28,30,36,39 6,8,27,13,38

3.4.2 Non Tes

Penilaian non tes yang digunakan peneliti yaitu menggunakan lembar observasi keaktifan dan wawancara. Lembar pengamatan keaktifan disusun oleh peneliti bersama dengan teman sejawat kelompok keaktifan berdasarkan indikator-indikator keaktifan. Lembar pengamatan ini diisi oleh peneliti pada waktu kegiatan belajar


(58)

mengajar berlangsung. Wawancara dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung pada guru dan siswa.

3.4.2.1 Lembar Observasi Keaktifan

Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang semua indikator keaktifan yang telah dirumuskan bersama teman sejawat yang sama-sama meneliti variabel keaktifan. Indikator dalam lembar observasi keaktifan tersebut adalah bertanya kepada guru dan atau teman, mengemukakan gagasan dalam diskusi, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Lembar observasi tersebut diisi oleh peneliti menggunakan turus pada setiap proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi keaktifan dapat dilihat pada tabel 3.3.


(59)

Tabel 3.3: Lembar Observasi Keaktifan

No

Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

Bertanya kepada guru dan atau teman

Mengemukakan

gagasan dalam

berdiskusi

Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

1 PT

2 FD

3 DV

4 AY

5 ND

6 TT

7 NDI

8 KN

9 NDO

10 SL

11 FB

12 BL

13 EL

14 ST

15 ZH

16 FR

17 BM

18 SL

19 AV

20 JTH

21 RF

22 NL

23 TAT

24 FLR

25 ADR

26 SUD

Jumlah

3.4.2.2 Rubrik PenilaianAfektif

Rubrik penilaian afektif digunakan untuk mendapatkan nilai tentang percaya diri siswa ketika maju ke depan kelas untuk menceritakan peristiwa penting yang pernah dialami bersama keluarga. Rubrik penilaian tersebut diisi menggunakan skala skor 1 sampai dengan 5, namun untuk skor 3 tidak digunakan oleh peneliti karena skor 3 dianggap ragu-ragu. Kriteria untuk skor 1 berarti sangat kurang runtut tidak


(60)

runtut dalam bercerita, lafalnya tidak jelas, dan tidak ada sedikitpun interaksi dengan penonton. Untuk skor 2 berarti kurang runtut atau sedikit runtut dalam bercerita, lafal sudah kurang jelas, dan sudah ada sedikit interaksi dengan penonton walaupun tidak sering. Skor 4 berarti baik sudah runtut dalam bercerita walaupun masih ada sedikit yang terbolak-balik, sudah baik intonasi atau lafal dalam bercerita, dan interaksi dengan penonton sudah cukup sering. Skor 5 berarti sangat baik dan sangat runtut dalam bercerita, intonasi dan lafal sudah sangat jelas, dan interaksi dengan penonton sangat sering. Aspek penilaian yang dimasukkan dalam rubrik penilaian tersebut adalah keruntutan bercerita, intonasi/ lafal dalam bercerita,interaksi dengan penonton. Peneliti menggunakan aspek tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa ketika maju bercerita di depan kelas.Rubrik penilaian afektif tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4.


(61)

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Afektif Percaya Diri

No Nama Aspek Afektif Percaya Diri Jumlah skor Nilai

Keruntutan bercerita Intonasi/lafal dalam bercerita Interaksi dengan penonton

1 PT

2 FD

3 DV

4 AY

5 ND

6 TT

7 NDI

8 KN

9 NDO

10 SL

11 FB

12 BL

13 EL

14 ST

15 ZH

16 FR

17 BM

18 SL

19 AV

20 JTH

21 RF

22 NL

23 TAT

24 FLR

25 ADR

26 SUD

3.4.2.3 Rubrik Penilaian Psikomotor

Rubrik penilaian psikomotor digunakan untuk mendapatkan nilai perilaku peserta didik dalam menghargai teman ketika bercerita di depan kelas. Rubrik penilaian tersebut diisi menggunakan skala skor 1sampai 5, namun untuk skor 3 tidak digunakan oleh karena skor 3 dianggap ragu-ragu. Kriteria untuk skor 1 berarti sangat


(62)

kurang dalam memperhatikan teman ketika bercerita, memberi tanggapan dengan sopan, serius dalam memperhatikan teman ketika bercerita, untuk skor 2 berarti kurang dalam memperhatikan teman ketika bercerita, memberi tanggapan dengan sopan, serius dalam memperhatikan teman ketika bercerita , untuk skor 4 berarti baik dalam memperhatikan teman ketika bercerita, memberi tanggapan dengan sopan, serius dalam memperhatikan teman ketika bercerita, dan untuk skor 5 berarti sangat baik dalam memperhatikan teman ketika bercerita, memberi tanggapan dengan sopan, serius dalam memperhatikan teman ketika bercerita. Aspek penilaian yang dimasukkan dalam rubrik penilaian tersebut peneliti buat berdasarkan indikator psikomotor atau compassion yang ingin dicapai. Aspek yang terdapat dalam yang telah dibuat dan terdapat dalam rubrik penilaian psikomotor tersebut adalah memperhatikan ketika teman bercerita, memberi tanggapan dengan sopan, keseriusan dalam memperhatikan teman ketika bercerita. Peneliti menggunakan aspek tersebut bertujuan untuk menilai kepedulian antar peserta didik dengan cara menghargai teman ketika maju bercerita di depan kelas. Rubrik penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 3.5.


(63)

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Psikomotor

No Nama Aspek Psikomotor Jumlah

skor

Nilai

Memperhatikan teman ketika bercerita Memberi tanggapan dengan sopan Keseriusan dalam memperhatikan

1 PT

2 FD

3 DV

4 AY

5 ND

6 TT

7 NDI

8 KN

9 NDO

10 SL

11 FB

12 BL

13 EL

14 ST

15 ZH

16 FR

17 BM

18 SL

19 AV

20 JTH

21 RF

22 NL

23 TAT

24 FLR

25 ADR

26 SUD

3.4.2.4 Rubrik Penilaian Produk

Rubrik penilaian produk digunakan untuk mendapatkan nilai produk yang dihasilkan oleh peserta didik yang berupa karangan. Rubrik penilaian tersebut diisi menggunakan skala skor 1sampai 5, namun untuk skor 3 tidak digunakan oleh


(64)

peneliti karena skor 3 dianggap ragu-ragu. Kriteria untuk skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti kurang, skor 4 berarti baik, skor 5 berarti sangat baik. Aspek penilaian yang dimasukkan dalam rubrik penilaian produk karangan menurut Keraf (2007:87) tersebut adalah kejelasan cerita, keruntutan cerita, kerapian tulisan, kebersihan tulisan. Peneliti menggunakan aspek tersebut bertujuan untuk menilai karangan yang dibuat oleh peserta didik. Rubrik penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 3.6.


(65)

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Produk

No Nama Aspek Penilaian Produk Jumlah

skor Nilai Kejelasan cerita Keruntutan cerita Kerapian tulisan Kebersihan tulisan

1 PT

2 FD

3 DV

4 AY

5 ND

6 TT

7 NDI

8 KN

9 NDO

10 SL

11 FB

12 BL

13 EL

14 ST

15 ZH

16 FR

17 BM

18 SL

19 AV

20 JTH

21 RF

22 NL

23 TAT

24 FLR

25 ADR

26 SUD

3.4.2.5 Panduan Wawancara

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi awal dan akhir tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan prestasi belajar siswa. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I B SD Kanisius Wirobrajan. Panduan wawancara yang telah dibuat peneliti pada tabel 3.7


(66)

Tabel 3.7 Panduan Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah peserta didik sering bertanya tentang pelajaran yang belum dipahami?

2. Apakah peserta didik menyelesaikan tugas dengan baik?

3. Apakah peserta didik aktif proses pembelajaran berlangsung?

4. Apakah peserta didik menyukai pelajaran IPS?

5. Apa metode yang digunaka ketika mengajar?

6. Berapa rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik untuk mata pelajaran IPS?

3.5Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Validitas

Menurut Masidjo (2010:242) validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid dapat dilihat dari keadaan dirinya dan setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Apabila setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu. Adapun validitas yang sering digunakan dalam penelitian menurut Masidjo (2010:243) yaitu: Validitas isi (Content Validity) adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Validitas kontruksi (Construct Validity) adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana suatu tes atau alat pengukur sesuai


(67)

dengan konsep yang seharusnya menjadi isi tes tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut. Sedangkan validitas eksternal dikemukan oleh Sugiyono (2009:129) yaitu suatu validitas yang diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian tentang peningkatan keaktifan siswa kelas I ini diuji dengan expert judgement. Menurut Sugiyono (2009: 125) yang dimaksud dengan expert judgement adalah menguji instrumen dengan melakukan penyimpulan pendapat dari para ahli. Expert Judgement ini dilakukan dengan mengacu dari buku-buku referensi tentang keaktifan siswa lalu dikonsultasikan pada dosen pembimbing kemudian divalidasikan kepada dosen, kepala sekolah, dan guru. Sedangkan validitas soal evaluasi menggunakan validitas eksternal. Validitas eksternal dilaksanakan dengan membuat instrumen penelitian yang sebaik mungkin dan selanjutnya dikonsultasikan kepada para ahli, kemudian diujikan dilapangan. Setelah diujikan dilapangan kemudian validitas suatu tes dihitung dengan SPSS 16.

3.5.2 Reliabilitas

Menurut Masidjo (2010: 310), reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan tetap. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien


(68)

reliabilitas yang disebut koefisien reliabilitas atau rtt. Koefisien reliabilitas dinyatakan

dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 samapi 1,00. Untuk memberi arti koefisien reliabilitas yang diperoleh dipakai ancar-ancar besar koefisien, seperti yang telah disebutkan pada tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8: Tabel Koefisien Korelasi Koefisien korelasi Kualifikasi 0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Negatif-0,20 Sangat rendah

Reliabilitas soal akan dihitung dengan menggunakan SPSS, setelah diperoleh hasil pengerjaan soal tes evaluasi yang dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan pada kelas II dan telah dihitung validitasnya. Kemudian peneliti akan menggunakan soal yang sudah valid untuk menghitung reliabilitas dan soal tersebut akan digunakan untuk penelitian di SD Kanisius Wirobrajan.

3.5.1.1 Validitas Instrumen soal

Peneliti melakukan validitas empiris yang berjumlah 40 soal pilihan ganda. Empat puluh soal tersebut dibuat oleh peneliti berdasarkan indikator soal evaluasi yang telah dibuat, kemudian 40 soal tersebut diuji empiris pada 30 siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan, untuk indikator dan nomor soal sebelum dan sesudah validitas dapat dilihat pada tabel 3.9


(1)

a ,.//

h

a

8l,zr

,"nr,.fr.A/. alrrnr.ZQ,

Soal Evaluasi

'

Keriakan soal dibawah ini dengan memberi tanda silang (x) pada

jawaban yang benar!

1. Ketika kakek meniggal dunia, peristiwa tersebut merupakan

peristiwa...

a. Menyenangkan

)(

Menyedihkan

c.

Mengharukan

2. Ketika menjenguk nenek yang sedang sakit perasaan yang

kita rasakan..

a. Senang

b. Bahagia

{

Sedih

3. Pengalaman menyedihkan membuat ....

E tertawa

I

c tertidur

d(menangis

_,-4.

Pengalaman diri yang lucu membuat ...

a. sedih

b. menangis

{tertawa

5. Ulang tahun Adi dirayakan oleh keluarganya, Adi merasa...

a. Sedih

r


(2)

b.

)(

Jengkel Senang

a. b.

K

Gambar diatas Niko bersama a. Jalan

-

jalan

Y(Menonton lumba

-

lumba

c.

Bernyanyi

ayahnya sedang...

lra pindah kerumah baru, lra merasa senang, barang apa yang dibawa lra pada gambar diatas?


(3)

8.

Ketika kamu sakit, kamu pasti dirawat oleh ibumu dengan

penuh kasih sayang.

sakit

yang kamu alami merupaiian

peristiwa....

{Menyedihkan

b. Lucu

c. Menyenangkan

Y

Budi

tidak

punya seragam sekorah, seragamnya semua

/

hanyut kerena banjir. Kemudian Budi mendapat bantuan

seragam

dari

sekolah.

Peristiwa

yang

dialami

Budi

merupakan peristiwa. . .

(Gembira

b.Sedih

c. Lucu

14.

Dewa mendapat

adik

baru. lbu Dewa melahirkan adiknyra

pada

waktu

Dewa

kelas

I

sD.

peristiwa

yang

dialami

Dewa merupakan peristiwa. . .

a.Sedih

b. Lucu

\Gembira

11

.

contoh

peristiwa

dalam

keluarga

yang

menyenangkan

adalah. . .

\rcetaniran

adik

b. Kematian saudara c. Kehilangan uang

12.

Contoh peristiwa yang menyenangkan yaitu...

d

ninelikan balul haru b. Terjatuh dari sepeda

c.

Sedang sakit


(4)

a*u

13.

Contoh peristiwa yang menyedihkan yaitu...

a. Disayang ibu

\zoimdrahi

ayah

c.

Diberi hadiah

/

./

y

Mendapatkan piala termasuk pengalaman...

/

a. Lucu

X

fuenyedihkan

c.

Menyenangkan

15.

Setiap peristiwa hendaknya menjadi...

^I( Pelajaran

b. Peringatan

c.

Pedoman

,/

*W

Tidak dapat hadir pada pesta ulang tahun temarr adatah

pengalaman yang...

\.

nnenyenangkin

b. Lucu


(5)

I

I

I

roTo-FoTo

PENELITIAI{


(6)